"Gue kayaknya udah kenyang deh, gue balik dulu ye" ucap Anaan.
"Lo mah kebiasaan abis makan balik" jawab Audi sebal.
Pasalnya Anaan memang suka menghabiskan stok cemilan Audi dulu sebelum pulang. Biar nanti Audi merengek minta temenin jajan katanya .
"Gue mau nonton MU tanding ama chelsea ntar jam 5 "
"Sekarang kan baru jam setengah 5"
"Ya gue kapan mandinya maemunah!" Sungut Anaan.
-
"Naan ngumpul sini!" Ucap seseorang dari sebrang sana melalui panggilan suara.
"Bentaran, boker dulu" jawab sipenerima panggilan.
"Pakek aer nan jangan pakek tissue" usil Edo si penelepon tadi. Gelak tawa terdengar diujung sana.
"Yeee. Bacot urang" sewot Anaan.
-
"Si ajeng gile cantik bener" ceplos salah satu temannya saat Anaan baru saja duduk di bangku. Ia hanya melirik sekilas sambil tersenyum.
Memang, kabarnya dia sedang dekat dengan Ajeng. Melihat respon Ajeng yang welcome saat Anaan menawarkan diri untuk mengantar Ajeng ke ruang kelasnya membuat teman-temannya yakin kalau mereka positif jadian.
"Iya Di? Kenapa? Ini lagi sama anak-anak." Suara Diki memecahkan keheningan. Tidak,,bukan suara ngondek lagi yang ia keluarkan. Lebih lembut dan sedikit... Laki:x
Perhatian tertuju pada Diki yang terlihat tidak seperti biasanya. .
Di?
Siapa yang dia panggil Di? Tanya Anaan di dalam pikirannya.
Kenapa Anaan jadi ingin tau urusan Diki sih.
"Pacar lo yee!!?" Tanya Anaan dengan suara nyaring menuntut."Gue kesana bentar lagi" ucap Diki sebelum memutus sambungan.
"Audi" jawab diki singkat sambil menahan senyum.
Anaan memicingkan matanya. Kenapa Diki yang Audi hubungi, kenapa bukan Anaan."Nggausah deket sama Audi, dia galak. Maknya singa" seperti gurauan, tapi masih terdengar seperti perintah.
"Dia mau minjem buku" jawab Diki santai.
"Nggausah di pinjemin" ucap Anaan sedikit...sarkas.
"Nggak apa -apa sih dirobekin juga buku gue. .Audi tuhh...ah gue jadi kepikiran dia mulu" jawab Diki sambil melihat ke langit-langit membayangkan wajah manis Audi.
Anaan berdiri dari duduknya mencengkram kerah jaket Diki,,menatapnya tajam dan menghembuskan nafas berat.
"Ntar digigit nangeess" sambil menepuk pelan bahu Diki.
Mengangkat tangannya ke udara isyarat pergi sebentar.
Anaan melenggang menuju motornya,,menyalakan kunci,dan pergi dari sana.
"Apaan sih lo Dik senyum-senyum sendiri" tegur Edo saat melihat Diki.Yang lain ikut heboh dengan menyentil kening Diki.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angan
Fiksi RemajaTentang Aku, yang ingin sedikit lebih banyak mengenal kamu, sedikit lebih banyak dekat dengan kamu. Kamu. Sempurna, menurut sudut pandangku.