SA-14🔏

1K 180 23
                                    

Happy Reading!


Vote&Comment ya!

______________

Kelas telah selesai sekitar 30
menit yang lalu dan Ara masih setia duduk di bangkunya. Entah sesuatu tengah menganggu pikirannya, apalagi Doyoung yang semakin aneh dan jarang memberi kabar.

Ara melirik ke bangku tempat biasa Haechan duduk dan menganggunya. Kosong, hari ini Haechan tidak masuk dan entah kenapa membuat Ara khawatir. Apa yang salah? Malam itu bahkan sebelum pergi, Haechan sempat-sempatnya mencium pipinya.

Ara pasti sudah gila.

Gadis itu memilih beranjak saat menyadari butiran salju mulai turun di dekat kaca jendela nya. Ini menyenangkan, turun salju di musim hujan sangat langka untuk terjadi.

"Ara! Ayo pulang bareng kak Taeyong."

Entah darimana munculnya, tiba-tiba saja Jihyo muncul dan langsung melingkarkan tangannya di lengan kanan Ara, itu membuatnya risih. Ara harus cari cara, ia harus pergi sebelum Jihyo semakin memaksa.

"Anu, g-gue..."

"Ara udah janji pulang sama gue."

Jihyo mengalihkan pandangannya lalu dengan cepat melepaskan lengannya. "Oh sorry, kalau gitu, gue duluan ya. Bye ra."

Gadis itu langsung berlari keluar sekolah dan sepertinya menunggu di salah satu halte. Mungkin Taeyong sedikit terlambat, mungkin saja.

"Kenapa lo bilang gitu ke Jihyo?" Ara menatap bingung ke arah lelaki yang kini berdiri tepat di hadapannya.

Lelaki itu tersenyum, ia lantas menengadahkan tangannya meminta Ara untuk menggenggamnya. "Gue tau, lo risihkan deket-deket sama dia?"

Hening untuk beberapa saat, Ara tak mengalihkan pandangnya dari tangan lelaki itu yang nampak meminta persetujuan sedari tadi. Hingga akhirnya ia pun menyerah dan menurunkan kembali lengannya.

Jaemin menatap Ara dengan hangat, "Ayo ke markas, jangan marah terus. Malam ini Bangchan bilang bakal ada target, lo yakin gamau ikut?"

Dalam hati, Ara sudah terus-terusan mengumpat. Kenapa harus menerima tawaran klien lagi? Bangchan itu sangat menyebalkan.

"Oh ya, gue udah bawa baju. Jadi lo gausah pulang, pake baju yang gue bawa."

Ara mendelik, "Gue gamau ikut."

Helaan nafas Jaemin membuat Ara sedikit merasa bersalah.

"Jangan egois, gue tau lo pasti kesel banget. Tapi inget ra, mereka juga gamungkin marah tanpa alasan. Sekarang mending lo ke markas dan selesain masalah nya ya? Biar clear hari ini juga."

Lagi dan lagi, Ara masih harus mengalah kali ini.

"Oke fine, gue ikut."

"Nah gitu dong!" Jaemin tersenyum lalu dengan segera mengajak Ara ke mobilnya yang sudah lumayan tertutupi oleh salju.

"Oh iya ra, mau makan sesuatu dulu gak? Kita masih punya banyak waktu." Tawar Jaemin sambil memerhatikan Ara yang tengah memakai seat belt nya.

"Hmm boleh, kebetulan gue ngga makan siang tadi."

Jaemin dengan cepat langsung menginjak gas dan tentunya menuju tempat makan. Jaemin mengerti bahwa Ara masih marah, namun bagaimanapun masalah tetap harus diselesaikan. Kalau terus-terusan saling egois tak akan ada kata selesai.

𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭 𝐀𝐠𝐞𝐧𝐭-𝐋𝐞𝐞 𝐇𝐚𝐞𝐜𝐡𝐚𝐧√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang