Sosok laki-laki bertubuh kekar itu semakin mendekat pada kami, hanya menyisakan sebatas cahaya remang di antara kami. Varnie yang terlihat santai sejak berhasil membantai De Ax, sejenak berubah menjadi kembali berhati-hati. Dengan cepat tubuhnya bergerak mendekatiku, tangannya sudah berada di depan dengan kakinya yang sudah membentuk kuda-kuda.
"Tenang, aku juga manusia. Aku Crane Trapolius. Jadi, bisa turunkan senjatamu, nona Delux?"
Delux? Mataku kembali menangkap Varnie, ia berdecak pelan, kemudian menyimpan pisaunya. Bukan, ia mengeluarkan pisaunya yang lain, jauh lebih panjang, namun detailnya tetap sama seperti sebelumnya. Pisau dengan dua mata tajam, dan sisi tengah yang dilubangi.
Tidak berhenti sampai di situ, Varnie mulai bergerak lagi, menyerang laki-laki bernama Crane. Tangan Crane dengan cepat mengambil pedang lebarnya, dan menahan serangan Varnie. Pedang itu jauh lebih tajam dari yang kukira. Pedangnya mirip dengan milik Varnie, kedua sisinya tajam, namun di bagian tengah lubangnya jauh lebih besar. Di pegangan pedang itu terdapat satu bel kecil berwarna emas yang sejak tadi bergerincing ketika Crane bergerak.
Sudahlah, jika Varnie memulai pertarungan tidak akan bisa dihentikan dengan mudah. Tanganku mengambil rubik yang berada di dalam tas. Jariku kembali memutar sisi kanan ke atas, kemudian bagian atas kuputar kebawah, dengan sisi depan yang ikut terputar, dan berakhir dengan sisi kiri diputar ke atas. Sisi-sisi rubik bergerak tiga kali lalu menampilkan warna hijau dengan bagian tengah berwarna biru.
Aku menghela napas sejenak, mendekati Varnie secara perlahan. Tanganku meraih pundak Varnie, membuatnya tersentak pelan, dan berhenti menyerang Crane yang sudah kehabisan napas.
Setelah berhasil menenangkan Varnie, kakiku kembali berjalan menuju Crane. Benar, aku harus mulai mencari orang yang ingin melawan Rubx. Crane, mungkin bisa membantuku. Aku mengulurkan tanganku, kemudian dibalas jabatan oleh Crane.
"Aku Harvel, salah satu manusia yang terperangkap di sini karena retakan dari dunia kalian," ujarku sambil tersenyum kecil.
Matanya terlihat sedikit kaget sejenak, kemudian kembali seperti semula. "Dengan kalimat tersebut, aku bisa mengerti kenapa kau di sini. Tapi anda, nona Delux? Sebaiknya anda menutupi lambang keluarga itu, jika tidak mau dikenali langsung oleh para De Ax," balasnya. Ia jauh lebih tertarik pada Varnie, tapi tidak dengan Varnie, ia tidak menjawab apa pun dari kalimat Crane. Varnie jauh terlihat jengkel menanggapi Crane.
Aku mundur beberapa langkah. "Kami mau melawan Rubx, apa kau mau bergabung dengan kami?"
"Hah? Kau gila, Harvel! Kau baru tahu dunia ini setelah Xrov memberitahumu, tapi kenapa kau jadi ceroboh begini? Xrov bahkan sudah memperingatkanmu untuk tidak sembarangan bilang kalau kau dari keretakan dunia!" seru Varnie tidak terima.
Nah, begitu, kau jadi memperhatikanku.
Crane terdiam di tempatnya, senyuman terukir di wajahnya, seolah-olah sedang menungguku untuk mengeluarkan kalimat tersebut. Di depanku, Varnie sudah berwajah masam, tidak terima dengan penawaranku ataupun keputusanku karena sudah merekrut Crane dalam perjalanan kami.
Aku menggaruk kepalaku, kemudian menyodorkan rubikku. "Instingku berkata demikian."
"Lagi? Sejak tadi kau percaya sekali pada benda kubus berwarna ini."
Aku terdiam sebentar. Mungkin memang terlihat begitu, atau mungkin karena aku terlalu takut jika kejadian buruk menimpaku haya karena aku memutar rubikku. "Benda ini seperti taruhan hidup dan matiku. Aku jauh lebih mempercayai ini daripada apa pun itu. Sampai dulu dokterku bilang untuk berhenti bermain ini."
"Dokter?" kedua orang itu saling tatap tidak mengerti.
Bagaimana menjelaskannya pada mereka. Dokter Jimmy juga bukan penyembuh secara fisik, tapi mental. "Seseorang yang menyembuhkan orang lain. Kalian menyebutnya Tabib."
![](https://img.wattpad.com/cover/262329287-288-k508285.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBIK [TAMAT]
Fantasy⚠Mengandung Kata Kasar dan Kekerasan⚠ Kehidupan itu singkat, sesingkat saat aku menyadari jika aku telah ditinggalkan oleh banyak orang. Suatu hari, terjadi keretakan di seluruh dunia. Tidak hanya ruang, namun juga waktu, membawaku ke dunia yang ant...