Four Seasons - 30

5K 410 76
                                    

"L-Lepaskan aku.."

Uchiha Sai menatap wanita yang mengiba di kakinya. Wanita yang telah menghasilkan pundi-pundi uang dari video seks dengan wanita itu sebagai bintangnya. Pelanggan website setianya terus meminta wanita itu sebagai aktrisnya. Walau tubunya tak molek seperti Hinata, wanita itu berparas cantik yang menjadi favorit para customer setianya.

Sai membawa tubuhnya agar sejajar dengan wanita bersurai musim semi yang mengiba itu, "Apa yang bisa kau tawarkan padaku agar aku melepaskanmu?"

Wanita yang diketahui bermarga Haruno itu menatap Sai tajam, "Aku sudah memberikanmu segalanya. Semua harta yang Naruto berikan padaku. Apa yang kau inginkan lagi? Aku bahkan sudah tak memiliki apapun untuk kuberikan padamu,"

Sai tersenyum menerbitkan mata seperti bulan sabit, namun hal itu begitu menakutkan untuk Sakura, "Tentu kau masih memberikan yang kuinginkan. Memanjakan pelangganku," Sai menghentikan senyumannya. Matanya terbuka, mata kelam seperti pria yang ia cintai. Sai mengusap pipi Sakura, "Lagipula, apa Naruto akan menyambutmu dengan tangan terbuka, jika dia tahu kau sedang mengandung dan itu bukan darah dagingnya? Kau sebatangkara di dunia ini, Haruno. Tidak ada yang menginginkanmu. Seharusnya kau berterima kasih padaku. Kau menghasilkan uang, dan aku memberikannya sedikit padamu. Itu hasil keringatmu. Lebih baik seperti itu, dibandingkan kau merebut simpati dan hati dari pria yang sudah memiliki kekasih,"

Sai berdiri dan meregangkan tubuhnya, "Lagipula, uang itu cukup memberi asupan gizi untuk calon bayimu," Sai menyelipkan tangannya ke saku celana, "Peminat video seks dengan wanita hamil meningkat berkat kau. Um, apa yang harus kukatakan untuk seorang yang sudah banyak membantu," Sai menggaruk pipinya yang bahkan tak merasa gatal, "Terima kasih?"

Setelah kepergian Sai, Sakura terus menangis. Apakah ia sudah keterlaluan dalam bertindak? Ia ingin kembali pada Naruto. Ia sudah menyerah pada Sasuke. Perlakuan Sai bahkan sudah tak manusiawi. Ia sudah mengalami keguguran satu kali. Dan kini, ia kembali mengandung anak haram yang bahkan ia tak tahu janinnya darah daging milik siapa. Apakah ini karmanya? Jika iya, ia ingin meminta maaf. Meminta maaf pada Naruto yang tak menyambut cinta tulus dari pria itu. Ia ingin meminta maaf pada Sasuke yang selalu mencegah pria itu untuk jatuh cinta pada Hinata. Ia ingin meminta maaf pada Hinata yang membuat keluarganya mengalami kehancuran karena ia yang terus merayu Naruto untuk mengambil segala hal yang Hinata miliki.

"Maaf.. Maaf.. Maaf.."



Satu minggu berlalu sejak kunjungannya ke rumah sakit untuk mengunjungi Naruto. Tiga hari lalu, Naruto sudah melakukan perjalanan ke Korea Selatan. Berbeda dengan Naruto, Hinata dan Sasuke terus disibukkan oleh pekerjaan yang harus mereka selesaikan lebih awal untuk acara bulan madunya. Terasa sulit, karena waktu mereka bertemu semakin menipis. Di pagi hari, Hinata berangkat lebih awal ketika Sasuke masih bermain dalam mimpinya. Sedangkan di malam hari, Sasuke selalu pulang ketika jam menunjukkan tengah malam dan Hinata sudah terlelap tidur. Sesekali mereka akan makan siang bersama, dan itu hanya tiga puluh menit.

Hinata memijat pangkal hidungnya. Kepalanya terasa pening. Bahkan tubuhnya terlihat lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Makan dan tidur yang tidak teratur menjadi penyebab Hinata seperti ini. Ia meminta Tenten memberikannya istirahat walau hanya sepuluh menit. Itu cukup untuk memberikan waktu tubuhnya beristirahat. Kantung mata yang menebal bukti kurangnya jam tidur Hinata.

"Hinata-sama," Tenten menyapa dengan sedikit takut. Hinata bukan gadis yang baik jika waktu istirahatnya terganggu.

"Mm?"

"Neji-san ingin bertemu denganmu,"

Matanya membuka, menampilkan manik indah bulannya, "Ada apa? Biarkan dia masuk,"

Four Seasons of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang