𝙃𝙞 𝙆𝙖𝙥𝙩𝙚𝙣!³⁷

1.8K 401 223
                                    

○●○

Lala mengerjapkan matanya, yang ia lihat pertama kali hanya langit-langit ruangan yang ia kenali sebagai ruangan kesehatan.

Shh── ringisnya

❝ minum dulu la ❞

Suara Yudha memasuki indra pendengarannya, gadis itu mengambil posisi duduk dan segera meneguk air pemberian yudha dengan pelan.

❝ pusing ❞

❝ tiduran aja, lukanya mau gue kompres lagi ❞

Pemuda itu dengan telaten mengompres kening lala yang memar. Sesekali mendapatkan ringisan pelan dari sang gadis.

❝ lukas mana ? ❞

Yudha menoleh ❝ di ruang konseling, ada orang tua lo juga sama guru sekolahnya lukas ❞

Lala yang mencoba bangkir dari posisinya ditahan oleh yudha, pemida itu menggeleng pelan ❝ gak usah, lo disini aja──Nanti juga mereka kesini ❞

Lala kembali diam, gadis itu sedang bergumal dengan pemikirannya.

Entah tentang rosa ataupun jeffri.

❝ kak jeffri── ❞

Ucapannya tersendat, namun lala tetap menatap yudha. Pemuda itu mengangguk paham ❝ dia juga di ruang konseling ❞

❝ kalo kak rosa ? ❞

Pemuda itu menghela nafas, mengulum bibirnya tipis ❝ rosa di drop out

Ada tatapan tak percaya diwajah gadis itu, seakan meminta penjelasan lebih.

❝ sekolah yang ngambil keputusan, karena kasus rosa udah didenger sampe luar ❞

❝ sebenernya siapa yang nyebarin aib kak rosa kak ? ❞

Yudha menatap lala dalam ❝ biar dia sendiri yang nunjukin dirinya── Yang gue tau, lo gak akan mungkin lakin hal kaya gitu ❞

●○●

Jeffri tertunduk dirooftop, dengan wajah penuh lebam dan seragam yang sudah acak-acakan.

Pemuda itu menatap nanar tangannya, tangan yang ia gunakan untuk memukul lala.

Ia menurunkan tangannya kepada lala, gadis yang ia cintai.

❝ maaf la maaf ❞ lirihnya

Jeffri menatap laintai rooftop, menunduk dalam membiarkan air matanya jatuh. Bahu tegap lelaki itu terlihat rapuh.

Kriet

Suara terbukanya pintu tak berdampak apa-apa, lelaki itu masih sibuk dengan pemikirannya.

Sosok dibelakang jeffri memilin tangannya, hatinya berdenyut nyeri.

Rosa mendekat perlahan ❝ jeffri ❞ panggilnya

Perempuan itu bisa melihat mata memerah dengan tetesan air mata dipipi tirus pemuda berdimple itu.

Rosa mendudukan diri disamping jeffri, menoleh kearah depan kala tak tahan menatap jeffri yang sekacau itu ❝ maaf ❞ lirihnya

 |✓|𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐢𝐜𝐚𝐭𝐞𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang