"Di pinjem pr nya dong" pinta Anaan.
"Dari tadi ngapain aja, udah bel baru mau minjem." Sindir Audi sinis.
"Ya tadi kan nganterin masa depan dulu. Biar aman Di" masih aja ngeles.
Audi menyodorkan buku pr nya. Diterima Anaan dengan cengiran khasnya
"Bentar doang kok janji!" Seru Anaan kemudian langsung duduk disembarang kursi untuk menyalin jawaban dari pr Audi .
"Nih udah selese, makasih cantik" sambil mengedipkan sebelah matanya.
Anaan baru menyadari bahwa dari tadi tak ada ucapan salam tanda guru masuk ke kelasnya.
"Weh weh weh diem diem!!" Ucap salah satu siswa saat melihat Akbar-ketua kelas masuk membawa buku di tangannya.
"Pak satria nggak masuk hari ini! Beliau cuma ninggalin tugas di buku paket" kemudian Akbar menuliskan halamannya dipapan tulis."Yang belum punya bukunya bisa ambil ke perpus" saran Akbar. Tak langsung duduk ke bangkunya, Akbar malah berjalan ke meja Audi.
"Ada bukunya nggak Di?. Bareng gue aja kalo ngga ada." Tawar Akbar ramah.
"Oh, ada kok bang. Kemaren sempet pinjem perpus belum gue balikin"
Audi memang memanggil Akbar dengan embel-embel "bang", paling tua dikelas. Biar sopan katanya.
"Diki bisa pindah ke tempat gue ngga? " Suruh Akbar pada Diki yang saat itu duduk di kursi tepat di samping Audi.
"Ay masa gue disuruh pindah sih sama medusa satu iniii" Adu Diki dengan gayanya yang ngondek dan muka dibuat menderita.
Audi tertawa. Anaan yang dari tadi hanya menyaksikan tanpa bersuara jadi tertarik saat melihat Akbar dikatai medusa oleh seses di kelasnya.
"GUE KIRA MAU NAWARIN GUE, TERNYATA CUMA KE AY AY-,NYA Diki!!" Seru Anaan dengan lantang.
"Modus bukan Dik?"
"Ho'oh, nggak salah lagi" jawab Diki cepat
Yang dikatai hatinya memanas."Takut kalah saing ya Nan?" Semprot Akbar.
"Dih gue mah udah eneg liat Audi, badan kecil mah nggak level buat gue. Ambil aja udah ambill!" Kompor Anaan tanpa rem."
Audi??
Entahlah. Ulu hatinya seperti...
Teriris?
Ah untuk apa?
Bukannya memang benar yang dikatakan Anaan?. Badannya kecil,pendek pula. Tapi kenapa Audi seakan tidak setuju dengan perkataan Anaan.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Angan
Teen FictionTentang Aku, yang ingin sedikit lebih banyak mengenal kamu, sedikit lebih banyak dekat dengan kamu. Kamu. Sempurna, menurut sudut pandangku.