Chapter : 42

635 51 4
                                    

Hari ke enam Dimas di rumah sakit, laki-laki itu sudah boleh pulang hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ke enam Dimas di rumah sakit, laki-laki itu sudah boleh pulang hari ini. Dimas dan Beverly berjalan ke luar dari rumah sakit bersama sambil bergandengan tangan.

Beverly mendengus kesal, mengeratkan genggaman tangannya pada Dimas, dan bergelayut manja di lengan Dimas, ketika melihat beberapa wanita yang mereka lewati tak segan memandangi wajah suaminya, walaupun ada Beverly yang bergelayut manja di sebelahnya, mereka tidak peduli. Ngajak berantem mereka nih!

“Tidak perlu senyum, jangan tatap balik!” ketus Beverly pada Dimas.

Laki-laki itu tetap tersenyum walau sudah Beverly peringatkan, menjahili Beverly sekali-sekali, biar tambah panas. Beverly sangat cemburuan sekarang, dulu tidak seperti ini. Tapi Dimas menyukainya, itu tandanya Beverly mencintainya.

“Awas senyum, tidak ada lanjutan buat penerus Haleigh lagi!” seketika Dimas langsung memasang wajah super datar.

Walapun Dimas sudah memasang wajah datar, mereka tetap saja tidak berpaling dari wajah suaminya. Aishhh, menyebalkan! Rasanya Beverly ingin sekali menjahit mata nakal mereka itu.

Nick yang berada di belakang Dimas membawakan tas berisi pakaiannya mendengus kesal melihat para wanita hanya menatap Dimas, sedangkan dirinya tidak. Apa wajahnya sudah tidak tampan lagi?

“IHH… MEREKA TIDAK BISA JAGA MATA ATAU BAGAIMANA?” sewot Beverly setelah berada di teras rumah sakit. “AKU INI ISTRI KAMU!” Beverly melepaskan tangannya dari genggaman Dimas, dan menatap suaminya kesal.

“Mata mereka gak disekolahkan mungkin,” ujar Dimas.

“Udah jangan cemburu, aku kan cuman cinta sama kamu.” Dimas membelai rambut Beverly, menenangkan istrinya.

Beverly menghela napas kasar. “Lain kali kamu keluar pakai masker aja,” ucapnya.

Dimas hanya tersenyum mendengarnya, dia beralih menatap Nick. “Bagaimana?” tanyanya.

“Kita berangkat dua jam lagi,” ujarnya sambil melirik jam di tangannya.

Dimas mengangguk.

“Aku pergi dahulu,” ujar Nick sambil menepuk bahu Dimas pelan yang di balas anggukan. Nick tersenyum pada Beverly. Setelahnya dia pergi naik mobil sport hitam menuju bandara lebih dahulu.

“Nick tidak ikut?” tanya Beverly, setahunya Nick ikut pergi bersama mereka, karena dia yang menjadi pilotnya.

“Dia duluan.”

Beverly mengernyit bingung, mereka kan satu tujuan kenapa Nick duluan?

“Ayo.” Dimas menarik Beverly menuju mobil yang baru saja tiba di depan mereka. Dimas membukakan pintu untuk Beverly, seperti biasa di meletakkan tangannya di atas kepala Beverly, agar tidak terbentur mobil.

Setelah Dimas masuk, mobil langsung berjalan menuju bandara. Mereka tidak akan pulang ke resor, mereka juga tidak akan pulang ke kota asal, mengingat Xavier yang belum ditangkap oleh polisi, Xavier masih buron. Itu sangat berbahaya bagi mereka. Mereka akan kembali ke Cambridge, itu tempat teraman, Xavier tidak akan mungkin kembali ke Cambridge, dia tidak mungkin keluar begitu mudah dari Indonesia.

I Promise Captain [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang