Audi, atau lebih tepatnya Ranafia Maudi. atau panggil saja sesukamu, dia tak akan marah.
Sedang mengerjakan PR nya dengan posisi diatas kasur sambil tengkurap dan kaki di arahkan keatas. Sesekali berdecak kesal karena tak juga menemukan jawaban dari soal-soalnya.Menjambak rambutnya frustasi sambil berguling kesana kemari sampai kasurnya tidak bisa dikatakan kasur seorang gadis lagi.
Gadis berumur 16 tahun itu membuka laptopnya mencari tugas yang sedang ia buru.
"Adek main hp mulu" tiba-tiba bundanya datang membawa selembar uang berwarna hijau.
"Garem dapur abis, bantuin bunda ke warung mba Ani dong dek" pinta bunda pada Audi.
Audi langsung beranjak dari kasurnya, berjalan ke arah bundanya dengan senyum dan alis yang dinaik-naikkan. Entah apa maksudnya, bundanya saja geli melihat putrinya yang satu itu.
Audi keluar dari kamar setelah berpamitan pada bundanya, lalu menuju garasi dan mengeluarkan sepedanya.
-
Sepulang dari warung mba Ani, Audi meletakkan sepedanya asal. Sedikit berlari menuju dapur.
"Nih bunda" kata Audi sambil menyodorkan kantong plastik yang berisi garam dapur. Ia langsung pergi hendak kekamarnya. Baru beberapa langkah bundanya bertanya.
"Kembaliannya mana dek? Garemkan cuma 6000"
"Ongkos jalannya mahal bun" jawab Audi sedikit berteriak karena jarak ia dan bundanya cukup jauh. Bundanya hanya geleng-geleng sambil tersenyum geli mendengarnya
Kembali lagi ke kasur, Audi merentangkan tangan kemudian menjatuhkan badannya ke kasur. Sambil menggerakkan tangannya naik turun, ia meraba-raba kesamping, mencari guling yang ia namai icep.
Ketemu!
Ia mengelus-elus icep seakan-akan guling itu kekasihnya.
Dasar Bucin!
Tiba-tiba saja pintu terbuka menampilkan makhluk yang dengan tidak sopannya masuk ke kamar Audi dan menjatuhkan bokongnya ke kasur yang juga ditiduri oleh Audi.
"Lo makin cakep aja Di" kata laki-laki itu sambil tersenyum jenaka memandang Audi yang memasang wajah kesalnya.
"Gue emang cakep tiap harinya" jawab Audi pede.
Laki-laki tadi langsung menoyor kepala Audi. Audi yang ditoyor malah cengengesan.
"Aa' lagi galau nih, jalan yuk" ajak laki-laki tadi.
"Jajan pokoknyee! " jawab Audi lantang sambil beranjak dari kasurnya menuju lemari.
Sepergian dengan Audi yang sedang berganti pakaian, laki-laki itu membaringkan tubuhnya ke kasur yang Audi tempati tadi sesekali melirik dan tersenyum melihat gadis yang sedang beranjak remaja itu.
Ia memperhatikan cara Audi memoleskan bedak ke wajah dan lipt tint ke bibir mungilnya.
Cantik.
Bohong jika ia mengatakan bahwa Audi itu jelek.
"Udah, ayok buruan" ucap Audi membuyarkan lamunan laki-laki yang menyebut dirinya Aa' tadi.
Beranjak dari kasur kemudian mengikuti Audi yang sudah jalan agak jauh didepannya. Laki-laki itu mensejajarkan langkahnya dengan Audi kemudian menggandeng tangan gadis itu. Audi tidak keberatan.
"Bun, abang ajak Audi jalan bentaran ya" pamit laki-laki itu sedikit berteriak.
" Sini kamu! Gak sopan ya" kata bunda sambil menjewer telinga niko-laki-laki tadi dengan bercanda. Niko hanya tertawa sambil mencuil-cuil dagu bundanya.
"Pulang jangan kemaleman" lanjut bunda lagi.
Niko-Abang Audi. Menempatkan tangannya di dahi seperti sedang hormat kemudian mencium bundanya lalu pergi, masih dengan tangannya yang menggandeng jari-jari yang lebih kecil dari jari-jarinya itu.
"Gue tadi dapet duit dong dari bunda" kata audi tiba-tiba memamerkan selembar uang berwarna ungu dan dua lembar uang abu-abu saat sudah sampai di dekat motor matic abangnya.
"Dikasih sama malak beda jauh kalik" ledek Niko.
Audi kesal, darimana abangnya tau.
"Yang penting duit" sewot Audi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angan
Teen FictionTentang Aku, yang ingin sedikit lebih banyak mengenal kamu, sedikit lebih banyak dekat dengan kamu. Kamu. Sempurna, menurut sudut pandangku.