Happy Reading!
Vote&Comment yaa!
_____________
"Jangan lupa kunci pintu belakang.""Iya kak"
"Oh ya, jendela juga jangan lupa dikunci."
"Iyaaa"
"Nanti kalo tukang delivery dateng, pintu jangan dibuka lebar-lebar."
"Nanti kaloㅡ"
"IYA KAK DOYOUNG! AKU UDAH BUKAN ANAK KECIL LAGI!" Bentak Ara, ia kesal karena Doyoung yang sudah siap itu terus mengingatkannya akan hal yang sudah ia lakukan.
"Aku udah kunci pintu belakang, jendela juga udah. Kakak gak perlu se khawatir itu." Ujarnya dengan nada yang biasa. Kekesalannya sudah berangsur menghilang.
"Huh, kakak jadi khawatir berlebih sama kamu. Pokoknya kamu makan delivery jangan masak sendiri. Dan inget, jangan tidur malem-malem, awas aja." Setelah selesai mengancam, Doyoung kemudian bergegas keluar dan tak lupa mencium kening adiknya.
"Jaga diri baik-baik, kakak kemungkinan pulang lusa."
"Iya ish, kak Doy bawel banget." Sinis Ara sambil cemberut.
"Yaudah, cepet kunci pintunya."
Doyoung dengan segera bergegas dan pergi menggunakan mobilnya. Ara kemudian mengintip dari jendela, ia dapat melihat mobil sang kakak yang telah menjauh dari lingkungan rumahnya.
Ara kemudian bergegas mengganti pakaiannya. Ia mengabaikan perintah Doyoung yang memintanya untuk delivery makanan. Ara memilih untuk menyambar selembar roti di atas meja makan dan memakannya dengan terburu-buru. Ia tidak punya banyak waktu sekarang.
Sudah lama ia menekuni hobinya yang ilegal ini. Ara tau bahwa ini adalah hal yang salah , ia juga bahkan menyembunyikan semuanya dari Doyoung. Gadis itu kemudian memakai hoodie hitam beserta masker juga sebuah topi hitam yang selalu menemani setiap aksinya.
Ara menatap sendu foto sang mama yang terpajang di ruang tengah. "Mah, aku pergi dulu." Ara kemudian menghentikan langkahnya, ia kembali menatap foto sang mama. "Aku tau mamah marah sama kelakuan anakmu ini. Tapi maaf mah, aku gak bisa berhenti."
Detik jarum jam terus berputar membuat degup jantung Ara terus berdetak dengan kencang. Ia berlari melewati beberapa gang sampai akhirnya sampai di sebuah rumah kecil yang berada di ujung jalan. Ia merapikan masker dan mengikat rambutnya, ia lalu masuk ke dalam rumah tersebut dengan perlahan.
Sunyi, seakan tak ada kehidupan di dalamnya. Ara masuk kemudian memindahkan sebuah vas bunga di ruangan pertama membuat sebuah ruangan lainnya yang terdapat di tembok terbuka dengan perlahan.
Ia melangkah masuk dengan tergesa tak lupa menekan tombol penutup juga.
"Lo telat 7 menit." Sinis seorang pria berambut pirang gondrong yang tengah duduk di depan computer.
Ara menetralkan deru nafasnya, kemudian ikut menatap sinis pria tersebut. "Kak Doyoung yang bikin lama. Tapi untungnya dia pergi, jadi gue gak perlu khawatir."
"Tetep aja lo telat." Balasnya tak kalah sengit.
"Udah udah cukup, kita harus berangkat sekarang."
Seorang pria lain datang membuat Ara langsung menyambar beberapa amunisi dan mengisi pistol miliknya. Tak lupa ia juga menyelipkan pisau lipat di pinggang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭 𝐀𝐠𝐞𝐧𝐭-𝐋𝐞𝐞 𝐇𝐚𝐞𝐜𝐡𝐚𝐧√
Fanfiction𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠! (𝟏𝟕+) 𝐊𝐢𝐦 𝐀𝐫𝐚, 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐣𝐮𝐭𝐚 𝐫𝐚𝐡𝐚𝐬𝐢𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐤𝐞 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐨𝐥𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚, 𝐋𝐞𝐞 𝐇𝐚𝐞𝐜𝐡𝐚...