𝙃𝙞 𝙆𝙖𝙥𝙩𝙚𝙣!²⁶

1.3K 325 52
                                    

~Ramein setiap linenya guysssss~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Ramein setiap linenya guysssss~

Day-3

Bumi ibu kota basah diguyur hujan sejak pagi tadi. Hingga tengah hari ini, hujan tak kunjung memberikan tanda reda.

Lala menatap lapangan basket indor dimana masih banyak siswa-siswi didalamnya. Entah ikut berpesta ria bersama pendukung SMA Merdeka yang menang melawan SMA Santanus.
Atau hanya duduk-duduk bercengkrama sembari menunggu hujan reda.

Lala bersedekap dada, sesekali mengusak lengannya yang dingin terkena sapuan angin.
Lala kembali mengutuk dirinya karena memilih baju lengan pendek untuk datang dipertandingan hari ini, tanpa membawa jaket atau yang lainnya

❝ tadi waktu berangkat panas banget, giliran udah masuk stadion ujan. Mana dingin banget lagi ❞ gerutunya

Ia bisa saja ikut berkumpul dengan yuna dan jihan, namun hal itu tak ia lakukan. Mengingat dirinya sedang meminimalisir bertemu dengan kekasihnya, jeffri.

Masih dengan fakta yang diutarakan elang, sosok yang baru ia kenal beberapa hari ini. Tentang bagaimana jeffri melihat aksi purundungan yang dilakukan oleh mantan kekasihnya kepada dirinya namun tak berbuat apa-apa. Menjadi alasan kemarahan gadis itu.

Lala bahkan tak merespon pesan ataupun panggilan lelaki itu, dan menurutnya itu wajar.

Lala memundurkan kakinya kala rintik hujan telah mencapai lantai koridor yang menghadap langsung dengan lapangan upacara disekolahnya.
Tangan mungil gadis itu ia julurkan kedepan, menutup matanya menikmati sentuhan dari rintik hujan yang jatuh tepat ditelapak tangannya.

Senyumnya mengembang kala netranya melihat hujan deras yang mengguyur lapangan didepannya ❝ lama banget gak ujan-ujanan, jadi pengin ❞ monolognya

Lala berlutut, membuka ikatan tali sepatunya dan melepaskannya.
Gadis itu kembali berdiri, dengan sepatu yang sudah berada ditangan kirinya. Memajukan langkahnya membuat rintik air hujan membasahi kaki putihnya yang tak terbalut apapun ❝ dingin ❞ gumamnya

Dor

Tepukan dibahu dengan suara itu mengagetkan lala hingga gadis itu berjengit ❝ kak elang! Lala kaget!!! ❞ pekiknya

Elang terkekeh sembari melindungi diri dari pukulan sepatu lala dengan menyilangkan tangannya ❝ ampun ampun!!! Galak banget si ❞

Mata bulat gadis itu kian bulat mendengar ucapan elang ❝ ngomong apa tadi ?! ❞

Elang meneguk ludahnya kasar, bukan karena takut. Namun wajah lala yang mendongak dengan posisi yang amat dekat didepan wajahnya.
Jari telunjuk lelaki itu mendorong dahi berponi lala ❝ lo galak ❞ ledeknya

Lala mencebik kesal, kini sepatu ditangannya ia taruh dilantai tempat yang tak mungkin terjangkau air hujan. Tangan mungil gadis itu menelungkup, membuat bulatan ditengahnya. Berharap air mengisi telapak tangannya.

 |✓|𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐢𝐜𝐚𝐭𝐞𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang