"Udah udah udahh" Suruh Anaan pada Audi yang terus saja melemparinya bantal sofa.
"Sakit Di..." rengeknya
Audi tak menggubris. Ia mendudukkan bokongnya ke karpet dan menyandarkan punggungnya ke sofa .
Anaan juga tak repot untuk meyakinkan bahwa badannya sakit. Ia mengambil kuda-kuda untuk melangkahkan kakinya melewati bahu Audi.
Jadilah mereka terlihat akur dengan Audi yang berada disela kaki Anaan sambil nonton upin ipin kesukaan Audi.
"Gue suka bingung kok lo suka banget ama yang botak-botak kaga gede-gede lagi." Ledek Anaan.
"Lebih mantep" jawab Audi.
"Apasih ambigu woy!"
"Otak lo yang fiktor" sungutnya tak terima. "Lo diem aja bisa nggak sih" lanjutnya lagi.
Anaan dengan sengaja menarik dagu Audi keatas untuk melihat kearahnya. Ia refleks memejamkan matanya sejenak. Jantung Audi yang tiba-tiba terasa seperti lomba maraton membuat Audi mati gaya. Ia memperhatikan Anaan yang sedang memejamkan matanya.
Anaan membuka matanya, tatapannya langsung bertemu dengan mata hitam terang milik Audi. Membuatnya...
Ah entahlah.
Sudah hampir 1 menit dengan posisi yang sama. Audi mengerjapkan matanya beberapa kali. Membuatnya terlihat lucu dimata Anaan.
Anaan mengikis sedikit jarak diantara mereka.
Sedikit lagi..
"Atokkk...oh atokk" suara upin dan kawan-kawannya mengacaukan moment keduanya.
"Gu-gue laper mau bikin mie"
"pancinya depan kompor" intruksi Audi dari kejauhan saat Anaan sudah hampir sampai ke dapur, takut takut Anaan tak tahu letak alat-alat dirumahnya.
Audi melanjutkan nonton upin ipin sendiri, menghiraukan jantungnya yang mungkin sudah tak aman lagi. Mengatur nafas untuk menetralkan salah tingkahnya dan memikirkan topik apa yang akan ia bahas kalau Anaan kembali duduk bersamanya lagi.
5 menit berlalu.
Audi mengalihkan pandangannya dari tv ke arah datangnya suara langkah. Ada Anaan yang berjalan ke arahnya membawa mangkok di tangan kanan dan minuman kaleng yang ia beli bersama Audi di tangan kiri. Audi hanya melihat mie yang Anaan bawa.Tidak seperti biasanya yang selalu protes kalau Anaan tak memikirkan dirinya. Kali ini Audi diam, dan melanjutkan nontonnya tanpa suara.
Audi juga tidak keberatan dengan Anaan yang masih tetap duduk di kursi awal tadi. Kaleng minum tadi ia letakkan ditangan Audi yang sedang menganggur. Tanpa izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angan
Teen FictionTentang Aku, yang ingin sedikit lebih banyak mengenal kamu, sedikit lebih banyak dekat dengan kamu. Kamu. Sempurna, menurut sudut pandangku.