"Niko mah mukanya kusut terus woy!"seru Bara.
"Banyak utang ya bro?" Tanya Zaki meledek.
Niko tak menjawab, memijit keningnya pelan. Terlihat seperti seseorang yang sedang frustasi.
"Gue balik duluan ge" ucap Niko.
"Balik duluan mulu gue liat" sindir zaki.
Niko mengangkat tangannya. Berjalan tak niat menuju mobilnya.
----
Niko memarkirkan mobilnya ke garasi.
Rumah masih sepi. Kemungkinan Audi belum pulang. Bunda masih berada diluar kota untuk menemani ayahnya mengurus bisnis di Surabaya.
Benar.
Audi belum pulang. Kemana perginya?
Ah, sudah pasti bersama Anaan.
Niko merasa bersalah. Bagaimana dia bisa punya niat mencium adiknya sendiri?
"Argghh!" Ia menggeram kesal.
Pasti Audi marah nanti.
Ia masuk ke kamar, membaringkan tubuhnya ke ranjang.
Klek
Suara knop pintu kamar dibuka. Bukan. Itu bukan pintu kamar Niko.
Kamar sebelah.Audi.
Buru-buru ia mengejar Audi ke kamarnya.
"Ngapain?" Tanya Audi saat Niko berdiri diambang pintu.
"Boleh masuk?" Tanya Niko balik.
Audi menjawab dengan gerakan kepalanya.
Niko duduk disamping Audi.
"Gue nggak---"
"Bunda belum ada nelfon aa?" Potong Audi mengalihkan topik.
"Emm, belom."
"Bunda kapan baliknya?" tanya Audi lagi.
" Abang tau ini salah."
Audi ingin menanggapi tapi dengan cepat Niko memotong sebelum Audi mengeluarkan suara.
"Abang tau kalo Audi adeknya abang. Abang nggak suka kalo Audi deket sama temen cowok Audi. Siapapun."
Audi hanya diam memperhatikan Niko yang berbicara sambil melihat jendela kamarnya.
"Audi tau nggak kalo bunda punya surat adopsi?" tanya Niko lembut.
Audi menggeleng.
"Atas nama Al hafiz Niko Saputra" ucap Niko serius menatap mata Audi.
"Jangan ngaco!" Ucap Audi dengan nada sedikit tinggi.
"Abang udah tau, abang nggak marah. Abang mau ngucapin makasih ke bunda. Bunda nggak pernah beda-bedain kita kalo urusan ngerawat, bunda sempurna disegala hal." mata Niko pedih.
"Abang yang nggak tau diri. Udah dirawat,,digedein sampe sekarang. Malah ngelunjak suka sama Anak gadisnya bunda" senyum miris Niko.
"Heh, makanya jangan kebanyakan nonton sinetron!" kekeh Audi masih tak percaya.
Niko menarik bahu Audi supaya lebih dekat dengannya.
Ia menempelkan keningnya di kening Audi."Udah gini keadaannya kok" ucap Niko pasrah.
Satu air mata tak bisa lagi Audi tahan. .pedih.
"Kok nangis sih" ucap Niko menenangkan adiknya.
"Masa abang harus pura-pura nggak tau terus sih, enak di abang dong, bukan siapa-siapa masa dibiayain sampe segede bagong gini."
Audi memeluk Niko tanpa aba-aba. Mengeratkan pelukannya seakan besok tidak ada waktu lagi.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angan
Teen FictionTentang Aku, yang ingin sedikit lebih banyak mengenal kamu, sedikit lebih banyak dekat dengan kamu. Kamu. Sempurna, menurut sudut pandangku.