Four Seasons - 16

2.4K 438 34
                                    

Disebuah butik, Uchiha Mikoto sibuk memilah gaun untuk pertunangan putera bungsungnya dengan puteri sulung sahabat suaminya. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu terus meneliti dengan tangan yang berada di rahangnya seperti seorang ilmuan yang ingin menciptakan hal baru. 'Warna apa yang cocok untuk surai indah milik Hinata? Pink? Peach? Biru tua? Atau ungu muda?'

Hinata yang melihat Mikoto yang terfokus pada gaun dihadapannya segera mengambil atensi Mikoto, "Ibu, bukankah ini bagus?" Hinata menunjukkan gaun berwarna hitam dengan beberapa permata yang menghiasi sekelilingnya. Terlihat sederhana, namun tidak mengurangi nilai kesopanan. Gaun yang di pilih Hinata tidak banyak menunjukkan bagian tubuh yang terlihat. Berlengan panjang transparan dan memiliki belah dada yang cukup tinggi.

Mikoto tampak berfikir, "Bukankah ini seperti acara pemakaman, Hinata?"

Hinata tersenyum lembut pada wanita yang akan menjadi ibunya, "Pertunanganku dan Sasuke diadakan sehari setelah tanggal kematian ayahku. Jadi, bisakah aku memilih gaun ini?" pandang Hinata tampak memohon.

Secara tiba-tiba, sebuah tangan mendarat pada pinggang Hinata, "Biarkan Hinata memilihnya, Ibu. Bukankah yang menjalani pertunangan ini adalah kami berdua?"

Mikoto menghela nafasnya. Wajahnya tampak memberengut dan itu tidak lepas dari pandangan Hinata, "Untuk gaun pernikahan, aku akan menyerahkannya pada Ibu tanpa protes sedikitpun,"

Mikoto merubah ekspresinya dalam waktu singkat. Ia menatap Hinata dengan mata berbinar, "Benarkah?!" Hinata menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dan Mikoto tampaknya cukup puas dengan itu.

Mikoto menyuruh para staff membawakan desain gaun pernikahan. Tanggal pernikahan mereka sudah di tentukan terhingung tiga minggu setelah pertunangan mereka. Sasuke mendekatkan bibirnya pada telinga Hinata, "Kau menyukainya?"

Tubuh Hinata meremang merasakan panas nafas Sasuke di telinganya. Ia menoleh pada Sasuke, "Gaun?"

Sasuke menarik sudut bibirnya, "Tender Hibiki aku menangkan,"

Ya. Sebagai langkah awal, Sasuke merebut tender Hibiki yang sangat penting untuk Naruto. Sasuke mengatas namakan Hyuuga Company di dalamnya. Tujuannya, agar ia dapat menjalankan rencananya dengan mulus tanpa mendapatkan kecurigaan dari Naruto.

Hinata tersenyum manis, "Aku menyukainya. Selanjutnya, apa yang akan kau ambil alih? Proyek Konohagakure?"

Sasuke mengecup pelipis Hinata, "Kau akan melihatnya nanti. Dan kupastikan kau akan bangga memiliki calon suami sepertiku,"

Hinata mengusap rahang Sasuke dan mengecupnya singkat, "Aku menantikannya," ia berlalu menghampiri Mikoto dan duduk disamping calon ibu mertuanya. Mengabaikan senyum Sasuke yang memandangnya penuh kasih sayang. Melihat kedua wanita yang ia cintai duduk dan tertawa bersama, suatu kebahagiaan tersendiri untuknya.

"Sasuke! Apa yang kau lakukan? Kemarilah, Nak!" ujar Mikoto menyadarkan Sasuke dari lamunannya. Ia beranjak menghampiri Mikoto dan melihat katalog wedding dress yang sudah beberapa di tandai oleh Mikoto.



"Apakah anda bahagia dengan pernikahan ini?" Nenek Chiyo bertanya pada Hinata yang sedang menyantap makan malamnya bersama wanita tua tersebut. Hinata hanya mengangkat bahunya acuh, "Bukankah cita-cita anda menikah sekali seumur hidup?"

Hinata tersenyum. Ia meletakkan alat makannya, "Bagaimana penilaian Nenek tentang Sasuke?"

"Tuan Uchiha, dia pria yang..." Hinata tampak menunggu jawaban Nenek Chiyo, "Saya yakin bisa menyayangi anda dan memperlakukan anda dengan baik,"

Hinata menopang rahangnya, "Haruskah aku mempercayai dia? Sedangkan dia adalah sahabat baik Naruto?"

Nenek Chiyo tersenyum lembut pada Hinata, "Hinata-sama, walau Tuan Uchiha adalah sahabat dari Tuan Namikaze, bukan berarti ia memiliki sifat yang sama. Berhenti untuk memandang pria dengan sama rata, karena setiap pria punya cara untuk memperlakukan wanita yang dicintainya," Nenek Chiyo membereskan piring kotor dirinya dan Hinata. Gadis itu memang memiliki porsi makan yang banyak. Ia meminta mengurangi porsinya agar tidak membuang-buang makanan.

Four Seasons of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang