SA-18🔏

1K 173 44
                                    

Happy Reading!

Vote&Comment ya!

Maafin authornya baru bisa update mwehe:)

_____________________

Jam menunjukkan pukul 9 malam dan Doyoung masih belum kembali. Ara duduk di kursi rodanya sendirian sambil memandang Bangchan yang belum membuka matanya sama sekali. Dokter beberapa saat lalu mengatakan bahwa kondisi Bangchan tidak stabil dan begitu rentan membuat Ara semakin khawatir.

"Kalau aja gue ga bunuh Jaehyun hari itu, mungkin gaakan jadi rumit kayak gini." Gumamnya sambil menunduk, Ara mulai meneteskan air matanya.

Cepat ataupun lambat, Black Shadow itu akan menyelesaikan tugasnya. Yang paling Ara takutkan adalah, dia akan mengambil orang-orang terdekatnya terlebih dahulu sebelum Ara. Gadis itu tak ingin hal buruk yang ada di kepalanya terjadi.

Menyesal? Tentu Ara merasakannya, tapi ia tak bisa memutar waktu untuk kembali.

Sudah 2 jam Ara berada disana, hanya memandangi Bangchan dan memastikannya tetap bernafas. Ara takut, ia takut kehilangan sosok leader yang menjadi penyemangat nya selama ini. Ia takut, sangat takut.

Entah kenapa semenjak teror ini dimulai, Ara bahkan tak bisa menempatkan posisi emosinya dengan baik. Ia bahkan jadi terlihat lemah dan lebih mudah terpancing emosi.

Pintu kamar terbuka, menampilkan Hyunjin yang terlihat sangat rapi disana. Ia menunduk sebentar lalu menghampiri Ara dan memilih untuk duduk di kursi kecil sebelahnya.

Sempat terjadi keheningan, baik Ara maupun Hyunjin masih kebingungan untuk memulai pembicaraan.

"Gue minta maaf." Kalimat itu lolos dari bibir Hyunjin yang akhirnya terbuka dengan terpaksa. Rasa bersalahnya terlalu besar, mau tidak mau Hyunjin harus mengalah terlebih dahulu.

"Lo gak salah, jangan minta maaf. Harusnya gue juga gak nuduh lo waktu itu." Gumam Ara dengan nada yang rendah.

Hyunjin bangun dan duduk berlutut di bawah Ara, ia menggegam kedua tangan gadis itu yang berada di atas paha nya.

"Gue gatau berapa lama lagi waktu yang gue punya, intinya gaakan lama. Tapi gue janji, gue bakal lindungin lo sampe waktu gue tiba."

Ucapan Hyunjin begitu membuat Ara sakit, Ara yang melakukannya lalu kenapa harus Hyunjin yang melindunginya?

"Lo ngomong apasih? Ngga! Kita pasti bisa balikin keadaan, kita ngga selemah itu Jin!" Ara kemudian berusaha melepaskan tangannya, namun Hyunjin nampak tidak mengizinkan.

Hyunjin semakin mengeratkan genggamannya. "Gue yang salah disini, kalau aja waktu itu gue gak terima tawaran klien, mungkin ini semua gaakan terjadi."

Ara menggeleng tak peduli, "Jangan salahin diri lo, kita ini keluarga. Gue salah, ini salah gue Jin. Gue yang narik pelatuknya dan ㅡ"

"Ara, lo bilang kita ini keluarga kan? Kalau gitu biarin gue ngelindungin lo. Anggap aja ini sebagai bayaran atas rasa bersalah gue. Lo udah terlalu banyak nanggung beban Ra, cewek gaboleh kayak gitu." Ujar Hyunjin dengan tatapan yang begitu nanar.

Kedua netra Ara telah berair, namun ia tak ingin menumpahkan nya sekarang. Ia tak bisa lemah, ia harus kuat.

"Hyunjin...." Lirih Ara dengan gemetar.

Drrttt

Drrttt

Ponsel Hyunjin bergetar membuat sang empu langsung berdiri khawatir.

𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭 𝐀𝐠𝐞𝐧𝐭-𝐋𝐞𝐞 𝐇𝐚𝐞𝐜𝐡𝐚𝐧√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang