Chapter 43

2.8K 113 4
                                    

Padahal Zoe sudah berniat tidak pergi ke kantin belakang, tapi kurang ajarnya Zavi sudah menunggu di depan kelasnya, melihat Zoe keluar kelas bersama Radit dan Febby, Zavi langsung menghampiri.

Radit dan Febby bingung, siapa orang ini? Zoe kenal?

"Gue tau, Lo gabakal ke sana"ucapnya.
"Yok"tanpa seizin Zoe, Zavi menarik tangannya.

"FEB DULUAN AJA, NANTI GUE NYUSUL"teriak Zoe yang sudah sedikit menjauh.
"Kebiasaan banget narik tangan"gerutu Zoe.
"Lepasin dulu"Zavi tidak melepaskan nya.
"Zav, lepas"Zavi masih tidak peduli.
"Nariknya kekencengan, sakit"Zavi langsung berhenti.
"Sorry"katanya menyesal, Zoe mengangguk.

Zavi tidak lagi menarik tangan Zoe, sekarang ia malah menggenggam nya lembut.

"CIEE CIEEE UDAH ADA GANDENGAN NIH"baru saja masuk, salah satu siswa dikantin berteriak, kalo tidak salah, siswa itu adalah siswa yang meneriaki Zavi saat sedang dihukum.

"Gamau disini deh, malu"cicit Zoe setelah menghentikan langkahnya.
"KALIAN JANGAN GODAIN CEWE AING, MALU ORANGNYA"teriak Zavi, justru malah membuat Zoe tambah malu.
"Zavi ih"Zavi tertawa, membawa Zoe keluar dari kantin, masih tetap menggandengnya.

"Duduk dulu, gue mau beli makanan"Zoe menggeleng.
"Ga usah beli, gue ga laper juga, tapi kalo Lo mau ya sana beli aja"Zavi tidak jadi pergi, ia duduk di samping Zoe.

"Gue gamau lagi ke kantin ini"kata Zoe kesal.
"Kenapa?"tanya Zavi sambil terkekeh.
"Temen temen Lo rese"jawab Zoe.
"Maklum, ga pernah liat gue sama cewe soalnya"ujar Zavi.
"Ga percaya gue"

"Tanya aja sana, Lo cewe pertama yang bisa sedeket ini sama gue"Zoe mengangguk nganggukan kepalanya.
"Iya deh gue percaya"
"Ini serius"kata Zavi.
"Iya gue percaya"

"Luka Lo gimana? Udah mendingan?"Zoe mencari topik lain.
"Udah"jawabnya.
"Liat coba yang dipelipis"Zavi sedikit memiringkan kepalanya.
"Masih belum kering, harusnya kemaren di beri obat merah"komen Zoe.
"Gue ga pernah pake obat merah"ucap Zavi.
"Cemen, obat merah aja takut"cibir Zoe.
"Bukannya takut, tapi warnanya tuh kaya apa gitu, enek gue liatnya"elak Zavi.

Zoe tersenyum miring. "Alahh, ngaku aja"
"Iya iyaa ngakuu"
"Doyan tawuran tapi takut obat merah"ledek Zoe
"Kek benci gue liat yang berhubungan sama medis"kata Zavi.
"Hah benci kenapa?"tanya Zoe bingung.
"Bukan benci tapi gimana ya, medis tu berhubungan sama orang sakit bahkan sampe orang meninggal, kaya apa ya, tau lah maksud gue"jawabnya ambigu.
"Iya deh paham paham"sahut Zoe, entah beneran paham atau ngga.

"Kalo beneran gue bisa buat Lo luluh sama gue gimana?"celutuk Zavi.
"Gatau"jawab Zoe singkat, ya emang gatau kedepannya gimana.

"Kalo gue udah bikin Lo luluh, tapi tiba tiba gue ngejauh gimana?"celutuk Zavi.
"Gatau Zavii"jawab Zoe greget.
"Yakin banget bisa luluhin gue"sindir Zoe.

Zavi terkekeh kecil. "Iya juga ya, biasa gue orangnya pede"
"Ya udah gue mau ke kelas"pamit Zoe.
"Gue anterin"Zoe menolak, lalu berlari.

"JANGAN LARI, NANTI JATOH"teriak Zavi membuat Zoe malu, dan berlari lebih kencang.

✨✨✨✨✨✨

Zoe tidak ke kelas, melainkan ia pergi ke kantin menyusul teman temannya., istirahat masih ada waktu 10 menit lagi.

Tapi karena berlari, ia tidak sengaja menabrak seseorang. Alisha.

"MAKSUD KAMU APA?"Alisha berteriak kencang, Zoe terkejut.
"Apa sih Lo, orang gue ga sengaja"Zoe menggertak.

Semua orang langsung memusatkan perhatiannya. Di ujung sana Febby, Arkan, Daffa, dan Radit juga mengawasi, jika sudah bermain tangan baru mereka lerai. Teman ngga ada akhlak.

"Kamu sengaja kan? Aku tau"Zoe mendecih, apa apaan ini?
"Ngapain juga"sahut Zoe malas.
"Kamu benci sama aku gara gara aku pacaran sama Alvarez"kata Alisha.
"Dih tapi kan udah putus ngapain masih benci"Zoe terkekeh.
"Eh Alisha, udah ya jangan ngaku ngaku pacaran sama Alvarez"kata Zoe sok prihatin.
"Kasian, jadi depresi gini, berobat gih"Zoe tertawa.

"AKU GA DEPRESI"teriak Alisha, Zoe menutup kupingnya.
"Brisik, suara Lo kaya cempe kejepit, Lo tau cempe? Anak kambing"Alisha semakin emosi.

'ni anak bener bener gila kayanya abis diputusin Alvarez'batin Zoe memandang Alisha dari ujung rambut sampai ujung kaki.

PLAK

Ah elah, main tangan lagi.

Zoe memegang pipinya. "Kurang kenceng Alisha"

PLAK

Sekali lagi, lebih kencang. Zoe bertepuk tangan. "Nicee"

"Eh itu udah ditampar"ucap Febby panik.
"Bentar dulu, tunggu Zoe ngebales"cegah Arkan yang diangguki Daffa dan Radit. Febby menurut. 'iya deh biarin si alisha di tampar dulu'pikirnya.

PLAK

Tapi tamparan alisha kalah kuat dengan tamparannya. Alisha terhuyung. "Ah lemah, latihan lagi ya namparnya"ledek Zoe sedikit meringis.

Alisha menangis. "Kok nangis?"

"ZOE"Alvarez yang baru saja datang tiba tiba membentak.
"Apa?"sahutnya santai.
"GUE UDAH GA ADA HUBUNGAN NYA SAMA ALISHA, LO JANGAN PERNAH GANGGUIN DIA LAGI"ujar Alvarez keras, Zoe mendecak.
"Eh anjing dengerin ya, dia duluan yang cari masalah, ngapa jadi gue yang disalahin, gue tuh baik banget, dia nampar dua kali gue cuma satu kali, kurang baik apa gue coba"kata Zoe menyilang kan tangannya di depan dada.
"Eh apa mau tambah satu lagi? Biar imbang"lanjutnya, menatap alisha yang sedang meringkuk di lantai. Ia lalu menatap Alvarez yang menatap nya marah.

"Apa si babi, ga usah liat liat"ujar Zoe kasar, Alvarez terkejut sebenarnya, tapi ia pandai menyembunyikan ekspresi.

Tapi Zoe lebih kaget, tangannya tiba tiba ditarik menjauh dari TKP. Bukan, bukan Alvarez tapi Zavi.

"EH ALISHA LO MASIH ADA UTANG YA SAMA GUE, GUE KURANG SATU NAMPARNYA"teriak Zoe.

Lagi lagi tidak ada yang melapor ke guru, dan tidk ada guru yang tau.

Ternyata sedari tadi Zavi menyaksikan nya dari kejauhan, ia mengikuti Zoe dari belakang saat Zoe pergi. "Dibilangin jangan narik"omel Zoe. Zavi langsung melepaskan nya.

Mereka duduk di bangku taman. "Sakit?" Zavi menunjuk pipi Zoe yang memerah.
Zoe menggeleng, memegang dadanya, mendramatisir keadaan.  "Ini lebih sakit, masa gue dituduh yang mulai duluan, padahal kan dia yang teriak teriak"
Zavi terkekeh, memegang pipi Zoe. Tapi suara menginstruksi gerakan Zavi.

"Eh eh apanih pegang pegang"kata Daffa galak, sambil menepis tangan Zavi kasar.

Ya, yang baru saja datang adalah besperen, Radit juga sudah bergabung satu Minggu yang lalu. Ya walaupun awalnya Daffa menolak.

Daffa langsung duduk di tengah tengah mereka berdua, karena sesak, Zavi mengalah, berdiri dari duduknya. Heran posesif banget perasaan.

"Lo bukannya tukang rusuh itu ya?"hardik Radit. Zavi mengangguk. Ya memang.
"Lo kenal sama Zoe?"tanya Radit.
"Ga kenal"jawab Zavi lalu pergi dari sana.

Setelah pergi Febby langsung bertanya. "Serius an Lo ga kenal dia?"tanya Febby.
"Ngga"jawab Zoe berbohong, Arkan menatapnya datar, tapi tidak membocorkan.

Ting

DafandraZav
Pulang bareng gue.

Zoe hanya membacanya saja, tidak berniat membalas. Besperen kembali ke kelasnya masing-masing.

»»»»»♪«««««

HI!










BYE~

AlZoe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang