Chapter : 18

817 48 3
                                    

     “Ini, habisin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    
“Ini, habisin.” Beverly tersenyum sinis seraya meletakkan nasi goreng yang dia ambilkan terpaksa−karena pelototan tajam Kiran−di hadapan Dimas. Habisin tuh, kalau perlu sekalian sama piring-piringnya.
    
Kiran hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya itu yang mengisi nasi goreng dengan porsi tiga kali lipat.
    
“Makasih.” Dimas tersenyum, dan langsung menyantap nasi goreng di hadapannya. Tidak masalah bagi Dimas jika porsinya tiga kali lipat dia sanggup menghabiskannya, terpenting Beverly yang menyajikannya.
    
“Banyak banget kamu makan Dim, laper banget nih yang abis kerja semalaman buat penerus Haleigh,” ledek Nichols dengan seringaian menggoda.
     
“Kakak gak sabar nih pengen lihat penerus Haleigh,” Beby ikut bersuara. “Makan yang banyak Dimas, biar gak kelelahan waktu produksi.” Beby mengepalkan kedua tangannya di udara, memberi semangat.
    
Dimas hanya tersenyum mendengarnya, sedangkan Beverly menatap kesal Nichols dan Beby. Penerus Haleigh? Tidak akan pernah ada penerus Haleigh! Camkan itu. Nichols dan Beby sangat menyebalkan pagi ini, pasti karena ketularan sifat menyebalkannya Dimas.
   
“Kapan kalian mau bulan madu?” tanya Kory seraya melirik Dimas dan Beverly bergantian.
    
Beverly sibuk menyantap makananya, tidak peduli dengan pertanyaan Papanya, Papanya pasti tahu jawabannya.
    
Dimas melirik Beverly sekilas, sebelum menjawab pertanyaan Kory. “Segera Pah.”
    
Kory mengangguk paham, sudah jelas pasti Beverly akan menolak berbulan madu. “Dimas, kamu jadi bawa Beverly pindah ke rumah kamu hari ini?”
    
Beverly yang lagi makan langsung tersedak makanan yang sedang dikunyahnya setelah mendengar ucapan sang Papa, dengan sigap Dimas mengambil segelas air dan memberikannya pada Beverly.
    
“Kalau makan hati-hati.”
    
“Apa! Pindah ke rumah Dimas?” Beverly menatap Dimas tidak percaya. “Memang kamu punya rumah?”
    
Dimas mengangguk.
    
“Tidak, aku tidak mau.” Beverly menggeleng kuat. “Aku masih mau tinggal disini sama Papa dan Mama.” Tolak Beverly, selain masih ingin tinggal bersama kedua orangtuanya, Beverly sendiri tidak yakin kalau Dimas punya rumah mengingat profesinya. Bagaimana jika rumahnya tidak layak?
    
Oh sungguh sial nasibku, seorang Beverly Ayu Keyl pemilik The K hotel yang tersebar di beberapa negara mengalami nasib sial karena menikah dengan orang yang salah.


***


Setelah berpamitan, Dimas dan Beverly langsung berangkat menuju rumah Dimas. Ya, Beverly mau pindah karena telinganya sangat bosan mendengar keluarganya yang terus membujuknya. Keluarganya tiada henti membicarakan sebesar apa rumah yang dimiliki Dimas, itu membuatnya sangat jengah.
    
Beverly tidak bisa percaya perkataan keluaraganya begitu saja. Awas saja kalau rumah Dimas tidak layak, Beverly bersumpah akan kabur ke ujung dunia!
    
Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara, Beverly menyibukkan diri dengan bermain ponsel, tidak memperdulikan laki-laki di sebelahnya. Sedangkan Dimas fokus menyetir, sesekali dia mencoba memulai pembicaraan dengan Beverly, tapi Beverly tidak meresponnya, anggap saja itu suara nyamuk. Akhirnya, laki-laki itu memilih bersenandung mengikuti alunan musik di radio. Untung saja suara Dimas lumayan merdu, kalau suaranya tidak merdu, sudah pasti Beverly akan menjahit bibir laki-laki itu agar diam.
    
Setelah perjalanan yang membuat Beverly sangat bosan dan memakan waktu selama empat puluh menit itu, akhirnya mobil Dimas berhenti di depan gerbang dengan pilar-pilar yang menjulang tinggi, pintu gerbang otomatis terbuka, membiarkan mereka masuk.

I Promise Captain [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang