𝙃𝙞 𝙆𝙖𝙥𝙩𝙚𝙣!³⁹

1.6K 357 71
                                    

○●○

h── hai

Ucapan lirih nan gugup itu mengayun, keadaan seketika canggung. Lala, gadis itu masih diam menatap seseoramg didepannya tanpa berniat membalas sapaannya.

Sedangkan jeffri, pemuda itu memberanikan diri mendekati lala, kendati disetiap langkahnya mata tajam bara selalu menyorotnya.

❝ pergi yuk ❞

Yuna tahu, perkataannya mungkin sangat tak sopan. Karema bagaimana pun jeffri adalah kakak kelasnya, dan umurnya jelas lebih tua darinya. Namun, melihatnya saja membuat gadis itu muak.

Yuna menarik tangan lala, gadis yang masih diam itu tersentak namun tetap berdiri.
Langkahnya terhambat kala tangannya dicekal pelan oleh jeffri, lala menatapnya sekilas

Ini yang lala benci, menatap mata jeffri dengan binar memohon termasuk kelemahannya.

Dan gadis itu mengutuk kelemahannya sendiri. Namun, masih ada bayang-bayang menyakitkan yang terlintas kala mata mereka bertemu, cacian, makian, hinaan yang ia dapat masih terasa hingga sekarang.

Dengan lemah, lala menyingkirkan tangan jeffri. Enggan lebih lama dekat dengan lelaki itu.

la, we need to talk

Lala menghela nafasnya pelan, menghadapi orang yang sedang dipeluk penyesalan adalah hal yang berat.

Memaafkan terlihat sangat berat, membiarkan terlihat sangat tak punya hati. Lalu harus bagaimana ?

too late

Hanya itu yang bisa keluar dari mulut lala, gadis itu membalikan badannya, memunggungi jeffri. Kembali menghela nafas dan berjalan tanpa tujuan. Yang jelas, lala masih belum bisa untuk berinteraksi dengan jeffri.

Setidaknya, menganggap jeffri tak ada lebih baik.

Sedangkan jeffri, pemuda itu mengacak rambutnya kasar.

Ia mengumpati dirinya sendiri, yah ini memang salahnya. Ia terlalu bajingan.

❝ gimana la── gimana caranya supaya gue dapet maaf lo ? ❞ lirihnya

○●○

Lala termenung ditaman belakang sekolah, presensi Yuna dan Jihan ia tolak. Gadis itu membutuhkan waktu sendiri.

Menatap kosong pemandangan didepannya, tanpa tahu ada seseorang yang mendekatinya. Gadis itu terlalu terbawa suasana sunyi dan penatnya pikiran.

❝ butuh ruang sendiri ? ❞

Lala tersentak, gadis itu mengulum bibirnya. Menggeleng sebagai jawaban.

Senyum manis mengembang dibibir Yudha. Pemuda itu memposisikan duduk disebelah lala.

❝ lagi suntuk ? ❞

Lala mengangguk ❝ heum ❞

❝ kenapa ? Jeffri lagi ? ❞

Lala mengangguk ragu, menatap yudha yang juga sedang menatapnya ❝ menurut kaka, lala jahat gak kalo gak maafin kak jeffri ? ❞

Tanpa ragu Yudha mengangguk

 |✓|𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐢𝐜𝐚𝐭𝐞𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang