Chapter 44

2.9K 119 0
                                    

Dua Minggu berlalu Zoe dan Zavi semakin dekat. Zoe dan Zavi tapi masih mengelak jika ditanya oleh Besperen (kecuali Arkan) 'sebenernya kalian saling kenal ga sih?' tetap saja jawabannya 'ngga', bodohnya mereka, tetap percaya. Padahal sudah jelas jelas, setiap istirahat Zavi menunggu Zoe didepan kelas, pulang bareng setiap hari.  Dikalangan anak IPS mereka sudah diduga berpacaran, padahal tidak. OTW kata Zavi.

Tapi detik ini, Zavi sedang dimarahi oleh Zoe. Zavi tadi melapor katanya habis dari ruang BK, biasa keciduk tawuran. Zoe tentunya kesal, dalam dua Minggu, Zavi sudah bertawuran lima kali. Banyak kan? Ya memang.

Mana harus Zoe lagi yang obatin luka luka diwajahnya, kalau tidak sengaja tersentuh langsung berseru, 'sakit, yang ikhlas dikit napa' .

Zoe sih ikhlas, tapi ya jangan diulangi lagi , diulangi lagi. Bosen tiap hari mendengar kata, "obatin, tadi dipukul orang", "tadi kena kerikil, obatin dong", "habis dari ruang BK".

Mending kalo ngomong, "kamu cantik", "aku sayang sama kamu", "kamu lucu" kan ga bosenin, malah justru seneng. CANDA YA KAWAN.

"Sekali lagi tawuran, gue ga mau obatin lagi, hansaplast juga udah abis"kata Zoe galak.
"Serem ancamannya"Zavi justru terkekeh.

Udah berkali-kali Zoe berkata seperti itu, tetap saja ia mengobati Zavi.

"Gue serius"ujar Zoe datar.
"Iya iya"
"Ini bener bener yang terakhir, kalo ga gue ga mau deket sama Lo"Zavi mengangguk.

"Gue mau ke kelas"pamit Zoe.
"Ke kelas atau kantin?"tanya Zavi.
"Ke kelas beneran"jawab Zoe, sebelum ia pergi Zavi menyempatkan untuk mengacak rambut Zoe. Biasalah, ga usah ngiri kalian. CANDA.

✨✨✨✨✨✨✨

Tapi baru saja kemarin lusa Zoe memperingati Zavi, sekarang Zavi tawuran lagi.

Dan ya, sekarang Zavi sedang menunggu Zoe keluar dari kelas. Zoe yang melihat Zavi, langsung menghindar. Kan sudah dibilangin, masa lupa.

Zavi mendekatinya. "Gue bilang apa kemarin lusa?"tanya Zoe dingin.
"Gue gamau Deket sama Lo, denger kan?"sambungnya.
"Ini terakhir deh janji"Zavi mengangkat tangannya membentuk huruf V.
"Janji  mulu ga di tepatin"sinis Zoe.
"Ini janji beneran"kata Zavi serius.

Zoe tidak percaya, melenggang pergi menyusul Febby. Dikira Zavi tidak mengikuti nya, tapi tetap saja, sampai Zoe duduk di bangku yang biasa di tempati besperen.
"Apa si Lo, ana pergi"usir Zoe jengah.
"Ga"tolak Zavi.
"Maafin dulu"mohon Zavi.

Besperen mengamati interaksi keduanya. "Gue beri waktu satu Minggu, kalo tawuran lagi, ga ada kesempatan lagi"kata Zoe datar.
"Oke"
"Ya udah sana pergi, ini masih dalam mode musuh, jangan deket deket"usir Zoe, Zavi mengacak rambutnya, seperti biasa, lalu melenggang pergi.

"Fix kalian berdua saling kenal"ujar Daffa, Zoe tak membalas.
"Lo bego banget ya, kalo ga kenal ngapain tiap hari di tunggu di depan kelas"ujar Arkan gemas.
"Ya orang Zoenya bilang ga kenal"sahut Daffa tidak terima di bilang bego. Padahal emang bego.
"Ini mah udah dalam mode pendekatan, malah jangan jangan pacaran"Radit ikut menyahut.

Zoe membuka handphonenya, mengetik sesuatu.

Haleith
Obatin lukanya

"Alisha kan masih ada utang sama Lo"celutuk Febby.
"Oh iyaa"Zoe teringat.
"Udahlah, ga usah ribut lagi"kata Radit.
"Iya deh, cape ya dit"balas Zoe.

"Rachel tuh"tunjuk Radit, kepada Rachel yang sedang mengobrol dengan seseorang.

Zoe langsung beranjak mendekati kedua orang itu. Besperen kebingungan, tapi setelah diteliti ternyata orang yang sedang bersama Rachel adalah Zavi. Jangan jangan Rachel akan menjadi pengganti Alisha.

AlZoe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang