Happy Reading!
Vote&Comment yaa!
comment yu, sepi sekali:)
_______________
Seorang lelaki berjalan tertatih dengan terus memegangi lengan kiri bagian atasnya yang terluka dan cukup mengeluarkan banyak darah. Salju yang turun membuatnya menggigil begitupun dengan darahnya yang mungkin saja hampir membeku.
Ia terjatuh saat sudah tak mampu lagi menopang tubuhnya dengan benar. Lelaki itu mengerang kuat sambil mencengkram tangannya yang kini mulai mati rasa. Netranya mulai memejam saat merasakan dingin yang mulai menusuk sampai ke tulangnya.
Sebuah cahaya terang datang begitu menyilaukan membuat lelaki itu kembali menyipitkan kedua matanya. Dua orang lelaki turun dari mobil dan langsung mengangkat tubuhnya yang lunglai itu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun dan bergegas pergi dari sana. Entah apa dan siapa, yang jelas mereka pasti mempunyai tujuan yang tidak diketahui oleh siapapun.
Jam telah menunjukkan pukul 7 pagi, lengan kirinya yang terluka telah dibalut perban dan sudah diobati. Netranya perlahan mulai terbuka, ia kemudian meringis saat kembali merasakan ngilu pada lukanya.
Haechan sadar, ia kini berada di tempat yang tidak seharusnya.
"Jangan bangun, luka lo pasti sakit banget."
Suara bariton itu membuat sang empu spontan menoleh, itu Felix, lelaki itu bahkan telah sembuh total sekarang.
Haechan menatapnya seolah meminta penjelasan atas semua yang telah terjadi, namun sebelum itu terjawab Han Jisung kemudian muncul sambil membawa semangkuk bubur dan beberapa obat-obatan.
"Apa yang terjadi sama gue?" Tanya Haechan, dengan bodohnya ia bisa lupa bahwa semalam ia hampir mati kedinginan.
Felix berdecih, "Cih, semalem lo hampir mati. Untung aja kita gak sengaja lewat dan ngeliat lo udah tepar di pinggir jalan."
Hal itu membuat Haechan menghembuskan nafas kasar, "Gimana kabar Ara? Lo terus pantau dia kan?"
Han Jisung mengernyit, nampaknya hanya ia yang tidak memahami situasi ini.
"Sesuai perintah lo, gue selalu awasin dia, tapi dari semalem gue gak bisa hubungin dia."
Han mendekat lalu menyodorkan nampan berisi bubur yang ia bawa, "Jangan salah paham, ini cuma ucapan terimakasih gue karena lo udah jagain Felix selama di rumah sakit."
Walau kesal atas perlakuan Han, Haechan tetap menerima bubur itu dan mulai melahapnya. Bagaimanapun, jujur saja ia memang lapar.
"Gimana sama Jaemin?"
"Setau gue, kemarin Ara pulang sama Jaemin. Harusnya sih ke markas, tapi Christ ngebatalin rencana. Otomatis Ara pulang bareng Jaemin pastinya." Potong Han menjawab Felix yang tadinya ingin menjawab duluan.
Mendengar jawaban dari Han, Haechan langsung menyimpan mangkuk buburnya dan bangkit seketika.
"Loh, lo kenapa sih?"
"Kita cari Ara sekarang, kayaknya gue tau alasan kenapa dia gak bisa dihubungin dari semalam."
Mata Felix membulat, sial! Kenapa dia baru tersadar sekarang?
*****
Tanpa sepengetahuan Ara, Doyoung ternyata telah kembali ke Seoul. Pagi ini ia sampai dan dijemput oleh Taeyong beserta Jihyo dan berencana akan makan bersama. Salju yang masih turun membuat suasana makan terasa begitu nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭 𝐀𝐠𝐞𝐧𝐭-𝐋𝐞𝐞 𝐇𝐚𝐞𝐜𝐡𝐚𝐧√
Fanfiction𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠! (𝟏𝟕+) 𝐊𝐢𝐦 𝐀𝐫𝐚, 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐣𝐮𝐭𝐚 𝐫𝐚𝐡𝐚𝐬𝐢𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐤𝐞 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐨𝐥𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚, 𝐋𝐞𝐞 𝐇𝐚𝐞𝐜𝐡𝐚...