• t h i r t y n i n e •

946 87 29
                                    

✧:.*♡Sweet Niece♡*:.✧
Happy Reading!

Chapter tiga puluh sembilan : Kembang Api di Kesunyian.

Chapter tiga puluh sembilan : Kembang Api di Kesunyian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•~•~•~•~•~•

Mobil karavan tua berwarna merah buram itu melaju lambat di jalanan berbatu. Membelah pinggiran hutan di malam hari, tepat di tepian tebing yang dimana lautan terbentang luas di bawahnya.

Sohyun menikmati malamnya bersama Jungkook. Mereka mengemas banyak barang setelah menikmati sesi panas yang singkat di kamar beberapa menit lalu dan Jungkook memutuskan untuk mengajak Sohyun ke suatu tempat.

Lokasinya cukup jauh, tapi Sohyun tidak merasa jenuh seperti saat menempuh perjalanan dari Gwangju ke Busan. Sisi kanan dan kiri jalan berbatu yang mereka lewati memang gelap, tapi sinar bulan di atas sana membuat suasananya sangat damai.

Suara deru mesin mobil, burung hantu, deburan ombak dan gesekan daun. Rasanya Sohyun ingin mendengarkan perpaduan suara itu setiap hari selain suara mesin traktor yang berisik milik ayahnya.

Jungkook yang fokus mengemudi, sempat menoleh sekilas. Berniat mengecek keadaan Sohyun di sampingnya, yang berbalut selimut putih juga topi rajut merah muda yang membuatnya terlihat menggemaskan.

"Sebentar lagi sampai, siap-siap ya." ujar Jungkook tanpa menatap Sohyun.

Dan gadisnya hanya mengangguk senang, perasaan antusiasnya naik ke permukaan saat aroma laut semakin tercium kuat di penghidunya.

Hingga setelah beberapa menit, mereka sampai di sebuah lahan kosong. Penuh akan rumput liar, ilalang, beberapa pohon pinus menjunjung tinggi. Tapi, Sohyun bisa melihat sebuah pondok kumuh dibangun diantara dua pohon pinus. Menghadap ke arah lautan di tepian tebing.

Disaat pamannya memarkirkan mobil karavannya di sisi pondok tua itu, Sohyun berdiri ketakutan di dekat pintu pondok. Lalu buru-buru menghampiri Jungkook saat pria itu keluar dari mobil karavannya.

"Paman, itu rumah siapa?" Sohyun bertanya dengan nada ketakutan, dua tangannya memeluk erat lengan sang paman.

Jungkook tersenyum tipis, melirik sekilas pondok tua di belakangnya kemudian balas memeluk tubuh Sohyun.

"Tidak perlu takut, itu adalah rumahku. Dulunya sih, sebelum akhirnya ayah memutuskan untuk pindah karena disini hanya kami yang bertempat tinggal."

Sohyun mendongak, memandang wajah Jungkook. "Jadi dulu paman tinggal disini?"

"Iya, tapi saat umurku sepuluh tahun, kami pindah. Beruntung rumahnya masih kokoh," Jungkook lantas melepas pelukannya, "Jangan takut, aku ada disini. Sekarang, bantu aku membawa barang-barang ke dalam."


✧:.*♡Sweet Niece♡*:.✧


Benar apa yang pamannya katakan. Pondok ini tidak terlalu menyeramkan, ini justru terlihat seperti di film-film fantasi yang pernah Sohyun tonton. Ada banyak bunga liar yang indah di halaman belakangnya, teras belakang yang menghadap langsung ke laut dan satu bangku ayunan taman di dekat perapian.

Sweet NieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang