Four Seasons - 23

2.6K 442 38
                                    

"Bagaimana kabarmu, Naruto?" pertanyaan itu muncul dari bibir Sasuke yang mengunjungi gedung milik Namikaze Group.

Pria yang sedang membaca dokumen tersebut mengangkat wajahnya. Ia menatap manik kelam Sasuke. Pria yang bersurai pirang bernama Naruto itu mendengus geli. Sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan Sasuke. Sangat lama. Haruskah ia memanggilnya 'mantan sahabat'? Ia sudah tak sedekat dahulu dengan Sasuke.

Naruto menutup dokumen dan menyingkirkannya, "Seperti yang kau lihat," ia tahu, jelas mengetahuinya. Jika proyek Konoha Gakure di rebut oleh Hyuuga karena dorongan dari Uchiha. Naruto melipat tangannya di depan dada, "Aku tidak tahu kau membantu Hinata mendapatkan proyek itu,"

Sasuke tersenyum, mengangkat bahunya acuh, "Ya. Hinata menginginkan proyek itu,"

Naruto terkekeh pelan, "Untuk apa? Bukankah Hyuuga sudah memiliki segalanya? Bahkan bisnisnya sudah meranah hingga bidang fashion. Dan ia ingin mengembangkannya kembali ke dunia pendidikan?"

"Semua serakah untuk urusan uang, Naruto. Uang tak akan berkhianat. Tetapi seseorang akan berkhianat karena uang," ucap Sasuke tanpa mempedulikan jika Naruto merasa tersindir.

"Hentikan Hinata untuk menganggu bisnisku,"

Sasuke menyentuh setiap benda yang berada di ruangan Naruto. Termasuk, figura mereka bertiga, "Aku tidak bisa menghentikan tunanganku melakukan sesuatu yang membanggakan. Aku akan memberikan dukungan penuh untuknya. Kau tahu, aku adalah tunangan yang sangaaat baik hati,"

"Kau ingin Hinata merasakan sakit lebih dari ini?"

Sasuke diam-diam menyeringai, "Ah, rupanya kau? Dalang dari kecelakaan Hinata?" Sasuke menyimpan figura mereka bertiga. Ia tidak menyimpannya ke bentuk semula, tetapi menutup figura itu, "Uzumaki Karin,"

Naruto membelalakkan matanya, "Kau—"

"Aku sudah menghubunginya. Kau hanya menjadikan kerabatmu itu pesuruh untuk mengirimkan pesan pada Hinata agar sedikit menyulitkanku untuk mencari dalang dari semua ini?" Sasuke mendekat ke meja kerja Naruto, melihat berbagai benda yang berada di meja itu, "Kau mengenalku, Naruto. Sangat mengenalku. Kau hanya mengenalku sebagai Uchiha Sasuke yang dingin dan tidak tersentuh. Tetapi, tahu kah kau? Aku pemburu tikus yang handal," Sasuke mendudukkan dirinya di kursi yang bersebrangan dengan Naruto, "Kita bahas ini secara jantan. Kau ingin aku dan Hinata berhenti mengganggumu?"

Rahang Naruto mengeras, "Apa yang kau inginkan?"

"Kembalikan seluruh harta Hyuuga yang telah kau rampas paksa. Aku dan Hinata akan berhenti. Tujuan kami hanya itu, merebut kembali hak Hinata,"

Kali ini, Naruto terkekeh, "Aku mengembalikannya? Tidak! Itu sama dengan aku menghancurkan perusahaanku sendiri,"

Sasuke menghembuskan nafasnya, "Baiklah. Kau hanya memiliki dua pilihan. Menghancurkan perusahaan dengan tanganmu sendiri, atau aku dan Hinata yang meluluh lantahkan perusahaanmu tanpa tersisa," tidak lama sekretaris Naruto mengetuk pintu membawakan minuman untuk Sasuke. Wanita itu melirik nakal pada Sasuke dan pria itu mengabaikannya. Sasuke merapihkan jasnya dan beranjak, "Kuharap kunjunganku kemari tidak mengganggumu," ia membalikkan badannya hendak keluar dari ruangan Naruto sebelum sebuah suara membuatnya berhenti.

"Lewati mayatku terlebih dahulu jika kau ingin merebut segalanya dariku,"

Sasuke menaikkan satu sudutnya, "Akan kulakukan," ia berbicara dengan tetap memunggungi Naruto. Setelah menjawabnya, ia keluar dari ruangan Naruto. Aura gelapnya semakin terpancar dan membuat beberapa karyawan memilih menghindar dari jalan Sasuke.



Hari itu Mikoto mengunjungi Hinata, mengupaskan buah apel untuk calon menantunya. Keadaan gadis itu semakin membaik setiap harinya. Bisa di lihat dari rona pink yang mulai menghiasi pipi Hinata, "Lima hari lagi pernikahanmu dengan Sasuke. Apakah kau baik-baik saja dengan tanganmu?"

Four Seasons of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang