Chapter 39

2.6K 107 0
                                    

Zoe pulang kerumah dengan ceria. "AYAH ZOE PULANG NIH, MEMBAWA MIE AYAM PAK SOMAD"ujarnya riang.
"Jangan teriak teriak"tegur ayahnya yang keluar dari ruang kerjanya.

"Nih mie ayam kesukaan ayah, Zoe beli dua porsi"Zoe menyerahkan kantong plastik nya, ayah mengambilnya.
"Ya udah, kamu ganti baju dulu, habis itu makan bareng"Zoe mengangguk patuh.

Ayah sudah tau masalahnya, tepat sehari setelah kejadian itu, ayah bertelepon dengan bunda dan diberi tahu yang sebenarnya.

Zoe turun, menghampiri ayahnya yang sedang menuangkan kuah mie ayam ke dalam mangkuk.

"Nih"Zoe menerima nya, memakan nya dengan lahap, begitu juga dengan ayahnya yang sesekali menatap anaknya teduh.

✨✨✨✨✨✨✨✨

"Kali ini gue mau bertanya"Nita berseru.
"Apa?"sahut semua orang dikelas.
"Gue sama Razi pinteran mana?"
"Lo lah, dari luar juga keliatan"jawab Della seenaknya.
"Denger? Lebih pinter gue"Nita berucap kepada Razi.
"Enak aja, gue jelas jelas lebih pinter dari Lo"

Pertengkaran mereka tetap berlanjut. Hingga tanpa sadar Radit duduk di depan bangku Zoe menghadap ke belakang. "Zoe maaf soal kemaren" ujarnya tiba tiba.
"Santai dit, guenya aja yang emosi"jawab Zoe.

"NITA, ITU RAZI KELUAR, MAU CARI MURID BARU ITU"teriak Zoe tiba tiba, sengaja mengalihkan pembicaraan. Nita yang sedang tenang bercerita dengan Della, berdiri, matanya melotot.

"CIEEE CIEEEE"satu kelas menyorakinya, bahkan Nandra dan Febby yang kebetulan baru saja masuk ke dalam kelas, ikut menyoraki.

"Takut banget gue nyamperin cewe lain kayanya"Razi yang sedang duduk di pojok meledek Nita. Benar, Zoe hanya berbohong.
"Zoe"Nita menatap Zoe tidak santai.

Kembali lagi Nita dan Razi bertengkar, ah damai sekali kelas mereka ini.

Zoe bermain handphone nya, Radit terus mengajak ngobrol.

Zoe meletakkan handphone nya kesal. "Dit, mending Lo kaya yang dulu aja deh, bawel banget Lo sekarang"

Radit mendengus, pergi ke bangkunya sendiri. Baru saja Radit pergi, Febby datang dengan raut muka yang ditekuk.

"Ini lagi, kenapa Lo?"tanya Zoe pusing.
"Gapapa"jawabnya, lalu duduk.
"Biasanya kalo bilang ga papa berarti ada apa apa"kata Zoe.

"Arkan nyebelin banget, ngapain coba minta nomer cewe baru itu"Zoe syok mendengar nya.

"Feb"panggil Zoe menutup mulutnya.
"Apa?"Febby bertanya bingung.
"Sejak kapan Lo ngurusin Arkan? Jangan jangan Lo udah suka sama Arkan?"ujar Zoe terkejut, Febby menggeleng cepat.
"Hah? E-engga gue b-biasa aja"ucapnya gugup. Zoe tertawa terbahak-bahak.

"AKHIRNYA"teriknya senang.

Febby berusaha menghentikan Zoe yang terus tertawa seperti orang gila.
"Fix, gue harus kasih tau Arkan"Febby tentu panik.
"Jangan"cegahnya.
"Ya udah kalo Lo ga ngebolehin gue ngasih tau Arkan, Lo ngaku ke gue, Lo beneran suka sama Arkan kan?"tanya Zoe berbisik.

Febby pasrah. "Hm"

Zoe mengepalkan tangannya ke udara, menggumamkan  kata 'yes', seolah dia yang berhasil menaklukkan hati Febby.

Pelajaran dimulai.

✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Pulang sekolah kebiasaan Zoe adalah nongkrong di dalam kelas dulu, tunggu sampai sekolah sepi, baru keluar. Kebiasaan semenjak satu bulan yang lalu sih.

Febby suka heran sama Zoe, coba pikirkan Alvarez saja tidak terlalu berlebihan seperti ini, tetap seperti biasa, kenapa jadi Zoe yang repot sendiri?

AlZoe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang