Four Seasons - 24

2.5K 457 28
                                    

Kegelapan mendominasi seorang wanita yang tertidur di atas ranjangnya. Wanita bersurai musim semi itu terlihat nyenyak dalam tidurnya. Sedangkan pria bersurai kelam yang sedang menyesap nikotinnya terus memandangi wanita itu. Bukan. Ia tak jatuh cinta pada wanita itu. Tentu, wanita yang menjadi incarannya lebih sulit dan lebih menantang dari wanita musim semi di hadapannya ini.

Sepupunya itu hanya menyuruhnya sekali. Namun, karena permintaan pelanggan yang ingin mendapat video porno dengan bintang wanita yang bernama Haruno Sakura ini, ia tidak bisa memutus hubungan begitu saja. Toh, Sasuke tak mempermasalahkannya. Hanya sampai pelanggannya puas dan bosan dengan wajah Sakura, ia akan meninggalkannya begitu saja. Sakura pun tak tahu, jika diam-diam dirinya menjadi artis di situs porno. Yeah, walau ia belum mengetahuinya, namun jika ia berjalan di jalanan Tokyo, beberapa orang memandangnya penuh nafsu.

Satu hal lagi, setiap mereka melakukan seks —hapus kata bercinta karena mereka hanya melakukan seks. Sakura terus menyebut nama Sasuke. Ia bahkan tidak bisa membedakan Sasuke dan Sai. Itu menjadi pekerjaan lebih untuk Sai, dimana ia harus mengedit suaranya agar sepupunya itu tak terseret dalam skandal. Terlebih, jika tunangannya salah paham. Itu akan menjadi kerugian yang fatal untuk Sai.



Tengah malam Hinata terbangun. Ia menyadari satu hal, Sasuke berada disampingnya —memeluk dirinya. Ah, tentu saja. Ia tidak bisa tidur malam itu karena kabar Kaguya akan mengunjunginya. Ia sudah diperbolehkan pulang dan check up secara teratur. Malam itu, Sasuke menunggunya tidur. Namun, ia tak kunjung menutup matanya, membuat Sasuke turut berbaring disamping Hinata. Mulanya gadis itu terkejut, karena ia tidak terbiasa tidur dengan pria dan takut jika Sasuke melakukan sesuatu yang tidak diinginkan malam itu. Yah, mengingat kejadian ciuman panas di rumah sakit, wajar saja bukan, jika ia menjadi awas pada Sasuke? Tetapi dengan santainya pria itu berkata,

"Aku tidak akan menyentuhmu, Hinata. Tidak jika kau segera tidur,"

Hinata kesulitan menelan salivanya. Ia akhirnya memaksa memejamkan matanya di pelukan Sasuke. Wangi musk dan woody menyapa indera penciumannya. Membuat ia merasa relaks dan tanpa sadar rasa kantuk itu mulai datang. Hinata menyentuh setiap bagian wajah Sasuke, "Apa kau benar-benar mencintaiku?" Hinata mendaratkan ibu jarinya di bibir Sasuke, ia mengusapnya pelan, "Jika kau benar mencintaiku, aku akan mengabdi dan memberikan diriku seutuhnya padamu," gerakan Hinata terhenti. Tubuhnya sedikit gemetar, "Aku harap kau tidak mempermainkanku, Sasuke," ujar Hinata dengan pelan. Ia membalas pelukan Sasuke dan segeran menutup matanya kembali untuk menikmati tidur malamnya.



Sasuke yang pertama membuka matanya di pagi itu. Ia melihat gadis disampingnya tertidur dengan membuka sedikit bibirnya. Ia mendekati wajah sang gadis dan mengecupnya pelan. Diam-diam ia tersenyum. Tidak lama lagi, pemandangan seperti ini akan terus menemani paginya. Ia mengeratkan pelukannya —dengan tetap menjaga agar tangan Hinata tak terbebani, mencari kehangatan di pagi itu. Gerakan Sasuke tentu membuat Hinata terganggu, sehingga muncul sebuah erangan dari gadis itu.

"Emmh,"

Sasuke memandang wajah Hinata. Ia tersenyum kembali mendapati Hinata yang belum terbangun, namun keningnya menciptakan sebuah kerutan, "Kau terganggu, huh? Lebih baik kau bangun, sayang. Karena matahari sudah menyapa kita sedari tadi," bisik Sasuke di telinga mungil Hinata. Kegiatan mengganggu Hinata mungkin akan menjadi hobi barunya ketika mereka sudah menikah nanti.

Mendengar bisikan Sasuke dan gangguan di telinganya karena Sasuke yang terus menerus meniup pelan ke arah telinga, membuat Hinata perlahan membuka matanya. Ia menatap manik Sasuke yang berbaring dengan wajah tersenyum disampingnya, "Ohayou, sayang," ujar Sasuke memberikan kecupan selamat paginya pada bibir Hinata, "Aku mencintaimu,"

Four Seasons of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang