Gimana?

13 4 0
                                    


   "Beneran mau masuk?" Tanya Niko pada adiknya.

   "Iyaa ishh" kesal Audi.

  Kakaknya itu tak bisa diam sejak melihat Audi keluar dari kamar dengan keadaan sudah rapi.

  "Lo kan masih sakit". Ujar Niko lagi.

  "Kaga,,orang kemaren gue cuma pura-pura tidur." Asal Audi. Ia berjalan menuruni anak tangga tanpa memperdulikan Niko dibelakangnya.

  "Dihh,,pura-pura tidur kok sampe malem."

  "Ya kan sekalian tidur" dusta Audi dengan lancar.
 
  "Udah yee bapak, gue mau berangkat udah ditungguin pacar gue didepan.

  "Siapa?" Tanya Niko cepat.

  "Kepo!" Jawab Audi langsung meninggalkan Niko yang memelankan langkah kakinya.

  "Bund, Adek berangkat dulu, assalamualaikum."

  "Nggak sama abang?"

  "Udah ditunggu temen didepan"

"Yaudah ati-ati"

  "Dahh!"

  Percakapan Audi dan bunda yang masih sempat Niko dengar.

---

  "Gini nih kalo ada maunya" ucap gadis yang sedang berada diboncengan dengan sedikit mengeraskan suaranya.

  "Gimana?!" Tanya laki-laki yang sedang diajak bicara oleh gadis itu.
 
Suara bising kendaraan membuat laki-laki itu tidak sepenuhnya mendengar ucapan orang yang diboncengnya.

  "Mau minjem pr kan lo!?" Ulang gadis itu memperjelas.

Laki-laki tadi hanya tertawa untuk merespon

  
--

  "Sebenernya gue takut ama abang lo. Matanya kayak mau copot kalo liat gue jalan ama lo." terang Anaan saat sudah sampai di parkiran sekolah.

  "Lah kenapa tetep ngotot mau jemput?" Tanya Audi sedikit sewot.

  "Demi kepentingan bangsa dan negara" jawab Anaan bangga sambil menepuk dada bidangnya.

  "Dih!" Jijik Audi kemudian menoyor kening Anaan.

  Hanya percakapan absurd yang mengiringi perjalanan kedua remaja itu menuju kelasnya.

Tapi..

  " Hai Ay" sapa Anaan pada gadis yang baru saja berpapasan dengannya.

  "Eh iya, hai! Kok tumben udah berangkat?" Gadis itu membalas sapaan Anaan.

Ajeng namanya.
Cantik,  dengan kulit putih,tinggi,  hidung mancung, rambut panjang ikal berpirang diujungnya.

  Incaran lelaki tentunya.

Mantan Niko. Baru seminggu putus:)

  "Gapapa kepagian, liat yang adem-adem juga kayak lo" gombal Anaan yang membuat Audi memutar bola matanya malas.

Kebiasaan.

  "Sendiri aja? " Tanya Anaan lagi.

  "Oke gue anterin yaa ke kelasnya" tawar Anaan.
 
  Belum sempat Ajeng menjawab, tanganya sudah ditarik oleh Anaan.

"Udah sama gue aja biar aman". Modus Anaan.

  "Itu.. Audi gimana?" Ucap Ajeng saat melihat Audi masih berdiri tak bergeming melihat pertunjukan dua sejoli itu.

   "Dia mah ngga ada yang berani ganggu. Galak, biasanya juga jalan sendiri" yakin Anaan pada Ajeng




Tbc.

AnganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang