Four Seasons - 20

2.6K 443 38
                                    

Rabu itu menjadi mencekam karena kedatangan Hinata dan Sasuke di rapat yang isinya hanya terdapat orangtua yang kolot. Mereka jelas bisa menangani Nara Shikamaru. Tetapi menangani pemimpin Hyuuga Company dan Uchiha Tech sekaligus? Mereka jelas tahu kabar pertunangan pemimpin Hyuuga Company dan Uchiha Tech. Beberapa yang ada di ruangan itu bahkan menjadi tamu undangan. Jika itu mengatasnamakan senioritas, tidaklah ada dalam kamus para petinggi. Mereka sudah salah mengambil keputusan hingga kedua pemimpin perusahaan gila itu ikut turun tangan. Terutama Hyuuga yang mereka takutkan. Bagaimana tidak, jika mengatasnamakan senioritas, tentu di dalam Hyuuga terdapat petinggi yang masih hidup hingga saat ini.

Menghadapi orangtua itu bukan hal sulit untuk Hinata dan Sasuke. Tampaknya Hinata menyesali keputusannya menyerahkan pada Shikamaru. Karena pria itu dimainkan oleh para orangtua yang berada di ruangan ini. Hinata menghembuskan nafasnya yang membuat bulu kuduk setiap manusia meremang. Tatapan Hinata berubah tajam. Sasuke yang melihatnya hanya tersenyum. Gadisnya itu memang sudah berubah. Jika dulu Hinata tak mampu menekan seseorang dan bahkan seperti seorang yang antisocial, kini lihatlah! Ia berdiri tegak dan mengangkat wajahnya. Itu membuatnya bangga dan menahan teriakkannya bahwa Hinata adalah miliknya.

"Baiklah, kita mulai rapat ini, yang mungkin menjadi keputusan final untuk hari ini juga. Kalian sudah terlalu lama membuang waktu. Menurutku, membuang waktu sama dengan membuang uang. Tentu uang adalah segalanya untuk kalian yang berada disini," Hinata menaikkan satu sudut bibirnya, "Jika tidak ada uang, bagaimana kalian menghidupi keluarga dan simpanan kalian,"

Drama pengusaha tak lepas dari simpanan. Pria tua menuntut sebuah kepuasan dari daun muda. Begitu pun wanita tua yang memiliki gairah tinggi, mereka masih ingin merasakan lelaki yang kuat di atas ranjang. Membuat sebagian dari mereka bermain dengan pria bayaran.

Hinata berdeham membuat sebagian meneguk salivanya, "Pertama, aku ingin mengetahui, mengapa kalian tak menerima penawaran ini? Kurasa Nara-san sudah menjelaskan detailnya. Lalu apa yang salah hingga kalian mengulur waktu membuatku harus berhadapan dengan kalian saat ini?" ekor matanya menatap satu persatu peserta rapat. Tatapannya jatuh pada seseorang, "Bisakah kau jelaskan padaku, Danzo-san," yang di panggil namanya pun membulatkan matanya. Hinata menaikkan satu alisnya, "Kenapa? Kau aktif dalam rapat ini, bukan? Kudengar setiap rapat, kau termasuk orang yang tak pernah absen,"

Pria lanjut usia itu berdiri, "A-Ada beberapa persyaratan dari anda yang tidak memenuhu kualifikasi kami, Hyuuga-sama,"

"Katakan,"

Danzo menautkan jari jemarinya. Mengapa ia lemah di hadapan wanita muda seperti Hinata, "T-Tentang beasiswa yang akan diberikan pada lima puluh siswa. Itu terlalu banyak. Dan rencana sekolah ini yang khusus wanita, anda menginginkan sekolah ini menjadi sekolah campuran. Ditambah arsitektur yang sudah kami rencanakan, anda menolaknya karena tidak sesuai dengan standar,"

Hinata mendengus, "Bukankah lebih menjanjikan sekolah itu menjadi sekolah umum? Lagipula, apa yany kalian lakukan jika itu menjadi sekolah wanita? Memasang CCTV pada setiap sudut sekolah? Menikmati tubuh gadis muda, huh?" seperti Hinata dapat membaca fikiran mereka, para pria tua itu sulit meneguk salivanya.

Tiba-tiba terdengar suara pukulan meja, "Anda jangan bercanda, Hyuuga-sama. Untuk apa kami mengambil rekaman di setiap sudut ruangan? Apa anda merendahkan-"

"Lalu, untuk apa kau membeli banyak CCTV? Aku melihatnya di gudang dan aku menanyai salah satu pekerja proyek. CCTV itu akan di pasang di setiap sudut ruangan," Hinata balas memukul meja tidak kalah keras, "Lalu untuk apa?" Sasuke meringis. Ia bisa bertaruh, tidak ada yang bisa menyangkal kata-kata Hinata, "Jika hanya untuk menghindari kasus bullying, bukankah itu tugas guru yang nantinya akan kalian pekerjakan? Bukankah guru ada untuk menengahi dan membela kebenaran? Apa kalian ingin guru yang bekerja hanya terfokus pada pengajaran?" Hinata terkekeh, terdengar lucu. Ia pun menjadi korban bullying dahulu. Bahkan guru tidak ada yang mendengarnya, dan berkata itu hanya candaan.

Four Seasons of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang