SA-06🔏

1.1K 190 19
                                    

Happy Reading!

Vote&Comment yaa!

________________

Pagi ini Ara berangkat bersama dengan Felix. Walau sudah seminggu berlalu, ia masih tak mau berbaikan dengan Doyoung walau sang kakak sudah berulang kali minta maaf. Doyoung hanya tidak sengaja membentak, namun sepertinya ia lupa bawa adiknya juga seorang yang baperan sama seperti dirinya.

Doyoung bahkan sampai membelikan bermacam-macam kue dan makanan lainnya untuk membujuk Ara, namun hasilnya nihil. Adiknya itu benar-benar keras kepala.

Ara kini telah sampai di sekolah, ia bersama Felix langsung bergegas masuk karena hari ini ia cukup terlambat. Walau begitu, terlambat yang dimaksud adalah hanya kesiangan sedikit saja.

Sepanjang lorong Ara dan Felix tetap berjalan berjauhan sampai pada akhirnya Felix berbelok dan pergi ke kamar mandi. Gadis itu menaiki tangga untuk ke kelasnya, atensinya terfokus saat berpapasan dengan seorang pria tepat saat ia sampai di lantai dua.

"Hey Ra, kamu berangkat bareng Doyoung?" Itu Taeyong, ia menyapa dan tersenyum padanya.

Ara membalas dengan senyum kikuk, pasti Taeyong habis mengantar Jihyo. "Engga kak, kak Doyoung kayaknya sibuk jadi ngga bisa nganterin aku."

"Ah gitu, terus kamu dateng dianter siapa?"

Ara kembali tersenyum, lagian dia sudah terlanjur berbohong. "Aku naik taksi."

Taeyong mengangguk kecil, "Yaudah, kamu belajar yang bener. Kakak duluan ya." Taeyong mencubit pelan pipi Ara kemudian berlalu dengan cepat.

Gadis itu terlihat menghela nafas, sebelum akhirnya naik lagi dan masuk ke dalam kelasnya yang berada di ujung.

Ara kembali terdiam di kursinya saat mendapati Haechan yang menatapnya begitu horor. Dengan cepat, ia berpaling dan berusaha memfokuskan diri dengan buku-buku catatannya.

"Ra!" Jihyo datang lalu menepuk pelan bahu Ara, entah kurang kerjaan atau bagaimana. Yang jelas Ara tak suka.

"Hmmm?" Ara menjawab dengan dehaman kecil.

"Anter ke toilet bawah yu? Gue takut kalo sendirian. Lo tau kan kalo toilet di lantai ini masih belum boleh di pake."

Lagi dan lagi, gadis itu selalu meminta Ara untuk dimintai pertolongan. "S-sorry, gue belum selesain tugas Bahasa Inggris." Ara kembali berbohong.

Jihyo terlihat mendengus kecil, padahal ia hanya ingin berteman dengan Ara. Taeyong bilang padanya bahwa Ara memang kesulitan bersosialisasi dan Jihyo kini mempercayainya. Sangat sulit, bahkan teramat sulit untuk mengajak gadis itu untuk sekedar bicara lebih dari dua kalimat.

Tuk tuk

Ara mendongak, ia melirik Haechan yang sudah berada di samping mejanya. Lelaki itu mengetuk pelan ujung mejanya dan sedikit menunduk.

"Masih gamau ngaku juga?" Tanya nya kemudian melipat kedua tangan di atas meja. Ia juga mendaratkan bokong nya di meja sebelahnya.

Ara menyimpan pena yang berada di tangannya kemudian mendesah pelan. "Kenapa gue harus ngaku? Udah ah, gausah sok-sok an nakut-nakutin. Gajelas lo."

Seperti biasa, Haechan akan mendekatkan tubuhnya untuk membisikkan sesuatu. "Gue punya bukti konkret loh , itu bisa bikin lo masuk penjara." Kemudian ia tersenyum miring.

Haechan kemudian berdiri tegak dan hendak kembali ke kursinya,

"Chan tunggu!" Ara menahan pergelangan tangan lelaki tersebut. "Siapa lo sebenernya?"

𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭 𝐀𝐠𝐞𝐧𝐭-𝐋𝐞𝐞 𝐇𝐚𝐞𝐜𝐡𝐚𝐧√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang