Chapter 32

2.6K 103 2
                                    

"Tau ga si? Tante gue kan punya anak, masih kecil ya kira kira umur 7 tahun, tapi omongannya bikin orang gabisa berkata kata"ujar Arkan memulai topik setelah makanan mereka termakan habis.

"Ganteng ga?"tanya Zoe.
"Ganteng gue, ya kan Febb?"balas Arkan terkekeh.
"Gatau"jawab Febby.

"Maksudnya omongan kaya apa tu?"tanya Daffa penasaran.
Arkan berdehem sebelum memulai ceritanya.

"Kan ada tuh saudara gue ganteng sebenernya. Nah waktu kumpul keluarga, dia ditanya tuh, udah punya cewe belum gitu, biasalah udah cukup umur buat nikah jadi ya pertanyaan gitu"

Daffa memotong. "Terus?"
"Dijawab sama dia, belum masih proses, gitu katanya. Terus dia jadi cerita, udah pernah ada yang mau serius, udah pacaran sekitar dua tahun, tapi kan sama saudara gue itu ga pernah di kenalin ke keluarga, jadinya itu cewe ngerasa kaya hubungan mereka kaya cuma main-main. Saudara gue karena waktu itu ada masalah pekerjaan juga, cape mungkin dengan mudahnya berkata, kalo emang kamu nganggep kaya gitu, iya emang, jadi sekarang udah tau kan gimana selanjutnya, nah habis ngomong gitu dia pergi. Jadilah mereka putus"

Febby juga ikut memotong. "Kasian"
"Siapa yang kasian?"tanya Arkan.
"Dua duanya"jawab Febby.

"Terus gimana sama anaknya Tante Lo itu?" Tanya Daffa sangat penasaran dengan anak kecil itu.
"Dia bilang gini. Goblok mah goblok aja, dasar goblok. Semua orang yang lagi disitu hampir gabisa berkata kata. Gue dasarnya receh yakan ngakak banget disitu, sampe di plototin sama bonyok gue. Gatau asli dia ngomong gitu belajar dari siapa"Arkan menyelesaikan ceritanya.

"Gila si, goblok mah goblok aja dasar goblok, hahaha gue simpen tuh kata kata"ujar Daffa sambil tertawa.
"Lo pasti yang ngajarin, Kan"tunjuk Zoe.

Arkan dengan cepat menggeleng. "Asli ga pernah gue ngomong gitu depan anak kecil"katanya.

"Terus lagi, setiap satu bulan sekali pasti keluarga besar gue ngumpul semua kan, kebetulan ada beberapa yang umur 4 tahun gitu lagi masa masa belajar gitu. Nah salah satu dari mereka ada yng yang ditanya sama orang tuanya, dua tambah lima berapa gitu, udah bener dijawab tujuh. Karena gue ceritanya juga mau tanya anaknya Tante gue ini, jadi gue tanya. Dua belas ditambah tiga berapa terus dia jawab lima belas, dia balik tanya kira kira pertanyaan gini, gue lupa soalnya. Ngawur banget anjir soalnya, dua ribu tiga dikali lima ribu empat, kan gue bukan kalkulator yak gue jadi bilang gatau. Eh dia malah ngomong gini, cemen gabisa jawab,makanya belajar, bodoh"

Daffa langsung tertawa paling keras, Zoe dan Febby juga tertawa.

"Goblok mah goblok aja, dasar goblok"ujar Daffa sambil tertawa.
"Gila, gue mana bisa ngitung cepet. Mana ga sempet buka kalkulator, ditambah gue emang ga pinter itung-itungan"bela Arkan.

"Sialan, perut gue sakit"Daffa masih belum bisa menghentikan tawanya, padahal jika dipikir itu tidak lucu, tapi karena Arkan dikata katain sama bocil Daffa jadi senang.
"Udah kali daff, perut Lo nanti kaku kalo bangun tidur"kata Febby memperingati.

"Iya daff ih, udah"sambung Zoe, Daffa berusaha untuk menghentikan tawanya.

"Gue jadi pengin ada bocil dirumah dah"celutuk Daffa.
"Kawin Daff"kata Arkan ngaco.
"Astaga masih kecil, belum cukup umur"sahut Zoe, Febby mengangguk menyetujui.

"Di keluarga gue ga ada tuh anak kecil, intinya saudara gue udah besar semua, bisa dibilang gue cukup muda diantara mereka"ujar Daffa.
"Ya kalo mau nikah si juga ga papa sebenernya, yang penting sanggup ngebiayain"pendapat Febby.
"Nah kalo gitu, gimana kalo kita nikah?"balas Arkan cepat.
"Kalo gue si ogah"jawab Febby.

Arkan menyugar rambutnya. "Tenang Feb, gue banyak duit bisa ngebiayain keluarga kita nantinya". Febby menghela nafasnya lelah.

"Sekolah dulu yang bener"sinis Febby.
"Berarti kalo udah selesai sekolah mau dong?"goda Arkan. Febby menggedikan bahunya.
"Tergantung usaha Lo"
"Gue udah usaha dari dulu Febb ya kali masih kurang"ucap Arkan memelas.

AlZoe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang