I Promise Captain [TAHAP REVISI]

Chapter : 15

-Beverly-Marrying without love is like living in hell, there is no happiness.

Playlist : 10.000 Hours - Dan + Shay, Justin Bieber

▪︎▪︎▪︎

Beverly POV

Aku tidak punya kesempatan untuk kabur lagi, gara-gara rencanaku yang gagal kemarin, dan Papa mengetahuinya dari laki-laki comel itu. Papa langsung menyewa penjaga untuk menjagaku agar tidak kabur. Sial! Dan sekarang, hari yang tidak aku inginkan tiba juga, hari yang akan membuat statusku berubah menjadi istri laki-laki menyebalkan. Aku lebih baik tidak menikah seumur hidup, dari pada harus menikah dengan Dimas. Menikah dengannya sama saja seperti bencana, karena aku tidak akan bahagia, menikah tanpa cinta. Tidak ada yang bisa aku lakukan sekarang, selain pasrah dan menerima takdir.

Aku menghela napas pelan dan membuka mataku perlahan, menatap bayanganku sendiri melalui pentulan cermin. Aku baru saja selesai di rias, wajahku sudah rapi di poles dengan make-up dan rambutku sudah di tata, dan aku juga sudah memakai gaun pengantin yang aku pilih sendiri akibat jebakan Kak Beby.

Ya, sekitar satu bulan lalu. Tiba-tiba Kak Beby menghubungiku meminta bantuanku, dia memintaku untuk datang ke butik temannya yang ada di Cambridge, untuk memilih katalog baju pengantin dan mengukurnya. Katanya itu untuk temannya yang akan menikah, tanpa pikir panjang aku langsung menurutinya. Aku terlalu percaya pada Kak Beby dan masuk jebakannya. Bukan temannya yang akan menikah, tapi adik iparnya yang akan menikah.

"Beverly!"

Aku tersentak mendengar suara itu, aku melotot tidak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini melalui pantulan kaca. Kenapa dia ada di sini? "Miley." Aku memutar tubuhku. "Kenapa kau bisa ada di−" Aku tersentak saat Miley tiba-tiba saja memelukku dengan sangat erat.

"Aku sangat merindukanmu," ujarnya.

Aku tersenyum mendengarnya. "Aku juga merindukanmu," aku membalas pelukannya dengan erat. Aku sangat merindukannya, aku sudah lama tidak bertemu Miley. Setelah dia menyelesaikan pendidikan high school-nya, Miley memutusakan untuk balik ke Indonesia, menyelesaikan kuliahnya di negara ini, sekaligus meneruskan bisnis keluarganya.