Chapter 75

1.8K 73 1
                                    

"Zoe"

Zoe menutup erat matanya, berpura-pura untuk tidur. 3 hari Zoe tidak berkomunikasi dengan Alvarez. Katakan saja bahwa Zoe egois. Ia masih belum menerima sepenuh hati merelakan Alvarez pergi.

Alvarez tentu menyadari hal itu dan sudah memprediksi dari jauh jauh hari. Tapi tidak bisa dibatalkan, semuanya sudah siap.

Zoe mendengar helaan nafas panjang lalu tertutup nya pintu kamar. Zoe membuka matanya perlahan lahan, takut takut Alvarez masih di dalam kamarnya.

"Mau pulang?"
"Iya yah, Zoe lagi tidur"
"Oh gitu, ya udah hati hati"

Samar samar Zoe mendengar percakapan itu.

Ceklek

Zoe menutup matanya kembali. Berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan akting yang bagus. Nafasnya terdengar sangat damai.

"Zoeline"
"Jangan pura-pura, ayah tau kamu ga tidur"
"Ada masalah apa sama Alvarez?"
"Cerita"

Zoe masih kekeh. Tidak ingin membuka matanya.

"Apa jangan-jangan kamu udah tau Alvarez mau sekolah di WU?"

Mendengar itu Zoe membuka matanya. Terlihat ayahnya tersenyum mengejek karena Zoe gagal dalam menjalankan aktingnya.

"Iya kamu udah tau?"tanya Ayah lagi.
"Ayah udah tau?"Ayah mengangguk untuk menjawabnya.
"Kenapa cuma Zoe yang gatau?"tanya Zoe terdengar kecewa.

Ayah berjalan mendekat, untuk duduk di tepi ranjang.

"Ayah yang ngelarang Alvarez buat ngasih tau kamu"
Zoe merubah posisinya, duduk di samping ayah. "Kenapa?"

"Ayah ga mau rencana Alvarez terganggu"
"Liat kan? Sekarang aja kamu malah menjauh dari Alvarez, bukannya ikut senang karena Alvarez bisa ngelanjutin belajarnya di luar negeri"

Zoe menyimak dengan rasa yang campur aduk. Zoe senang Alvarez bisa melanjutkan pendidikan nya di luar negeri, tapi rasanya tidak terima jika ia ditinggal pergi oleh Alvarez.

"Kamu mau buat Alvarez terbebani?"
"Buat Alvarez jadi ragu buat kesana?"
"Ngga kan?"

"Jangan jauhin Alvarez ya?"
"Ayah mohon"

Zoe menumpahkan air matanya. Ayah yang melihat itu langsung memeluk nya. "Ga sampai 5 tahun, toh kalo ada liburan Alvarez pasti pulang"

"Minta maaf gih sama Alva, kasian"

Ayah melepaskan pelukannya. "Oke?"
Zoe mengangguk pelan. Setelah dapat jawaban dari Zoe, ayah langsung keluar kamar.

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Jantung Zoe berdebar kencang. Hari ini pengumuman kelulusan.

"Lulus, pasti besperen lulus semua"Febby merangkul pundak Zoe.

Besperen berdiri di bawah rindangnya pohon. "Aamiin"Daffa membalas. Ia sendiri sedang menggosok-gosok tangannya. Gugup. Berbanding terbalik dengan Radit, ia terlihat tenang duduk bersandar pada batang pohon. Alvarez tidak bisa ditebak. Arkan? Ia berada di kumpulan anak IPS.

"Selamat Pagi semuanya!"
"PAGI PAK!!"
"Sudah siap untuk mendengarkan hasilnya?"
"SIAP PAK!!"
"apakah kalian optimis dengan hasilnya?"
"YAA"
"TIDAK"

Kini jawaban mereka berkubu.

"Sekali lagi apakah kalian optimis dengan hasilnya?"
"YAA"
"TIDAK"

Kepala sekolah itu terkekeh mendengar jawaban dari para murid. "Bagi kalian yang pesimis dan buat semua yang optimis..."

"SELAMAT KALIAN SEMUA LULUS TANPA TERKECUALI"

AlZoe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang