“BEVERLY!”
Suara berat seorang pria membuat langkahku spontan terhenti, napasku tercekat, jantungku berdetak tak karuan, bukan karena gugup, tapi karena takut. Astaga! Kenapa dia disini. Dan Daniel. Astaga bagaimana ini!
Sialan! Aku merutuki kesalahanku sendiri, kenapa aku lupa tujuan awalku kemari untuk mengakhiri semuanya? Gara-gara khawatir terhadap Jo, aku sampai lupa. Sekarang aku harus bagaimana? Kalau sampai Dimas tahu, bisa panjang urusannya nanti. Di tambah ada Daniel lagi.
Daniel yang tadinya sibuk dengan ponselnya sampai senyum-senyum sendiri tidak jelas, langsung mengangkat kepala dan menoleh ke belakang. Sial, kenapa Daniel menoleh?
“Dimas.” Entah sejak kapan, yang pasti mereka berdua sudah saling kenal, karena Dimas pernah datang ke pesta Daniel waktu itu. Aku lupa untuk menanyakan Daniel bagaimana mereka saling kenal, padahal aku sangat penasaran. Itu tidak penting sekarang.
Aku masih berada di posisiku sejak awal, membelakangi Dimas. Aku belum berani melihatnya. Aku menarik napas perlahan berusaha menenangkan diri menghadapi situasi mencekam ini. Setelah yakin mempunyai keberanian menghadapi semua ini, aku memutar tubuh dan mataku langsung menatap Dimas. Wow, aku langsung terpaku melihat pakaian yang dia kenakan.
Oh, astaga… jadi Dimas itu selain pemilik Haleigh Group, dia juga seorang pilot? Supir pesawat? Bukan supir truk! Pantas saja dia jarang pulang, waktunya selalu dia habiskan di atas awan. Sekarang aku mengerti, kenapa ada banyak tamu undangan yang datang kemarin menggunakan seragam seperti itu.
Dimas sangat tampan dibalut seragam pilot, dengan empat bar−menunjukkan pangkatnya seorang Captain−di pundaknya. Jujur, dia lebih tampan dari Xavier. Dia semakin tampan dengan senyum yang terukir di wajahnya, aku tidak sanggup melihatnya. Dia sangat-sangat tampan. Bahkan beberapa wanita memusatkan pandangan terhadapnya. Rasanya, aku ingin mencukil mata nakal mereka itu. Seperti tidak ada objek lain saja untuk dipandang. Astaga, kenapa aku sangat kesal?
Aku mengalihkan pandanganku ke arah lain saat Dimas berjalan mendekatiku. Aku tidak sanggup menatapnya yang setampan itu. Namun sial, mataku tidak bisa diajak bekerja sama, mataku tidak ingin menatap yang lain. Mataku hanya ingin menatap makhluk yang sangat tampan di hadapanku.
“Hai Daniel, kita ketemu lagi,” sapa Dimas lalu menatapku. Daniel tersenyum pada Dimas, entah ini perasaanku saja atau bukan, aku melihat sorot mata Daniel menunjukkan ketidaksukaan melihat Dimas.
“Sayang? Kenapa kamu disini? Jemput Daniel?” tanya Dimas sambil mengusap rambutku. Mampus kamu Beverly!
“Sayang?”***
Author POV
Daniel mengernyit bingung. “Sayang? Kau panggil Beverly sayang? Apa maksudmu?” Daniel menyingkirkan tangan Dimas dari rambut Beverly secara kasar. “Jangan asal meletakkan tanganmu,” peringatnya. Daniel tidak suka melihat Dimas yang asal panggil sayang dan bebas menyentuh Beverly, kekasih sahabatnya.
Tak menghiraukan perkataan Daniel, Dimas merengkuh Beverly dan mengecup puncak kepalanya. Kenapa Daniel melarangnya? Kan sudah jadi hak milik sendiri, tidak masalah. “Daniel, aku suaminya, jadi itu tidak masalah.”
“APA!!” teriak Daniel terkejut. Bahkan nyaris saja meluncurkan ponsel di tangannya.
“Hell no, kau bercanda pasti.” Daniel menggeleng kuat. “Tidak mungkin kalian menikah. Beverly itu kekasihnya Xavier.”
“Ini pasti lelucon.” Daniel tertawa, berusaha menganggap semua ini lelucon.
“Kamu gak beritahu Daniel?” Dimas menatap Beverly yang sejak tadi hanya menunduk sambil berdoa agar Xavier tidak melihat ini. Beverly hanya menggeleng pelan menjawab pertanyaan Dimas.
“Ini bukan lelucon.” Dimas mengangkat tangan kanannya, di mana jari manisnya berisi cincin pernikahan. Laki-laki itu juga mengangkat tangan Beverly yang berisi cincin pernikahan, dan menujukkannya pada Daniel. “Kami sudah menikah Daniel. Beverly dan Xavier sudah berakhir.” ucap Dimas penuh penekanan di setiap katanya.
Daniel berhenti tertawa setelah melihat cincin pernikahan yang sama di jari manis Dimas dan Beverly. Daniel menutup mulutnya tidak percaya. Ini beneran? Dimas dan Beverly sudah menikah?
Beverly meringis, sekarang Daniel sudah tahu segalanya. Dan, sebentar lagi pasti Xavier akan segera mengetahuinya.
“B-bev… ini beneran? Bukannya kau tadi dengan Xa−”
“Kita harus bicara berdua Daniel,” potong Beverly. “Aku perlu bicara berdua bersama Daniel,” ucap Beverly pada Dimas. Lalu langsung menarik Daniel pergi tanpa menunggu jawaban Dimas. Beverly membawa Daniel ke tempat yang cukup sepi.
Daniel bersedekap dada. “Jadi Dimas benar suamimu?” tanya Daniel dingin, matanya menatap tajam cincin di jari manis Beverly.
Beverly menghela napas pelan. “Yeah, aku dan Dimas sudah menikah, karena perjodohan.”
Daniel mengusap wajahanya kasar, kenapa harus Dimas yang dijodohkan? “Lantas bagaimana Xavier? Bukannya kalian masih menjalin hubungan?” tanya Daniel. Melihat mereka yang sangat akur dan romantis tadi membuatnya bingung dengan hubungan keduanya.
Beverly mengangguk. “Aku belum putus dengannya.”
“Astaga, kau masih berhubungan dengan Xavier.” Daniel menggeleng tak habis pikir. “Apa kau gila? Kalau Xavier tahu kau mempermainkannya seperti ini, bagaimana?” suara Daniel tiba-tiba meninggi membuat Beverly tersentak.
Daniel menghela napas pelan, berusaha menenangkan dirinya yang sangat kesal karena mengetahui Dimas adalah suami Beverly. Selain itu, Beverly yang mempermainkan Xavier juga membuatnya semakin kesal sekaligus khawatir padanya.
“Kau sangat mengenal Xavier, Beverly Keyl, aku tidak ingin hal buruk terjadi,” kata Daniel pelan.
“Kau harus memilih,” lanjutnya.
“Aku akan menyelesaikan hubunganku dengan Xavier segera. I beg you to keep quiet, until I finish everything... please,” kata Beverly memohon.
Daniel mengangguk, tanpa disuruh pun sudah pasti dia akan tetap diam. Daniel sangat mengenal Xavier. Daniel tidak ingin hal buruk terjadi.
“Jadi pernikahan kau dan Dimas karena perjodohan?” tanya Daniel setelah terjadi keheningan beberapa saat.
Beverly mengangguk. “Saat aku pulang, orangtuaku menjodohkanku dengan Dimas. Aku sudah menolak tapi mereka memaksa,” jelas Beverly.
“Apa kau mencintai Dimas?” tanya Daniel yang mampu membuat Beverly diam seribu bahasa. Daniel bertanya seperti itu karena dia ingin mengetahui perasaan Beverly, walaupun dia sudah tahu jawabannya.
Pertanyaan yang diberikan Daniel, sangat-sangat sulit baginya. Lebih baik Beverly menjawab soal matematika yang sangat-sangat sulit, dari pada Beverly hanya menjawab pertanyaan seperti itu. Beverly tidak bisa menjawabnya, dia tidak tahu hatinya benar-benar untuk Dimas atau tidak.
Daniel tersenyum tipis. Mata memang tidak bisa berbohong. Dari cara Beverly memandang Dimas tadi. Daniel sudah tahu jawabannya.
Daniel menepuk bahu Beverly pelan. “Pulanglah bersama Dimas, aku akan memberi tahu Xavier kalau kau harus pulang karena orangtuamu.”
Beverly tersenyum. “Terima kasih Dani, kau sahabat terbaikku…” Beverly memeluk Daniel.
“Kau harus segera menyelesaikan semuanya,” kata Daniel sebelum Beverly pergi.
Beverly mengangguk, lalu pergi meninggalkan Daniel.
“Sialan!” Daniel mengusap wajahnya kasar. Kenapa harus Dimas yang dijodohkan dengan Beverly? Apa yang harus Daniel lakukan sekarang?
▪︎▪︎▪︎-Beverly
-Dimas
-Daniel⚠️Remember!!!
Votenya jangan lupa guys 😘
See you next Chapter...
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise Captain [TAHAP REVISI]
RomanceTAHAP REVISI & UNPUBLISH Setelah kecelakaan nahas yang membuat seluruh ingatannya hilang. Beverly Ayu Keyl memutuskan untuk pergi dari negara tanpa kenangan itu, karena suatu alasan. Sepuluh tahun pergi, Beverly memutuskan untuk pulang, karena desak...