Maaf Cia.

17.7K 1.8K 127
                                    

Uda lah, pokoknya kalian jangan pelit voment💃.

Author Pov.

Cia meringis perlahan saat Mamanya memnyentuhkan kapas yang sudah dibasahi dengan alkohol ke dahinya, setelah Afran melempar kepalanya dengan mobilan truknya.

Dahi Cia langsung terluka dan mengeluarkan darah. Para orang tua panik tak terkendali, bahkan Bunda Afran langsung menepuk tangan Afran kuat.

Membuat pria itu menangis sesenggukan di pelukan sang Ayah. "Maafin Afran ya nak Cia, dia memang agak sensi sama orang baru" Ujar Bunda Afran merasa bersalah.

Cia tertawa pelan, dia sudah biasa terluka begini, apalagi dia guru Tk. Kelasnya saja berasa seperti ajang pertempuran, barang yang dilempar kesana kemari, teriakan dan hal aneh lainnya.

Karena Tk Tadinya Mesra kini tak mesra lagi, jadi bawaan muridnya mau marah aja. Jadi ya begitulah.

"Gapapa Tante, Cia uda biasa kok." Bunda Afran tersenyum kecil, nampaknya dia tak salah menjodohkan Afran dengan Cia.

Cia menatap ke arah Afran yang masih menangis dipelukan Ayahnya, tubuhnya bergetar pelan karena isakannya.

"Huhuuu..hiks..Afan nakal enggak..hiks..Afan nakal enggak Ayah..hiks..Afan nakal enggak.." racaunya terus menerus.

Sedikitnya membuat Cia merasa bersalah, karena Cia sksd jadinya Afran dimarahin. "Afran, maafin Cia ya." ujar Cia lembut.

"Bukan salah kamu Nak" sela Bunda Afran. Cia menggeleng pelan, dia berdiri dan berjalan mendekati Afran.

"Tapi karena Cia deketin Afran, jadinya Afran keganggu Tante. Makannya dia marah dan lempar Cia pakai truk."

Memang sih, Cia dalangnya. "Tapikan-"

"Uda Tante, gapapa kok."

Okelah, Bunda Afran ngalah aja sama calon mantu kesayangan. "Oh iya Tan, Afran ini anak ke berapa?" tanya Cia kepo. Dia mengelus rambut pirang Afran lembut.

Membuat siempunya merenggangkan pelukannya dan menatap sedih Cia.

"Oh, sebenarnya Afran anak sundul, dia anak ke 2 dari 3 bersaudara" ujar Ayah Afran.

"Ouh, saudaranya cewek apa cowok?"

"Cowok"

Cia mengangguk pelan. "Nanti kalau kami nikah. Kami tinggalnya agak jauhan dari saudara Afran ya Bun" pinta Cia yang terdengar agak aneh.

"Loh? Memangnya kenapa?" tanya Bunda Afran.

Cia tertawa pelan. "Soalnya Cia gamau ada perusuh di rumah tangga Cia sama Afran nanti." benar, Cia hanya takut jika saudara laki-laki Afran akan menjadi musibah dirumah tangga mereka nanti.

Mama Cia lantas menyikut perut putri tunggalnya itu. "Kamu gaboleh suudzon!" tegurnya kesal.

"Gapapa Liz, memang sudah seharusnya Cia antisipasi soal hal itu. Oke, nanti kamu sama Afran tinggalnya di kota lain ya Nak"

Cia mengangguk puas, setidaknya tidak akan ada hama dirumah tangganya kelak. "Yaudah, kita pulang aja yuk Ma. Cia setuju kok soal perjodohan ini, tenang aja. Nikah besok pun jadi, gaskeun."

Bunda dan Ayah Afran terkekeh pelan, absurd sekali calon menantu mereka ini.

Sedangkan Afran malah menarik ujung dres Cia, membuat gadis itu menoleh. "Kenapa Afran?" tanya Cia lembut.

Afran masih terisak pelan, dengan ingus yang keluar masuk. "Afan main mau Cia sama" cicitnya memohon.

Mendengar jika Cia akan pergi, membuat Afran tak rela. Dia mau main sama Cia. Cia sendiri malah mengelus pipi gembul Afran.

"Tadi Afran nakal, Cia gamau main sama Afran." goda Cia bercanda.

Tapi Afran malah menangis, sudut matanya berkedut dan langsung mengeluarkan air mata. "Hiks..Huaaaaaaaa Cia bunda main gamau Afan samaaaaa" tangisnya histeris.

Dia kembali memeluk sang Ayah.

"Cia! Jangan ganggu Afran, lihat dia nangis lagi!" marah Mama Cia sembari menjewer telinga Cia.

"Aduduh, sakit tau Maaaaa"

"Huaaaaaaaa Tante jewer Cia jangaaaaaan!!" marah Afran sembari melepas pelukan sang Ayah dan melepas jeweran Mama Cia dari telinga Cia.

Dia mengelus kasar telinga Cia karena kepanikan "Hiks..Cia kuping merah jadi..hiks..huaaaaaaaa merah jadiiiii" tangisnya lagi.

Bukannya mendiamkan Afran, mereka semua malah tertawa karena merasa gemas. Kasian Afran, poor baby Afran.































Tbc.
Janlup voment💃.

My Idiot Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang