"King playboy yang gak tau kapan tobatnya. Mungkin nanti, kalau lo udah jadi milik gue." - Dylandra.
"Stop! Gak mungkin tau gak gue suka sama playboy kaya lo yang suka nyakitin cewek!" - Adila
🦅🦅🦅
Ganteng✔ Pintar✔...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°Happy Reading° . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa kalian jahat sama gue?" — Adila.
🦅🦅🦅
Pagi ini Dylan dihadapi dengan ulangan harian fisika yang begitu memumetkan otak. Dylan sedikit kesulitan mengerjakannya karena memang soal-soal yang dia hadapi begitu sulit.
Dia menggaruk kepala. "Aish! Nih soal kenapa beranak sih!" Keluhnya yang memang satu soal itu beranak, setiap soal ada pertanyaan a,b,c, dan jumlah soal itu ada 25.
Banyak! Iyalah kata siapa sedikit.
Walau mengeluh karena soal yang dia kerjakan banyak, tetapi soal itu berhasil dia selesaikan — begitupun dengan yang lainnya.
Hingga saat semua sudah selesai — Bu Dina selaku guru yang mengajar, dia berdiri hendak pamit.
"Anak-anak ibu udah share ke Erna materi minggu depan untuk di foto copy-kan. Namun Erna bilang kelas ini banyak yang menunggak uang kas." Ucap Bu Dina
"Iya ibu apalagi tuh orang yang duduk paling depan, so jadi ketua kelas tapi uang kas nunggak teros!" Sindir Erna. Maksud orang itu adalah — Dylan.
Dylan menengok ke arah Erna, dia menye-menye mengejek gadis yang pernah menjadi mantannya itu. "Bohong itu hoax, bu. Jangan didenger dia mah ada dendam tersembunyi sama saya!" Ujar Dylan tak mau kalah. "Orang saya bayar kok, waktu itu."
"Iya waktu itu lo nunggak hampir 8 bulan! Dasar manusia pelit!"
Makian Erna membuat seisi kelas termasuk Bu Dina tertawa. Sudah menjadi tradisi Dylan dan Erna adu mulut — bahkan mereka dinamai duo kucing garong.
Dylan menoel Farhan, lalu Fahri dan Sagara ikut menengok. Dia berbisik. "Abis ini bantu gue kerjain si Ernot, oke?"
