Kantin kali ini dipadati dengan siswa yang tengah menghabiskan waktu istirahatnya. Makanan dan minuman yang mereka beli dihabiskan sambil mengobrol dan tertawa bersama-sama. Koichi dan teman-temannya tidak kalah heboh dibandingkan yang lain. Sekarang Koichi menjadi bahan buly-an.
" Hmm,,, Yang lagi jatuh cinta nih.." ledek Arya yang ada di sebelah Koichi. Emang sih dari tadi wajah Koichi tampak bahagia sekali.
" Gila lo.."
" Udahlah lo ngak bisa bohongin kita semua."
" Iya Ko. Lo kayak baru temenan sama kita. Cerita donk, gimana respon si adik kelas?" ujar Wandi yang mulai menyinggu wanita itu.
" Adik kelas yang mana?"
" Ya elah. Semua orang tau kali Ko. Kalau lo itu lagi dekat dengan si Queensha itu." Jelas Mamat yang ikut-ikutan.
" Kalian udah ngak waras kali ya. Gue itu dekat sama di cuman masalah hukuman doank. Kalau ngak gara-gara itu, gue ogah dekat sama cewek yang jenisnya kayak begituan," ujar Koichi.
" Lo yakin sama omongan lo bro?"
" Iya gue yakin."
" Terus, cewek yang lo taksir sekarang siapa donk?" Setelah menceritakan apa yang seharusnya ia ceritakan kepada teman-temannya, tiba-tiba ada seorang pria yang Koichi anggap sebagai sahabatnya pun datang menghampiri mereka semua.
" Hai.. Bro.. Gebetan lo, lagi di masjid tuh. Kayaknya dia lagi sholat Dhuha!" ujar Bryan.
" Siapa yang punya gebetan sih. Lo ngacok kali ya??" ujar Koichi.
" Itu si Queensha," ujar Bryan yang membuat Koichi terkejut.
" Lo salah liat kali," tebak Koichi.
" Lo kok ngomongnya gitu sih Ko. Emangnya Queensha itu cewek kayak apa sih?" Tanya Mamat yang heran melihat Koichi berkata seperti itu.
" Iya... Nggak—"
" Tu Queensha nya," tunjuk Wandi.
" Kan apa gue bilang juga apa. Nggak mungkin dia sholat dhuha palingan cuman pencitraan doank tadi ke dalam masjid. Atau lo yang salah liat Bryan." Sebelum Bryan menjelaskan kronologi lebih lanjut. Dari meja Arkan terjadi keributan yang membuat semua mata terpaku ke sana.
" Maksud kakak apaan ngomong gitu?"
" Emang kenyataannya. Gue tau tipe-tipe cewek kayak lo. Tipe yang mau nya sama om-om doank!!"
" Kakak kalau punya mulut dijaga ya!!" cewek ini sangat geram melihat Arkan yang berbicara seperti itu pada nya. Tapi ia mencoba untuk menahannya.
" Ccckkk..." hal tersebut membuat emosi yang tadinya masih setengah sekarang sudah meluap.
" Lo diajarin nggak, sama orang tua lo buat ngehargain cewek. Apa jangan-jangan orang tua lo kayak gini juga kelakuannya??" perkataan itu yang dilontarkan cewek yang tengah emosi juga melihat kelakuan Arkan.
" Maksud lo apaan? Bawa-bawa orang tua gue selaga?" ujar Arkan yang sudah naik pitam dibuaknya.
" Ya kali aja orang tua lo ngak becus ngedidik lo."
Plakk... Dugg..
Sebuah tangan yang berhasil mendarat di pipi cewek tersebut dan disambut dengan benturan kepalanya ke dinding yang membuatnya jatuh seketika ke lantai. Hidung gadis itu pun mengeluarkan cairan yang berwarna merah. Untung saja cewek itu tidak pingsan. Ia masih membuka matanya. Orang-orang yang berada di sekitar pun hanya melihatnya. Lain dengan Koichi yang langsung menghampri cowok berandalan itu dan langsung menghajarnya. Ia tak tega melihat cewek diperlakukan seperti itu. Arkan pun menanggapinya dengan berusaha sekuat tenaganya. Ia mendaratkan sebuah pukulan tepat di bagian perut Koichi. Pri itu sempat terjatuh namun bangkit lagi dan membalasnya dengan pukulan juga di wajahnya Arkan. Arkan pun sulit untuk berdiri. Koichi menghampiri Queensha. Queensha? Ya, ialah cewek yang tengah berantem dengan Arkan barusan. Cewek yang tengah terluka akibat tamparan dan benturan dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESHAKEEL [COMPLETED]✅
Science FictionHari demi hari, bulan demi bulan, begitu pun tahun demi tahun. tak pernah lagi ia mendengar kabar tentang dia. Dia yang selalu ia tunggu. Entak kenapa cewek ini merasa bahwa orang yang selama 9 tahun tak pernah ia jumpai atau pun berkomunikasi, suat...