• t w e n t y e i g h t •

472 81 61
                                    

(Btw, JaKa ganteng banget T^T)

✧:.*♡Sweet Niece♡*:.✧
Happy Reading!

Chapter dua puluh delapan : Ocean Night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter dua puluh delapan : Ocean Night.

Caution : 2500+ words.

•~•~•~•~•~•

Dulu, saat masih kecil, Sohyun pernah dimarahi oleh Seokjin karena merusak kebun jagungnya di dekat rumah. Saat itu, setengah dari kebunnya dirusak habis oleh Sohyun kecil yang tengah bermain sepeda di tengah-tengah kebun. Seokjin jelas marah, ia hampir saja kelepasan untuk melayangkan pukulan pada gadis manisnya kalau tidak ingat memori buruk anak pertamanya.

Jadi, Seokjin memutuskan untuk mengabaikan Sohyun sampai amarahnya reda. Dan itu terjadi berhari-hari, tanpa jeda atau setidaknya menanyakan keadaan Sohyun kecil saat itu yang sudah bisa merasakan yang namanya di acuhkan.

Ketika kejadian itu, Airin hanya bisa menguatkan sang buah hati yang saat itu masih berumur empat tahun. Berkata, "Tenang saja, ayahmu itu hanya kelelahan. Jadi jangan diganggu dulu, ya. Nanti juga baik lagi, kok." dengan lembut sambil mengelus kepala Sohyun kecil yang terisak karena Seokjin tidak menghiraukannya.

Dan sekarang, Sohyun merasakan kejadian masa kecilnya yang menyakitkan itu lagi. Merasa diacuhkan dan sama sekali tidak mau memperhatikan. Bedanya, ini bukan tentang sang ayah, tapi kekasihnya. Atau ya, sebut saja pamannya.

Seperti bagaimana Jungkook yang terus-menerus diam di dalam kamar, tidak biasanya. Karena setiap hari pasti akan selalu mencari cara untuk menempel pada kekasihnya-atau keponakannya. Tapi sekarang, ini sudah dua hari semenjak kejadian hujan beserta angin kencang di sekolah yang dimana Sohyun menemukan wajah sang paman mengeras dan mengantarnya pulang dengan mobil yang digas begitu cepat.

Sohyun ingat sekali saat pamannya dengan sengaja menginjak pedal gas ketika hampir mendekati lampu lalu lintas yang berubah merah. Saat itu ia berteriak dan menangis, tapi ajaibnya Jungkook tidak peduli.

Mengingatnya membuat Sohyun menghela napas sedih. Kepalanya menoleh ke arah pintu kamar mandi saat melihat sang ibu keluar dengan ember besar di tangannya.

"Sayang, sudah makan?" Airin bertanya begitu ia meletakkan ember besar di samping pintu kamar mandi. "Ayahmu dimana?" tanyanya lagi.

Sohyun yang tengah duduk di sofa ruang keluarga langsung mengintip ke luar jendela yang berada tepat di samping sofa. Kemudian mendapati sang ayah sedang membersihkan traktor mesin baru yang dibelinya kemarin. Beberapa hari lagi sudah musim panen, setelah itu Seokjin akan membajak ladangnya untuk menggemburkan tanah.

Sweet NieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang