SA-08🔏

1.1K 172 9
                                    

Happy Reading!

Vote&Comment ya!

_______________

"Kamu mau kemana?" Tanya Doyoung sambil menatap kesal ke arah adiknya yang sudah rapih itu.

Ara menggenggam erat tepi ransel nya, "Mau sekolah, gabut kalo dirumah."

"Kamu ini kenapa sih? Sekarang jadi ngeyel kalau dibilangin. Gimana kalau orang kemarin masih ngincer kamu?"

Ara diam sebentar lalu menatap kakaknya sengit, "Aku gapeduli, kakak jugaㅡ udah gak peduli aku kan?"

Gadis itu berlari menyambar pintu dengan cepat, ia menghiraukan Doyoung yang terus berteriak mencegah. Lagipula, Ara tengah menyadari hal lain. Kenapa reaksi Doyoung terlihat biasa saja? Padahal dulu, walau Ara terluka sedikit saja, Doyoung pasti akan langsung memerhatikannya dengan berlebih.

Namun sekarang, Doyoung terlihat berbeda. Sangat berbeda.

Ara berlari dan memberhentikan sebuah taksi. Ia bahkan menonaktifkan ponselnya, ia masih enggan berbicara pada Felix. Jika dipikir-pikir, kenapa beberapa orang disekitar Ara mulai berubah? Ini aneh.

15 menit berlalu, Ara sampai dan langsung berlari kecil setelah membayar taksinya.

"Ra! Kim Ara!" Itu suara teriakan Felix, namun Ara memilih berlari lebih cepat dan menghiraukan nya.

Dukk

"Awsh" Ara meringis saat dirinya tidak sengaja menabrak siswa lain di lantai 2, gadis itu langsung bangun dan membungkuk tanpa melihat wajahnya. Ara sampai terjatuh, namun siswa itu tidak goyah sedikitpun.

"Lo gapapa? Sorry, harusnya gue gak berhenti di tengah jalan gini." Ucapnya sambil membantu Ara berdiri.

Jaemin menatap Ara khawatir karena lutut gadis itu sedikit lecet karena ulahnya yang berdiri sembarangan. "Gue gapapa, gue yang salah, sorry."

"Lutut lo luka, ayo ke UKS, biar gue obatin dulu." Ajak Jaemin sambil menyeret pelan pergelangan tangan Ara.

Gadis itu tidak menolak, Ara memilih membiarkan Jaemin membawanya ke UKS saat ia mulai melihat seseorang di ujung lorong. Haechan menatapnya dengan remeh membuat Ara kembali menciut. Mungkin kali ini, Ara harus mencari cara untuk selamat.

"Lo tunggu bentar ya? Biar gue ambilin obat merah." Jaemin bergegas membuka kotak obat dan juga mengambil beberapa yang dibutuhkan.

Ara terus memandang cemas ke arah pintu UKS, entah kenapa hatinya malah tidak tentram sekarang. Bagaimana kalau Haechan datang dan menyakiti Jaemin?

"Ini cuma luka sedikit kok, biar gue aja." Ucap Ara yang merasa tak enak, ia tak begitu mengenal Jaemin, ia juga tak boleh langsung percaya begini bukan?

"Sssutt, diem. Lo luka gara-gara gue, biar gue yang obatin." Jaemin mulai mengoleskan obat merah dan juga membuka gulungan kasa. Ia bisa mendengar ringisan kecil Ara walau samar-samar.

Lelaki itu bangkit, ia kemudian kembali menyimpan obat merah dan duduk disebelah Ara, "Gue tau, lo lagi ngehindarin Haechan kan tadi? Beruntung gue cepet bawa lo kesini."

𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭 𝐀𝐠𝐞𝐧𝐭-𝐋𝐞𝐞 𝐇𝐚𝐞𝐜𝐡𝐚𝐧√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang