Four Seasons - 13

2.3K 406 44
                                    

"Kau terlalu naif, Hinata," Sasuke menyeringai, "Hyuuga Company akan kembali jatuh,"

"TIDAAAKK!!" Hinata terbangun dengan nafas tersengal. Ia mengusak wajahnya kasar. Mimpi itu terasa nyata. Tubuhnya berkeringat dingin walau air conditioner di kamarnya sudah bersuhu paling rendah. Tubuhnya gemetar hebat. Ia berusaha memeluk dirinya sendiri guna menenangkan seperti yang dokter katakan.

Hinata menyandarkan punggungnya dengan bantal sebagai sanggahannya. Ia memejamkan mata, apakah Sasuke membantu Naruto untuk membuat ia merasakan kehancuran sekali lagi? Dengan tangan gemetar, Hinata mengambil obat rutinnya yang berada di dalam nakas dan meminum dua butir.

Penikahan?!

Entahlah. Ia tidak yakin akan hal itu. Terlebih Sasuke merupakan sahabat baik Naruto. Membantunya mendapatkan haknya kembali? Apakah ia harus percaya pada seseorang yang sangat dekat dengan mantan kekasihnya itu? Apa mereka menganggap Hinata sebagai mainan yang sudah di poles hingga kembali bagus?

Hinata merebahkan dirinya. Pergelangan tangannya ia gunakan untuk menutup matanya. Satu tetes air mata meluncur bebas. Ia tentu lelah dengan kehidupan seperti ini. Ia ingin kembali ke Osaka dan menikmati harinya yang tenang bersama Paman Hizashi. Tetapi Neji tak mengizinkan ia menjadi gadis yang lemah. Hingga Hinata kembali di bawa ke Tokyo dan membuktikan kemampuannya serta menjadi gadis yang lebih kuat. Walau beberapa kali ia ingin menyerah, ia tahu bahwa menyerah pun tak menghasilkan apapun. Ditambah, Hanabi yang menyalahkannya atas meninggalnya Hiashi dan menekan Hinata untuk merebut kembali rumah itu.



Range Rover Sport berwarna hitam berhenti sempurna di depan gedung megah Hyuuga Company. Pemilik mobil yang bukan lain adalah Uchiha Sasuke keluar dari mobil mewahnya. Ia memperbaiki penampilannya sebelum masuk ke gedung pencakar langit. Langkah kaki jenjangnya memasuki gedung tersebut dan disambut baik tim keamanan Hyuuga Company.

Tidak butuh waktu lama ia menanyakan ruangan Hinata yang menempati lantai paling atas. Ah, atau bisa di bilang menempati lantai 50? Ia dibantu oleh salah satu staff untuk menaiki lift yang harus menggunakan kartu khusus. Hanya tamu penting, anggota keluarga dan sekretaris Hinata yang diperbolehkan untuk menggunakannya.

"Saya belum melihat kedatangan Ms Hyuuga, Tuan. Anda bisa menunggu di ruang tunggu yang akan ditunjukkan oleh Tenten-san,"

"Hn," ia tidak merasa keberatan untuk menunggu. Lagipula, ia memang tak memiliki janji dengan Hinata, sehingga gadis itu mungkin saja tidak mengetahui kedatangannya.

Ting!

"Silahkan, Tuan. Jika Anda berjalan lurus, Anda akan menemukan meja Tenten-san berada. Maaf jika saya hanya bisa mengantar sampai disini,"

Sasuke mengangguk, "Tidak apa. Lanjutkan pekerjaanmu dan terima kasih," staff tersebut tersenyum mendapatkan ucapan dari seseorang yang ia kagumi —Uchiha Sasuke. Menurutnya, Sasuke adalah pria terhormat yang berhasil membawa perusahaannya menembus pasar internasional.



Mendengar suara ketukan sepatu, Tenten beranjak dari duduknya. Itu tidak mungkin Hinata, karena ia baru saja mendapatkan kabar bahwa Hinata mengambil libur hari ini. Matanya membulat melihat pria tinggi menjulang di hadapannya. Mata hitamnya menyapa Tenten, "Apakah Hinata ada?" Sasuke menarik kursi yang tersedia di dekatnya.

Tenten meneguk ludahnya. Uchiha Sasuke yang sudah beberapa tahun tak ia lihat dan hanya berhubungan melalui ponsel dan email, memiliki aura intimidasi. Tenten berdeham menetralkan keterkejutannya, "Maaf, Uchiha-san. Hari ini Hyuuga-sama mengambil liburnya," Sasuke mengangkat satu alisnya meminta penjelasan. Tenten tersenyum, "Hinata-sama sepertinya terserang demam,"

Four Seasons of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang