PART XXVIII

71 3 0
                                    

Mungkin kalian bosan pada bagian ini. Tapi itu lah yang terjadi. Bagian ini adalah pengulangan. Yang sudah pernah terjadi, terjadi kembali, dengan keadaan yang hampir sama. Queensha kembali digegerkan dengan kabar yang mengejutkan dengan sesuatu yang viral di media social. Bagi Queensha sih ngak masalah dengan postingannya, melainkan coment yang berupa buly-an yang ia terima.
Kita tahu buly-an di media social itu sangat lumrah.Tapi ini bully-an yang sudah menyangkut harga diri seorang perempuan. Rasanya Queensha sudah bosan terus bermasalah dengan orang ini. Sehingga ia memilih untuk tidak mengambil pusing. Mungkin kalau sudah kelewatan batas, ia akan bertindak.
“ Sha.. Lo ud
“ Sorry Ra, gue lagi ngak pengen bahas yang begituan. Kepala gue udah mumpet nih kata Queensha ketika bertemu dengan Saira di parkiran sekolah.
“ Ya.. Lo terima aja gitu dengan tuduhannya..? Emang benar dia pacaran sama Kak Koichi?” Saira memang benar-benar kepo.
“ Ya kali.. Gue juga ngak tahu
“ Kalau memang mereka pacaran, ngak mungkin donk si Koichi itu posting foto kalian berdua. Harusnya sama dia donk..” pemikiran Saira setelah ia berfikir lama mengenai masalah temannya ini.
“ Saya denger ada yang nyebut nama saya..” ujar Koichi yang sangat mengejutkan mereka berdua.
“ Ehh.. Kak Koichi. Kiraain siapa..” Saira cengengesan melihat wajah Koichi. Queensha mulai beranjak dari posisinya sekarang.
“ Mau kemana?” tanya Koichi. Tak mengindahkannya, itulah yang dilakukan oleh Queensha.
“ Sha.. udah liatkan postingannya..” ujar Koichi ketika ingin mengikuti langkah kaki Queensha. Queensha pun berhenti saat mereka mulai sejajar.
Plaakk..
Terdengar begitu keras tamparan yang membuat orang-orang yang ada di sekeliling tempat itu melirik mereka berdua. Koichi memperhatikan Queensha dengan mengangkat kedua alisnya sebagai symbol apa maksud dari tamparannya itu. Tidak ada mimic wajah marah sedikitpun yang dikeluarkan oleh Koichi melainkan wajah dengan penuh tanya. 
“ Ini belum seberapa..” ujar Queensha.
“ Sha udah..” Saira mencoba menghentikan Queensha tapi telat.
“ Ra..” suara itu membuat Saira paham akan maksud dari Queensha.
“ Lo udah puas bikin gue jadi bahan bully-an. Apa lagi sampai hina dan fitnah gue. Lo emang benar-benar cari masalah ya sama gue. udah tahu punya pacar masih aja posting foto lo sama gue..!!” ujar Queensha yang sudah naik pitam, apalagi ketika melihat Koichi.
“ Sha.. Kan udah saya bilang kalau
“ Lo mau bilang kalau lo ngak pacaran sama dia? Hah? Udah lah. Pacar lo udah ngeumbar ke semua orang.” Koichi masih setia mendengarkan unek-unek dari Queensha.
“ Oke. Gue ngak ada masalah lo pacaran sama dia, tapi jangan bawa-bawa gue kedalam drama kalian.. Gue ngak mau ada di scenario lo yang ngak jelas ini..” semua mata tak terlepas dari arah mereka.
“ Shuuttt..” Koichi menarik paksa tangan Queensha menuju sebuah tempat yang sepi. Karena masalah ini tak sepatutnya didengar oleh orang lain.
“ Ngapain kalian disini lagi? Bubar!!!” ujar Saira yang kesal melihat orang-orang yang kepo apa lagi sampai menyebarkan berita itu dengan menambahkan isu-isu yang ngak jelas kepada yang lainnya. 
“ Lepasin gue..!! Queensha menarik paksa tangannya yang ditarik Koichi.
“ Iya..Iya.”
“ Lo mau ngapain lagi?” dengan sangat jutek.
“ Saya bisa jelasin..” Koichi mencoba untuk membujuk Queensha.
“ Apa lagi siih yang harus lo jelasin. Semuanya udah jelas kalau lo itu brengsek..!” Kata-kata yang sungguh luar biasa.
“ Oke. Dalam hal ini memang gue yang salah nganggap semua perhatian lo ke gue itu tulus, tapi nyatanya gue salah lo cuman pencitraan doank.. ngak lebih..” Koichi hanya diam terhadap tuduhan yang dilemparkan Queensha.
“ Untuk itu, gue mohon sama lo jangan deketin gue lagi, apalagi kasih perhatian lo itu, gue ngak butuh..” masih dengan nada yang luar biasa tingginya.
“ Sha kamu itu salah paham..”
“ Udah lo ngak usah coba buat jelasin semuanya. Karna bacot lo itu ngak penting bagi gue..” Queensha menunjuk Koichi dengan tangan kirinya.
“ Lagian lo ngapain sih ngebet banget buat jelasin sama gue.. Apa pentingnya gue dalam hidup lo??” Queensha menatap kedua bola mata Koichi. Bola mata yang tak asing baginya.
“ Karna lo
“ Udah woiii.. Jangan berantem lagi..”
“ Ayo.. ayo..” suara itu bukan teriakan untuk Queensha dan Koichi. Melainkan untuk dua orang yang tengah beradu mulut di lapangan basket. Koichi melangkahkan kakinya ketika mengetahui yang tengah bertengkar itu adalah pacarnya dengan Beni.
“ Karna gue apa?” ujar Queensha yang tak dapat menghentikan langkah Koichi sedikit pun. Padahal Queensha sudah berharap hal yang positif. Tapi nyatanya sangat menyakitkannnya.
“ Sepenting itu dia di hidup lo..?” dengan suara yang tak menjangkau indra pendegaran Koichi.
“ DASAR COWOK BRENGSEK..” tiba-tiba Koichi melirik pada Queensha yang masih menatapnya dengan suasana yang bercampur aduk karena ulahnya.
#
Hiruk pikuk, itulah yang terjadi di sekolah jika guru mengadakan rapat. Semua siswa tidak terkontrol. Karena ini adalah waktu yang sangat diidamkan oleh seluruh siswa. Nyatanya jam kosong lebih baik dari pada libur. Hidup tanpa tawanya teman itu hampa. Tawa lepas yang dikeluarkan karena lelahnya menjalani hidup. Tapi hal itu tidak dilakukan oleh Queensha.
“ Sha.. Lo keterlaluan tahu. Sama kak Koichi. Kenapa sih, lo ngak dengar penjelasannya dulu..??” ujar Saira yang mencoba berbicara dengan Queensha walaupun sedari tadi ia tidak dihiraukan olehnya.
“ Lo teman gue bukan sih? Kok belain cowok berengsek itu..” Ujar Queensha dengan menatap Saira dengan kekecewaan.
“ Lo cemburu?” Saira langsung menebaknya.
“ Ce- cemburu..? Ya ngak lah… Ngapain gue cemburu??” sekarang Queensha memalingkan wajahnya dari tatapan intimidasi Saira.
“ Udah jangan bohong. Kalau ngak cemburu ngapain lo semarah itu sama Kak Koichi.?”
“ Ya.. Karna.. gue..” Queensha berfikir sejenak dan merenungi pertanyaan Saira. Sedetik kemudian..
“ Lo lupa ya? Kalau ceweknya itu udah hina gue. Nuduh gue yang macam-macam.. Itu pun gara-gara dia posting foto kita..”
“ Kita?”
“ Emm.. Maksud gue, gue sama si cowok itu. Gue malas ahh.. nyebut nama dia..” diam. Sejenak mereka sepertinya kehabisan bahan obrolan.
“ Masak sih gue udah keterlaluan?” Saira menganggukkan kepalanya. Kalau dia berbicara nanti yang ada Queensha salah paham lagi.
“ Bodoh amat lah..”
Setelah itu, Feby yang ditemani Koichi masuk kelas. Semua mata kian tertuju pada mereka berdua. Tidak hanya mereka berdua yang masuk kelas, di belakangnya ada Beni yang mengikuti. Tapi tidak dengan Queensha, ia lebih memilih merebahkan kepalanya ke atas meja.
“ Saira..” Ujar Beni. Setelah itu Beni tidak bersuara, cuman ada isyarat yang ia berikan kepada Saira agar pindah tempat duduk. Karena tempat itu sekarang bukanlah tempat duduknya, Saira pun beranjak dan pindah ke depan.
“ Sha.. Kamu udah sarapan?” tak didengarnya. Beni tengah memegang sebungkus makanan di tangannya.
“ Sha..” panggil Beni yang berharap mendapatkan respon dari Queensha.
“ Kak.. Makasih ya udah bantuin aku tadi..” ujar Feby yang terdengar di kuping Queensha.
“ Iya… Sama-sama.. Kamu kan pacar saya..”
“ Hhhhhmmmm..” Queensha membuat telinga mendengung. “ Budek gue lama-lama di sini..” ujarnya lalu pergi tanpa tujuan.
“ Sha mau kemana?” tanya Beni dan Saira bersamaann.
“ Ngak sudi satu ruangan sama pencuri..” ujar Queensha. Namun mendapat respon dari Feby.
“ Maksud lo apa bilang gue pencuri?” ujar Feby yang menghentikan langkah Queensha.
“ Ettsszz.. Gue ngak bilang lho. Kalau lo pencuri…” Queensha pun jadi bersemangat.
“ Gue tahu kalau tujuan lo ngomong gitu ke gue
“ Syukur deh.. kalau lo peka..” ujar Queensha dengan membuang muka.
“ Tapi.. Apa yang gue curi dari lo? Beni? Noh.. ambil, udah ngak guna lagi..” semua orang menyaksikan dengan terheran-heran.
“ Soryy.. Gue ngak suka bekas orang, apalagi bekas lo..” ujar Queensha yang tak mau kalah.
“ Trus.. gue nyuri apa dari lo?” Queensha diam. Ia tidak ada niatan untuk merespon pertanyaan Feby.
“ Kak Koichi?” Feby langsung mengambil kesimpulan. “ Setau gue kalian ngak pacaran tuh.. berarti dia bukan punya lo donk..” Feby tak membiarkan Queensha berkata sepatah kata pun.
“ Mau kemana? Malu ya?” ujar Feby saat Queensha hendak berbalik badan.
“ Auuwwhh..” pekikan dari Queensha membuat semua orang kaget bahkan Koichi pun sampai menghampirinya.
“ Lo kenapa?”
Dug.. suara itu mengetuk hati Queensha. perubahan cara panggil Koichi. Membuatnya kembali ke masa sebelum insiden tangannya patah. “ Lo..? Dia sudah berubah. Dan gue yang sudah merubahnya…?” Pandangan Queensha masih terpaku, kepada Koichi yang tengah panik melihat goresan luka tangan Queensha. Goresan yang diciptakan dari ujung besi pada papan tulis.
“ Sakit ngak?” tanya Koichi yang memecah lamunannya.
“ Lepasin.. gue bisa sendiri..” ujar Queensha kemudian memberi jarak dengan Koichi. Koichi melihat Queensha yang kesusahan untuk mengobati lukanya. Untungnya di setiap kelas sudah di sediakan P3K. Jadi tidak perlu ke UKS lagi.
“ Lo ngak ahli dalam mengobati luka..!!” Ujar Koichi saat mengambil alih lukanya Queensha.
“ Hmm..  Dan Lo ahli dalam memberi luka..” Queensha melanjutkan kalimat dari Koichi. Koichi tiba-tiba diam sejenak. Mencerna kalimat yang baru saja di lontarkan oleh Queensha. Kemudian ia kembali focus pada lukanya Queensha. Queensha masih menatap Koichi yang sangat peduli padanya. walaupun sebenarnya luka Queensha tidak parah, bahkan anak kecil sekalipun yang mengalaminya tidak menjadi masalah. Koichi yang lebay. Apa memang dia sepeduli itu pada Queensha?
“ Lo jangan kepedean. Gue bantuin lo, karna udah janji sama orang tua lo, kalau gue akan  jagain lo. Lagian gue juga udah punya pacar..” Koichi berucap karena ia menangkap basah, Queensha yang sedang memandanginya.
“ Minggir lo..” Queensha mendorong Koichi sehingga ia sedikit oleng.
“ Lagian siapa suruh lo janji sama orang tua gue. Gue ngak butuh lo..”
“ Bukannya terimakasih.. Tapi
“ Tapi apa? Gue ngak minta lo tuh, buat bantuin gue..
“ Heyy.. Lo ngak punya sopan santun ya..!!” ujar Feby yang geram melihat tingkah Queensha.
“ Wiihh.. Pacarnya marah nih....”
“ Lo ya..” Feby ingin sekali menjambak rambut Queensha tapi niatnya dihalangi oleh Koichi.
“ Lepasin kak.. Biar aku kasih pelajaran cewek yang ngak punya moral ini..” ujar Feby yang melihat tangannya ditahan oleh Koichi.
“ Gue ngak punya moral? Lo punya emangnya?” Queensha kembali berdebat dengan Feby.
“ Bacot lo... Mendingan lo pergi seka
“ Ettss.. Lo donk yang harusnya keluar.. Pacaran tuh enaknya di tempat yang sepi. Toilet misalnya. Kan bisa lebih leluasa. Di sini mah rame. Ngak malu.?”
“ Jaga ya omongan lo..”
“ Lagian, otak mesum kayak lo ngak mungkin donk pacarannya yang biasa aja. Udah ngapain aja??”
Plakk..Tamparan yang begitu dahsyat dari Feby untuk Queensha. Sampai-sampai meninggalkan jejak. Muka Queensha menjadi merah.
“ Lo beruntung.. Kedua tangan gue lagi sakit, jadi ngak bisa bales Queensha memberikan senyum sinisnya kepada Feby.
“ Itu baru pelajaran awal buat lo.. liat aja nanti kalau lo masih hina gue sama kak Koichi gue ngak segan buat Koichi memberikan kode kepada Feby agar tidak melanjutkan ucapannya.
“ Lo memang hebat. Lo berhasil ngebully gue di medsos, sekarang tampar gue di depan umum..” ujar Queensha.
“ Lo baru tahu sisi gelap gue?” Feby merasa bangga dengan apa yang dia perbuat.
“ Queensha..” pekik Koichi saat Queensha ingin beranjak pergi.
“ Apa? Lo mau nampar gue juga? Apa mau hina gue? Ngak cukup liat harga diri gue udah diinjak-injak sama pacar lo?” ujar Queensha. Koichi hanya diam.
“ ASAL LO TAHU.. LO ORANG YANG PALING BRENGSEK YANG GUE KENAL… GUE BENCI SAMA LO.. BENCI..” pekik Queensha dengan tidak memberikan Koichi untuk berkata sepatah kata pun.

ARESHAKEEL [COMPLETED]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang