SA-16🔏

1K 167 26
                                    

Happy Reading!

Vote&Comment yaa:)

_______________

Haechan telah memisahkan diri dari Han dan Felix sejak pagi tadi. Dan benar saja dugaannya, Han memberi kabar bahwa Ara tidak berada dirumah. Tentu kini Haechan menang, ia sudah berada tepat di depan rumah Jaemin. Tentu saja ia tahu, ini bukanlah rumah asli miliknya. Jaemin tak mungkin mempunyai tempat tinggal tetap.

Bagaimana seorang Na Jaemin yang notabennya adalah seorang pembunuh berbahaya tinggal di tempat jelek seperti ini?

Haechan  sampai tidak habis pikir.

Lelaki itu sebenarnya sudah tau, Jaemin mengincar Ara sejak detik awal pertemuan mereka dulu.

Namun untuk tujuan, Haechan masih belum bisa menyimpulkan. Pasti ada permainan lain di belakang yang tak ia ketahui.

Sekeliling lingkungan rumah nampak begitu sepi, sepertinya Jaemin memang sudah mempersiapkan semuanya dengan matang.

Tapi kenapa? Dan siapa Jaemin sebenarnya? Tidak ada yang tau, siapapun itu.

Haechan kemudian dengan cepat menghubungi Jihoon untuk segera datang ke lokasinya. Lelaki itu membutuhkan setidaknya back up untuk melindunginya. Ia tidak tahu seberapa banyak jebakan yang mungkin telah dipersiapkan oleh Jaemin jika saja ia gegabah.

Baru saja ponsel itu diletakkan, tak lama kembali bergetar. Namun bukan Jihoon, kali ini Han yang mengirimkan sebuah pesan yang membuat Haechan menghela nafas.

"Felix ngabarin gue kalau markas kita diserang, Bangchan kritis, gue gabisa kesana."

Lagi dan lagi, masalah terus berdatangan. Padahal Haechan hanya ingin kasus ini segera selesai.

Tapi tunggu,

Bangchan terluka? Tapi Jaemin masih berada di dalam rumah.

Haechan tersenyum dalam diam, begitupun pikirannya yang sudah ikut tertawa terbahak-bahak.

"Rupanya bukan Jaemin." Gumamnya sambil memukul pelan stir mobilnya.


*****


Ara mengerjapkan pelan netranya saat ia mulai merasakan sesuatu yang menggelitik di lehernya. Gadis itu terkejut namun tak bisa banyak bergerak saat menyadari dirinya tengah terbaring dan terikat di dalam bathup.

Sekuat tenaga, Ara berusaha menjauhkan Jaemin yang kini masih tengah menciumi tengkuknya bahkan sesekali menggigitnya membuat Ara emosi setengah mati. Andai ia tak terikat, Ara pasti sudah membunuh Jaemin detik ini juga.

"Menjauh dari gue Jaemin! Lo bajingan akh ㅡ!" Ara teriak saat Jaemin kembali menggigit lehernya.

Ara tak bisa berbuat banyak, seluruh tubuhnya begitu terasa lemas. Sampai tak lama kemudian Jaemin mulai melakukan hal yang lebih. Kedua tangannya mulai menyingkap rok pendek sekolah yang masih Ara kenakan sedari kemarin.

"Jaemin berhenti! Lo udah keterlaluan, kenapa lo kayak gini sama gue?" Lirih Ara menahan tangisannya.

Bertahun-tahun hidup, baru kali ini Ara merasakan dilecehkan sampai sejauh ini. Ara benci Jaemin, dia benci pria yang seperti ini.

Jaemin menghentikan sebentar aktivitasnya saat mendengar Ara mulai terisak pelan. Lelaki itu menatap Ara dingin dan begitu menakutkan.

Jaemin menaruh kedua telapak tangannya  di pipi Ara lalu mengusapnya pelan, begitupun Ara yang tentunya menolak dengan menggelengkan kepalanya.

𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭 𝐀𝐠𝐞𝐧𝐭-𝐋𝐞𝐞 𝐇𝐚𝐞𝐜𝐡𝐚𝐧√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang