SA-22🔏

997 156 8
                                    

Happy Reading!

Vote&Comment yaa!

_______________

Hari ini adalah hari kelulusan, Ara duduk nyaman di samping Jihyo sambil menonton kelulusan kakak kelas mereka. Sudah hampir satu jam setengah dan acara masih belum berakhir, hal itu membuat Ara sedikit mengantuk.

Gadis itu melirik ke arah Jihyo yang terlihat masih bersemangat untuk bersorak dan bertepuk tangan mengapresiasi penampilan di depan sana, namun Ara nampak muak.

"Eh ra, mau kemana? Acaranya belum selesai," Jihyo menahan Ara yang ingin beranjak, namun gadis itu tetap bangun.

"Gue mau ke toilet, kebelet." Balas Ara, tentu ia berbohong.

Tubuhnya terasa begitu pegal karena terlalu lama duduk, dan Ara sudah merencanakan untuk tidak kembali lagi kesini.

Jihyo merengut lalu akhirnya mengangguk, "Mau gue anter?"

"Ngga usah, gue bisa sendiri."

Ara langsung pergi, ia berjalan melewati barisan kursi murid lainnya dan juga menerobos siswa yang ricuh di barisan belakang.

"Huh, kenapa mereka semua bisa tahan lama-lama disana?" Decak Ara kesal sambil mendudukan diri di atas toilet.

Ara meregangkan tubuhnya dan melakukan gerakan kecil. Tubuhnya benar-benar terasa pegal.

Drrttt

Drrttt

Ponselnya bergetar, menampilkan nama dari seseorang yang begitu menyebalkan.

"Apa?"

"Lo dimana sih? Lo pikir gue gak khawatir hah?! Balik ke aula sekarang!"

"Dih ngatur,"

"Kim Ara, cepet balik atau gue susul lo sekarang. Gue tau, lo ada di toilet bilik ke-3."

Seketika Ara langsung was-was, gadis itu melirik ke atas, samping kiri dan kanannya.

"Lo gila ya! Lama-lama lo udah kaya stalker tau gak!"

Terdengar kekehan kecil dari Haechan, lelaki itu memang benar-benar menyebalkan, batin Ara.

"Gue tau semua tentang lo Ra, jadi mending sekarang balik kesini. Gue takut ada yang berniat nyelakain lo lagi."

"Ngga mau, disana terlalu rame. Gue gamau balik ke aula."

Ara lalu menghela nafasnya, ia kembali mendudukkan diri.

Haechan mendesah pelan, "Yaudah kalo gamau. Keluar dari toilet sekarang, kita pergi."

"Lo serius?"

"Ya, makanya cepet keluar."

Pip

Haechan langsung mematikan panggilannya. Ara hanya diam dan masih belum memiliki niat untuk melangkahkan kakinya keluar.

Gadis itu masih berpikir, kenapa Haechan jadi selalu memerhatikannya? Siapa lelaki itu sebenarnya? Ara ingin mengetahuinya, tapi ini pasti akan sulit.

"Kak Doy, Haechan, sebenarnya apa yang kalian sembunyiin dari gue?"

*****



Doyoung menjilat bibir nya yang kering, 2 jam berlalu dan ia masih setia memandang beberapa foto yang terpajang di depannya. Benang merah saling mengait satu sama lain, Doyoung lalu berjalan dan menyimpan satu foto lagi disana.

𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭 𝐀𝐠𝐞𝐧𝐭-𝐋𝐞𝐞 𝐇𝐚𝐞𝐜𝐡𝐚𝐧√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang