I Promise Captain [TAHAP REVISI]

Chapter : 44

Playlist : Happier Than Ever - Billie Eilish

-Beverly-banyaknya kenangan indah yang dibuat, tidak menutupi rasa sakit atas kehilangan.

***

Dimas duduk di depan ruangan rawat Beverly dengan tangan saling bertautan dan tubuh yang bergetar memikirkan kondisi Beverly. Beverly sudah masuk ruangan itu sejak dua jam yang lalu. Dadanya berdegup kencang tiap detiknya, Dimas takut sesuatu yang buruk terjadi pada istrinya. Dimas tidak ingin kehilangan Beverly lagi. Tidak akan!

Nick yang berada di sebelah Dimas hanya bisa mengusap-usap punggung sahabatnya agar sedikit lebih tenang. Nick beralih menatap Miley di depannya. Miley tak berhenti menangis setelah mengetahui kabar mengenai sahabatnya dari Nick, dia langsung datang ke rumah sakit. Nick tersenyum tipis, wajah Miley yang menangis terlihat sangat imut. Astaga, sepertinya Nick tertarik dengan Miley.

“ASTAGA! APA YANG TERJADI DENGAN BEVERLY?!” suara teriakan Daniel sambil berlari ke arah mereka.

Pandangan mereka semua tertuju pada Daniel, kecuali Dimas, dia masih setia menatap pintu di depannya.

“Kau pikir ini hutan bisa teriak-teriak seenaknya!” ketus Nick pada Daniel.

“Maaf, aku terlalu panik,” ujar Daniel.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Daniel sambil bergantian menatap mereka.

Miley langsung mengalihkan pandangannya dari Daniel ketika pandangan mereka bertemu, pandangan Daniel bisa melemahkan niatnya agar cepat move on, selama ini dia belum bisa move on.

“Masih di tangani Dokter,” jawab Nick, setelah Dimas dan Miley hanya diam tak menjawab, jadinya dia mewakilkan.

Daniel menghela napas pelan, dan duduk di kursi panjang depan Nick dan Dimas, lebih tepatnya di sebelah Miley. Terpaksa, karena tak ada kursi lain disekitarnya.

“Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Daniel penasaran.

“Seseorang menembaknya dan memukul kepalanya dengan kursi kayu ketika di rumah pohon,” jelas Nick.

Daniel mengepalkan tangannya emosi, itu semua terjadi karena adiknya. “Kenapa itu bisa terjadi? Siapa yang melakukannya?!” tanyanya pura-pura tidak tahu.

Nick mengedikkan bahunya. “Tidak tahu, tidak ada bukti di rumah pohon.”

Daniel menghela napas pelan.

“Apa mungkin Beverly melihat wajahnya?” Miley tiba-tiba bersuara.

Nick mengusap dagunya berpikir. “Kita tunggu Bevely sadar saja.”