Chapter 19

2.7K 114 6
                                    

Berdiri di depan gerbang sekolah,Zoe sedang menunggu Alvarez yang sepertinya bersedia menemani Zoe. Sudah lama mereka berdua tak menghabiskan waktu bersama.

Datanglah Alvarez dengan mobilnya, panggilan dari seseorang membuat Zoe yang sedang membuka pintu mobil mengurungkan niatnya.
"Zoe"ternyata orang itu adalah Febby.
"Apa?"sewot Zoe.
"Daffa"ujarnya membuat Zoe mengangkat alisnya.
"Penting Zoe,cepet udah ditunggu Arkan dimobil"Febby berlalu begitu saja.

Zoe membuka pintu mobil Alvarez. "Al aku ada urusan mendadak,besok besok aja ya hehe"kata Zoe canggung.
Tak lama Rifqi datang ke mereka,dan menatap Zoe sinis,menuju ke Alvarez Rifqi membisikkan sesuatu. Tanpa memperdulikan itu,Zoe berlari mencari mobil Arkan.

✨✨✨✨✨✨✨

Sampailah mereka di depan rumah Daffa. Keadaan nya sangat ramai sekali,ada apa ini?
Zoe mengamati sekeliling. "Ada apa sih Feb?ada yang meninggal?siapa?"Zoe bertanya tanya.

Memasuki rumah Daffa,Zoe melihat Jenazah yang sedang dimasukkan ke dalam keranda. Daffa terlihat sedang termenung duduk di salah satu sofa di pojok,mereka segera menghampiri nya.
"Bokapnya Daffa?"bisik Zoe ke Febby yang mendapat anggukan kecil.

"Daff"panggil Arkan hati hati,tak ada sahutan.

"Daff"semua menoleh ke arah panggilan itu, ternyata Alvarez,Rifqi,dan Alisha juga ke sini,Zoe panik seketika. Melihat kepanikan Zoe,Febby mendekat lalu berbisik. "Santai Zoe"

"Sayang"seorang wanita paruh baya dengan menggunakan pakaian serba hitam datang memanggil anaknya.
"Eh ini temen temennya Daffa?"tanyanya ramah.
"Iya Tante"jawab mereka serempak.

"Daffa mau ikut ke pemakaman atau disini aja?"tanyanya lembut sambil mengusap rambut Daffa penuh perhatian. Zoe sendiri iri melihatnya. Daffa masih tak bergeming,Zoe memberanikan diri mendekat ke arah Daffa.

"Daff,ayo ke pemakaman"ajaknya.
"Jangan kaya gini"lanjutnya,Zoe tau Daffa pasti sangat terpukul atas kematian orang tuanya.

"Ayo cepetan"Zoe menarik tangan Daffa dengan sekuat tenaga dan berhasil Daffa berdiri dari duduknya.

"Ayo Tante"ucap Zoe,wanita paruh baya itu tersenyum hangat.

Mereka menuju ke makam bersama sama. Zoe sendiri belum tau seperti apa ayah Daffa.

Pemakaman berjalan dengan lancar,sedari tadi Daffa tidak mengeluarkan suaranya. Kembali ke rumah Daffa,Daffa langsung menuju ke kamarnya. Melihat itu Zoe mencari ibu dari Daffa.

"Tante"panggilnya.
"Iya ada apa?"balasnya,wajah wanita paruh baya ini terlihat sangat lelah.
"Emm,boleh ke kamarnya Daffa?"izinnya ragu.
"Boleh"jawabnya sambil tersenyum.
"Makasih Tante"ucap Zoe sopan lalu menuju kamar Daffa.

"Zoe mau kemana?"tanya Arkan yang melihat Zoe.
"Ke kamar Daffa"jawabnya.
"Gue ikut"ucap Arkan dan Febby kompak
"Jangan dulu deh,ntar malah rame,ya ya ya gue aja"pinta Zoe akhirnya mereka berdua mengangguk.

Baru saja mau melangkah kan kakinya,Zoe lagi lagi berhenti. "Mau kemana Lo?"sarkas Rifqi.
"Bukan urusan Lo"jawab Zoe datar lalu menuju ke kamar Daffa, terlihat disana Febby dan Rifqi berdebat kecil.

"Daffa,boleh masuk?"Zoe mengetuk pintu kamar Daffa.
"Ya"balasan dari dalam membuat Zoe membuka pintunya dengan pelan.

Daffa sedang bersandar di kepala ranjang dengan wajah yang ditutupi buku,entah buku apa. Zoe mengambil buku di wajah Daffa,dengan cepat Daffa menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Zoe terkekeh geli, sepertinya Daffa habis menangis.

"Dih ngapain ditutup segala"ujar Zoe.
"Nangis aja,gapapa kali,nangis itu wajar,gue tau Lo sedih bokap Lo ninggalin Lo,tapi kesedihan Lo jangan berlebihan,bokap Lo ga bakal seneng kalo anaknya disini sedih terus"
"Gapapa kalo sekarang mau nangis buat melampiaskan kesedihan lo,tapi nanti jangan lagi"
"Lo malu nangis di depan gue?oke kalo gitu gue pergi"sebelum beranjak Daffa menarik tangan Zoe lalu memeluknya.

'modus'cibir Zoe dalam hati.

Zoe merasakan bahunya basah. "Keluarin semua kesedihan Lo sekarang,ga usah ditahan"

Isakan Daffa mulai terdengar,tangan Zoe terulur mengusap punggung Daffa pelan. Zoe jadi teringat ayahnya,Zoe sangat beruntung ayahnya masih berada disisinya, merawatnya dengan penuh kasih sayang.

Sekiranya 15 menit Daffa menangis di pelukan Zoe.
"Daff, ingusnya jangan dilap di seragam gue yaa"peringat Zoe bercanda.
"Hmm"Daffa melepas pelukannya,wajahnya merah dan sembab.
"Jeleknya,sana cuci muka dulu"usir Zoe mendorong pelan badan Daffa.

Beberapa menit Daffa keluar dari kamar mandi,kini mukanya terlihat lebih segar, walaupun matanya masih memerah.
"Udah jangan sedih lagi ya"pesan Zoe yang diangguki Daffa.
"Lo tadi bolos berarti?"tanya Zoe penasaran,Daffa mengangguk.

"Sorry baju Lo jadi basah,mau ganti?"tanya Daffa merasa bersalah.
"Emang ada baju cewe?"tanya Zoe.
"Gada,kan bisa punya gue"ujar Daffa menuju lemarinya.
"Nih"Daffa menyerahkan Hoodie putih.

Zoe menuju kamar mandi dan berganti pakaian.

"Daff gila tenggelam gue"ucap Zoe melihat dirinya di cermin.
"Pendek banget si Lo"ledek Daffa.
"Engga ya enak aja,Lo nya aja yang tiang"bantah Zoe tak terima.

"Zoe boleh ga si,Lo jadi pacar gue"ucap Daffa.
"Heh ga boleh,kita temenan aja"jawab Zoe dengan cepat,Daffa terkekeh kecil.
"Ini yang dinamakan,gugur sebelum berperang"ujar Daffa.
"Ga pokoknya Lo jangan sampe ada rasa sama gue,awas aja Lo,Lo yang sakit sendiri nanti,gue ga cinta Lo gue cinta nya sama orang lain"cerocos Zoe.
"Iya iya canda elah"Zoe menghela nafas lega

"Jam berapa si?"
"Jam setengah 6,mau pulang?"tanya Daffa.
"Gue belum izin sama Ayah"ujar Zoe.
"Telpon coba"

Zoe menelpon ayahnya.
"Yah,Zoe lagi dirumah daffa, bentar lagi Zoe pulang"
"Em orang tuanya Daffa meninggal"ucap Zoe memelankan suaranya.
"Siap kapten"Zoe mematikan teleponnya.

"Kebawah yu,gue mau cari nyokap"ajak Daffa.
Mereka berdua turun dengan Zoe yang mengumpat di belakang badan Daffa.
"Kenapa si?"tanya Daffa.
"Aneh gue pake pakaian kebesaran gini"jawab Zoe.

"Daffa,makan dulu sini"semua perhatian kini terpusat pada mereka berdua.
"Iya mah"jawab Daffa singkat.
"Heh habis ngapain Lo berdua?"tanya Arkan tak masuk akal.
"Gada"jawab Daffa singkat.
"Baju punya Daffa?"tanya Febby kepada Zoe.
"Iya"
"Baju Lo emang kenapa?"tanya Febby lagi.
"Kan besok mau dipake lagi,ya gue ganti lah"alasan Zoe. Febby memincingkan matanya curiga.
"Astaghfirullah Febby ga percayaan banget"ucap Zoe kesal.

Zoe menatap ke Alvarez,pandangan mereka bertemu beberapa detik, alvarez menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan, sebelum akhirnya Zoe memutuskan kontak mata mereka.
"Makasih udah mau dateng"ucap Daffa yang diangguki mereka.

"Gue duluan"ujar Alvarez tiba tiba.
"Pulang?"tanya Alisha pelan.

Alvarez tak memperdulikan itu dan pergi keluar rumah.
'hahaha mampus lo'batin Zoe kesenangan karna Alvarez tak memperdulikan pertanyaan dari Alisha.

Kini tinggal Febby,Arkan,dan Zoe yang berada di ruang tengah rumah Daffa.
"Sini makan dulu"ajak mamah Daffa.
"Ngga usah Tante,ini juga mau pulang"ucap Zoe.
"Loh udah mau pulang?"kagetnya.
"Makan dulu ayo,itu udah Tante buat loh"bujuknya.

Zoe melirik Arkan dan Febby yang mengangguk kecil.
"Ya udah Tante boleh"mereka menuju ruang makan.

"Kenapa ga makan?"tanya Daffa yang berada di sebelah Zoe.
"Diet"bisik Zoe berbohong,lagi ga mood saja.
"Cepet makan"titah Daffa membuat Zoe menggeleng.

Daffa mengambil sendok dan menyuapi Zoe dengan tak berperasaan. Arkan dan Febby melotot. 'apa nih'batin Febby.
Zoe mencubit pinggang Daffa dan merebut sendoknya. Mamah Daffa tersenyum senang melihat itu.

Setelah menyelesaikan makan malam nya,mereka semua pulang dengan Zoe dan Febby yang diantar oleh Arkan.

»»»»»♪«««««

HOLLA GUYS!!!

WELCOME BACK!🙈🙌🏼

Daffa main peluk-peluk aja😏

JANGAN LUPA VOMENT!🥶
SEE YOU!!!🤪✌🏼

AlZoe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang