Chapter 62

2.3K 89 4
                                    

Hari ini hari Minggu, Zoe belum menjawab pertanyaan Alvarez sama sekali. Untungnya Alvarez dan bunda hari ini pulang kerumahnya. Itu membuat Zoe lega.

Saat ini Zoe sedang berdiri di samping ayahnya, menatap mobil yang dikendarai Alvarez meninggalkan halaman rumah nya. Diam diam Zoe menghela nafasnya. Setelah mereka benar-benar pergi, ayah merangkul Zoe untuk masuk ke dala  rumah.

"Ayahh, kan Zoe udah dipastikan ga kenapa napa, jadi tunangan nya dibatalin dong?"ucap Zoe tanpa basa-basi.
"Ngga dong sayang"balas ayahnya tersenyum, hal itu malah membuat Zoe jengkel.

"Ih ayah mahh"Zoe merengek.
"Udah ah, awas ayah mau ngerjain sesuatu"Ayah bangkit meninggalkan Zoe sendirian.

"Bosennnn"Zoe menyalakan televisi.

Setelah mengganti semua channel TV, tidak ada yang pas bagi Zoe. Zoe 3 hari lagi bertambah umur. Akhirnya ia bisa membantah Alvarez saat ia dikatakan anak kecil.

"Gue seumur hidup udah baca berapa novel ya?"gumamnya tiba tiba terpikirkan dimana ia sangat gila novel, 1 hari bahkan bisa membaca 2 novel sekaligus. Tapi mengingat sekarang sudah kelas 12, ia sedang berusaha mengurangi nya, 1 novel 2 hari misalnya.

Ah iya, Zoe sudah lama tidak bertemu dengan Ibu nya Daffa.

"AYAHHHH"teriak Zoe melengking.
"JANGAN TERIAK TERIAK"balas ayahnya di dalam ruang kerja.
"ZOE IZIN MAIN KE RUMAH DAFFA YAAA"
"JANGAN PULANG KEMALAMAN"
"SIAPP AYAHHH"

Zoe berlari ke kamarnya untuk mengambil tas kecilnya, setelah memesan taxi. Bertepatan dengan Zoe yang sudah di gerbang, taxi itu datang.

Membutuhkan waktu yang lumayan lama, Zoe akhirnya sampai di depan gerbang rumah Daffa. Ia menekan belnya. Seseorang yang mungkin mengurus rumah Daffa membukakan gerbangnya.

"Mau bertemu siapa?"tanyanya.
"Daffa nya ada?"
"Ada, silahkan masuk"

Zoe masuk ke dalam halaman rumah Daffa.
"Silahkan masuk saja"orang itu mempersilahkan.

Zoe masuk ke dalam rumah. Menatap sekeliling, ia tidak menemukan seorang pun. Sampai akhirnya suara panggilan, membuat Zoe menoleh.

"Zoe ya?"
"Iya Tante"
"Udah lama ga ketemu, gimana kabarnya?"tanya ibu Daffa ramah.
"Baik Tante, Tante gimana?"
"Baik dong"jawabnya tersenyum lebar.

"Duduk dulu, Daffa kayanya belum bangun"Zoe duduk di sofa.
"Bentar ya, mau bangunin Daffa"Zoe mengangguk.

"Jam 12 kurang belum bangun?"gumam Zoe tak habis pikir.

Tak lama, Ibu Daffa datang bersama Daffa dibelakangnya. "Ngapain Lo pagi pagi kesini?"tanya Daffa sambil mengucek matanya.
"Pagi, pagi, kamu tuh udah jam 12 baru bangun"omel wanita paruh baya itu.
"Namanya cowo, Mah"kata Daffa membela dirinya sendiri.
"Ngga ada hubungannya, mau cowo mau cewe, kalo rajin ya pasti bangun pagi"Daffa membrengut.

Setelah mengomeli Daffa, ia langsung pergi ke arah dapur. Daffa berbaring kembali di sofa. "Mandi kek, malah tiduran lagi"ujar Zoe.
"Males"balas Daffa.
"Tumben Lo kesini, ngapain?"tanya Daffa.
"Bosen di rumah, terus mau ketemu sama nyokap lo"
"Mau ketemu nyokap gue atau kangen sama gue nih?"goda Daffa.
"Dih pede"

Daffa tertawa. "Oh iya Daff, Febby tau gue sama Alvarez pacaran"
Daffa mengubah posisinya menjadi duduk. "Kok bisa?"
"Bisalah, untung aja ga tau kalo sebenernya udah tunangan"jawab Zoe.
"Lo ngaku Lo pacaran sama Varez atau gimana?"tanya Daffa penasaran.
"Gitu deh pokoknya, susah dijelasin"Zoe tidak mau memberikan alasan sebenarnya mengapa Febby mengetahui itu. Sebenarnya hanya masalah sepele, tapi Zoe yang malu.

Berjam jam Zoe bercerita dengan Daffa dan ibunya. Sampai akhirnya jam menunjukkan pukul setengah 6 sore. Zoe juga tidak sadar apabila Alvarez tidak menjemputnya.

AlZoe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang