Four Seasons - 14

2.3K 409 70
                                    

Hinata menerjapkan matanya berulang kali untuk mendapatkan kesadarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hinata menerjapkan matanya berulang kali untuk mendapatkan kesadarannya. Kepalanya terasa pusing, dan satu tangannya terasa panas. Ia menolehkan kepalanya dan mendapati Sasuke yang tertidur dengan kepala yang berbaring di tempat tidurnya dan tubuh yang langsung bersentuhan dengan tatami.

Hinata mengerutkan keninganya. Batinnya bertanya-tanya, mengapa Sasuke berada di ruangannya? Ia hendak menarik tangannya sebelum sebuah gerakan kecil Sasuke mengejutkannya. Ia membeku melihat mata itu perlahan terbuka menampilkan manik gelap khas seorang Uchiha.

"Kau sudah sadar? Membutuhkan sesuatu? Akan kuambilkan," Sasuke sudah sepenuhnya terbangun, namun bertanya dengan suara serak basah yang entah mengapa terdengar seksi untuk Hinata.

Hinata berusaha menyembunyikan ekspresinya, "Ada apa hingga seorang Uchiha berada disini?" ia melihat setiap gerakan Sasuke, "Ah, apa kau membutuhkan jawabannya sekarang?"

Sasuke tersenyum menatap manik amethyst Hinata, "Katakanlah seperti itu," ia merapihkan duduknya dan duduk tegap di hadapan Hinata, "Lalu? Apa jawabanmu?"

Hinata tersenyum remeh dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Terlihat tidak cocok di mata Sasuke, "Aku menolaknya,"

Sasuke menghembuskan nafasnya, "Baiklah. Sudah kuduga kau tidak akan tertarik walau aku sudah berusaha," Sasuke mengambil map cokelat yang berada di tasnya dan menyerahkan pada Hinata, "Kau tahu, siapa yang menempati rumahmu saat ini?" Hinata membuka map itu dengan perlahan. Ia menarik isinya dan mata indahnya membola, "Haruno Sakura," ucap Sasuke final.

Tangan Hinata bergetar. Matanya menatap sanksi pada Sasuke, "Kau merencanakan ini?" bibirnya tersenyum getir, matanya pun tak luput berkaca-kaca. Tangannya meremat kertas yang diberikan Sasuke dan melemparkannya sembarang arah. Ia menarik kerah Sasuke, "Kau ingin menghancurkanku dan tertawa bersama kedua sahabatmu?"

Sakit.

Itulah yang dirasakan Sasuke. Entah kenapa hatinya berdenyut ngilu. Apa sebesar ini gadis itu membenci seorang pria? Tidak mempercayai setiap pria yang sekalipun tulus kepadanya? Sudah seberapa dalam Naruto memberikan luka padanya?

"Hinata-"

Hinata melepas kerah Sasuke dengan dorongan yang bahkan tidak membuat Sasuke goyah, "Baik! Jika ini permainan kalian, aku akan menerimanya. Kupastikan kalian akan hancur. Akan kubuktikan, jika kalian salah untuk memilih lawan,"

Sasuke menghela nafasnya. Ia membenarkan kembali pakaiannya yang sempat kusut karena tarikan Hinata. Ia berdiri dari posisi duduknya, "Berhenti untuk mencurigai seseorang yang ingin membantumu,"

Hinata tertawa menatap nyalang Sasuke, "Membantu? Aku tidak membutuhkan bantuanmu,"

Sasuke menatap Hinata dengan tatapan ibanya, "Berhenti menjadi kuat, Hinata. Kau harus mengandalkan seseorang. Jangan menanggungnya sendiri,"

Hinata membuang mukanya. Ia tidak ingin terlihat lemah. Menurutnya, lemah berarti kalah. Ia tidak ingin kekalahan terus menghampirinya. Ia membeku ketika merasakan usapan pada puncak kepalanya, "Aku pergi. Hubungi aku jika kau membutuhkan sesuatu," setelahnya terdengar suara fushima bergeser dan tertutup. Memastikan bahwa Sasuke pergi, Hinata menangis dalam diam.

Four Seasons of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang