"Maafin abang.." ucap Niko lirih tepat didepan wajah adiknya.
Tak ada jawaban.
Memperhatikan wajah menyesal Niko. Matanya, bulu mata lentiknya, hidung mancungnya. Dann...
Bibir..?
Tidak!
"Alfa nya ntar tutup!!" Alih Audi gugup sambil menunjuk ke depan.
Kembali ke posisi awal, Niko fokus dengan jalan yang dilaluinya. Audi masih sibuk dengan jantungnya.
"Berarti udah ya?" Tanya Niko menggoda.
"Iya!!!"
--
"Bayarin!"
"Lo bilang nemeninnn" protes Niko.
"Gue nggak bawa duit" jawab Audi songong.
"Gue juga nggak bawa "
"Lo gimana sihhh!!" Panik Audi.
"Kan lo bilang nemenin,,ya gue nggak bawa dompet lah." bela Niko.
"Lo!.. ih!!" Mata Audi berkaca-kaca.
Padahal Niko hanya mempermainkannya saja."Balikin aja ya di" ucap Niko lagi menahan tawanya.
Audi langsung menjatuhkan keranjang penuh yang dibawanya.Kesal.
Niko tak tau kalau respon adiknya sampai seperti ini.
"Lagi PMS kali yaa" -batin Niko.
Niko langsung merangkul pundak Audi saat adiknya itu hendak pergi.
"Gue nggak ada cash. Adanya ini" ucap Niko sambil menunjukkan kartu warna hitam bertuliskan BRI.
"Paan sih!" Masih merajuk.
"Dihhh sewott!" Ledek Niko sambil mencolek dagu Audi kemudian tertawa.
"Ayo" ajak Niko.
--
"Nggak lucu tau nggak!" Kesal Audi sampai rumah.
Niko tertawa melihat wajah kesal Audi.
"Apa!!" Bentak Audi pada Niko yang semakin terbahak.
Bugh!"Sakit anj-!!"
"Apa!!Apa!!"
"ANJANI!!!" teriak Niko lari ke kamarnya.
"Bunda!!" Kesal Audi. Apapun jadi masalah kalo lagi sensi.
"Wleeek" ledek Niko dari jauh.
"Muatamu!!!" Jerit Audi keras.
"Gue telfon ke bunda" kali ini santai.
"Hiks..hiks..hiks"
Menenggelamkan kepalanya ke lipatan kakinya. Audi menangis.
Cengeng.
"Gue menang!!"
"Hiks..hikks.."
"Gue menang!"
Brukk..
"Dii"
"Dek"
"Nggak lucu, gue bilangin bunda lo"
"Gue ke bunda nih"
"..."
"Kenapa sih di?!" Cemas Niko kemudian membopong Audi ke sofa. Pilihan terdekat.
Niko menepuk pipi Audi pelan. Menempelkan punggung tangannya ke kening sang adik.
Tidak panas.
Kenapa pingsan?
Niko mengoleskan minyak kayu putih ke kening Audi.
Belum bangun juga.
"Jangan ngeprank deh di. Nggak lucu"
"Gue cium nih"
Masih belum bangun.
"Di!!" Bentak Niko.
Cemas.
Telfon laras!
--
"Gue nggak tau. Tiba-tiba gini." Jawab Niko saat laras dan temannya menanyai kronologi sampai seperti ini.
"Bawa ke kamar dulu aja bang"
"Lah ini kapan bangunnya?" Tanya Niko tak sabaran
"Ntar juga bangun bang,,elah"
"Kalo nggak bangun gimana?"
"Suruh Anaan cium aja" ceplos teman Audi yang satu lagi.
"Nggak usah makasih, udah sono balik""Dih tadi suruh cepet,sekarang diusir" sewot laras.
![](https://img.wattpad.com/cover/223481419-288-k903130.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angan
Genç KurguTentang Aku, yang ingin sedikit lebih banyak mengenal kamu, sedikit lebih banyak dekat dengan kamu. Kamu. Sempurna, menurut sudut pandangku.