Four Seasons - 10

2.8K 377 28
                                    

Waktu berlalu begitu cepat. Sepertinya baru kemarin mereka melakukan ujian tengah semester. Namun hari ini, mereka berada di aula sekolah untuk acara kelulusan. Beberapa murid senior berbaris dengan rapih. Dan dibelakang mereka, orangtua pun mendampingi anaknya untuk melihat bagaimana proses kelulusan dan masing-masing mendapatkan ucapan selamat dari kepala sekolah. Hymne sekolah mereka nyanyikan bersama di pandu oleh paduan suara. Satu persatu murid menaiki podium dan menerima surat kelulusan dari tangan kepala sekolah secara langsung.

Hari ini, Sasuke melakukan pidato. Karena ia satu-satunya siswa yang meraih nilai kelulusan dengan angka sempurna. Para murid menatapnya penuh minat. Sakura dan Naruto pun menatap Sasuke dengan bangga.

Dua jam lamanya upacara kelulusan tersebut. Para siswa siswi saling bercengkrama. Beberapa murid junior memberikan ucapan selamat. Tampaknya, adat di Jepang memanglah kental. Terbukti, beberapa siswi meminta kancing jas almamater siswa laki-laki. Mitosnya, jika siswi itu mendapatkan kancing jas almamater milik pria yang di sukainya, maka mereka akan berakhir bersama.

Hal itu tidak luput menarik perhatian Hinata. Ia memandang Naruto, Sasuke dan Sakura yang mendekat padanya. Ayahnya sudah lama berpamitan pulang dengan Kou. Ia di berikan waktu untuk berpisah dengan teman-temannya. Pandangannya tertuju pada jas almamater milik Naruto yang kancingnya sudah habis. Hinata menghela nafas pelan. Jas Sasuke pun sama seperti Naruto, kancingnya sudah terlepas.

Hinata berfikir, Sakura lah yang mendapatkan kancing milik Sasuke, "Lihatlah, Hinata! Baru saja aku ingin meminta kancing milik Sasuke, namun sekejap mata, kancing itu menghilang entah kemana. Ditambah Naruto, ia memberikan kancingnya pada Shion. Tidak mengerti bagaimana perasaanmu,"

Naruto menggaruk tengkuknya walau sebenarnya tidak gatal sama sekali, "Aku tidak tahu. Bukankah itu hanya mitos? Mengapa kalian terobsesi dengan kancing? Bahkan aku bisa memberikan berpuluh-puluh kancing jika kalian ingin,"

Sakura mendekati Naruto dan menarik kerahnya, "Bagi seorang gadis, itu sangatlah penting! Aku pernah mendengar senior di sekolah ini menikah dan hidup bahagia karena dahulu senior pria memberikan kancingnya pada wanita pujaannya. Kau masih mengatakan itu mitos??!"

Ketika dua sejoli itu bertengkar, pandangan Hinata terpaku pada mereka. Ia bukanlah siswi yang humble, friendly, kindly seperti Sakura. Ia cenderung membosankan. Hingga tanpa sadar, Sasuke memasukkan sesuatu ke dalam saku jas almamater Hinata. Lihat? Bahkan gadis itu tidak sadar sama sekali apa yang Sasuke perbuat.

"Kancingmu.."

Hinata beralih menatap Sasuke yang mulai berbicara padanya. Karena nilai kesopanan terletak saat keduanya saling bicara dan harus saling bertatap muka, "Apakah kau tidak memberikannya pada Naruto?"

Hinata tersenyum, "Sepertinya ia tidak membutuhkannya,"

"Bisakah aku memintanya?" Hinata mengerutkan keningnya seakan meminta penjelasan dari Sasuke. Pria yang ditatap itu menarik kedua sudut bibirnya, "Kau tahu, ibuku akan marah ketika tahu jas almamaterku tidak mempunyai kancing satu pun,"

Mendengar penjelasan Sasuke yang masuk akal, Hinata mengangguk menyetujui, "Mm!"

Ia menarik kancingnya satu persatu, dan diberikannya pada Sasuke, "Kau tidak dimarahi oleh ayahmu jika jasmu tidak memiliki kancing?"

"Ayahku tidak akan marah pada hal sekecil itu," ucap Hinata menenangkan Sasuke.

"Ah! Hinata!"

Hinata tersentak ketika mendengar suara Sakura yang melengking, "Kemana kancingmu? Apa aku melewatkan sesuatu?" ia memandang Sasuke dan Hinata bergantian.

"Aku memintanya," Sasuke menunjukkan kancing yang diberikan Hinata padanya.

Wajah Sakura terlihat lesu, "Kau bisa meminta milikku, Sasuke,"

Four Seasons of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang