Bumi berputar begitu cepatnya. Karena pada saat ini matahari sudah kembali menampakkan wujudnya. Hari ini Queensha dan juga Koichi membawa nama baik sekolahnya ke ajang olimpiade fisika tingkat provinsi. Sebelum pergi ke perlombaan tersebut. Queensha dan Koichi diminta untuk datang ke sekolah dulu. karena mereka berdua ingin mendapatkan doa dan dukungan dari seluruh warga sekolah. Maka pagi ini mereka mengadakan doa bersama. Setelah itu mereka akan berangkat dan didampingin oleh beberapa gue dan teman-teman sebagai supporter.
Sebelum perlombaan dimulai. Koichi dan Queensha berkomitmen, menghilangkan semua masalah diantara mereka selama perlombaan. Dan focus untuk perlombaan tersebut.
" Bissmillah. Semoga kita berhasil," ujar Queensha ketika menginjakkan kakinya ke dalam ruangan tersebut.
" Iya. Semoga kita dapat membawa piala itu pulang," Koichi menunjuk piala yang berada di depan ruangan tersebut.
" Dan jangan lupa hadiahnya," tambah Saira yang berdiri diantara mereka.
" Hhh.." mereka pun ketawa.
" Mumpung sekarang mood gue lagi baik nih. Gue minta maaf sama lo," ujar Queensha karena ia takut nanti pintu hatinya ditutup sama Allah karena ia masih punya salah sama orang.
" Mood baik kok diumbar-umbar," ledek Koichi.
" Mau ngak. Kalau ngak juga ngak papa," Queensha berlalu meninggalkan Koichi.
" Iya.. Gue maafin, gue tahu kalau dosa lo itu banyak sama gue," kayaknya Koichi bikin gara-gara dengan Queensha.
" Huff.. lo sekarang selamat, gue lagi baik. Dan ngak pengen emosian. Karena gue mau kejar impian gue dulu."
Ya benar. Queensha sudah sejak lama menginginkan sekali perlombaan ini. Sejak kecil, Queensha memang suka pelajaran fisika ini. Jadi dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini karena si cowok yang ngeselin itu. Mendingan dia bawa santai aja.
Pelombaan dimulai. Padaawal perlombaan mereka ketinggalan poin dengan tim yang lain. Mereka pun berfikir, mungkin ini baru awalnya saja. masih gugup. Setelah mengatur strategi dengan baik, ternyata mereka berdua dapat mengejar poinnya yang tertinggal. Bahkan mereka menjadi tim yang mendapatkan poin tertinggi.
" Apa gue bilang, kita pasti bisa memenangkan perlombaan ini," dengan memainkan kreh bajunya.
" Heii.. Tuan. Lo jangan sombong dulu. Takabur baru tahu rasa. Dan gue ngak mau," tegur Queensha yang melihat kelakuan Koichi.
" Iya juga sih. Ya Allah maafkan hamba-mu ini. Tadi hamba cuman becanda doank kok," ujar Koichi sembari menampungkan tangannya.
" Udah sekarang lo duduk, habis ini dilanjutin. Lo siap kan?"
" Iye.. Gue siap boss."
" Gitu donk. Jangan cemberut, senyum." Koichi melebarkan sedikit bibirnya.
" Ngak ikhlas amat sih. senyum tuh gini," Queensha memegang pipi Koichi sembari melebarkan senyumannya. Disitulah mereka saling hanyut dalam pandangan. Queensha yang kemudian sadar dengan apa yang dilakukannya, mencubit pipi Koichi yang menatapnya.
" Hhahaha.. Segitunya lo mandangin gue. Naksir awas lo."
" Yang ada lo yang suka sama gue."
" Gue?"
" Iya."
" Mimpi lo."
" Yee elah."
#
Setelah perlombaan berakhir. Semua orang pun dapat mengetahui siapa pemenang dari perlombaan ini. Dengan usaha dan doa mereka, Koichi dan Queensha dapat menyelesaikan perlombaan ini dengan mengumpulkan poin sebanyak mungkin sehingga mereka unggul dari tim yang lain.
" Baiklah.. Kita semua telah mengetahui tim yang memenangkan perlombaan ini, yaitu dari tim SMA Nusa Bangsa. Kepada Koichi dan Queensha dipersilahkan menaiki podium!" pinta panitia.
Selesainya acara pembagian hadiah dan sepetah kata dari pemenang. Selanjutnya dilakukan sesi bersuafoto. Bukan hanya itu mereka berdua mendapat ucapan selamat atas kerja keras mereka berdua.
" Emang ngak salah bapak milih kalian berdua, COCOK," ujar Pak Sam dengan menebalkan kata terakhirnya.
" Cocok Pak?"
" Iya."
" Owhh.. kaca mata bapak belum dibersihin kali, Pak. Mau saya bersihin," ucap Queensha.
" Hhh.. Yang penting kalian telah mengharumkan nama sekolah kita," Pak Sam begitu bangga dengan mereka berdua.
Semua teman-temannya yang hadir ke perlombaan tersebut, tengah sibuk membuat status kemenangan sekolahnya. Dalam status tersebut terpampang foto Queensha dan Koichi yang tengah memegang piala dana juga hadiahnya. Sehingga begitu banyak kaum hawa yang cemburu melihatnya. Kecemburuannya itu dituangkan dalam kolom komentar. Anehnya mereka semua menilai dari bentuk fotonya bukan prestasi yang diraih. Tapi tidak sedikit dari mereka yang mengucapkan selamat atas kemenangan da nada juda dari beberapa guru.
#
Sesampainya Queensha di rumah, ia memberikan kejutan kepada Umi dan juga adiknya dengan membawa sebuah mendali, piagan dan juga ada bingkisan hadiahnya. Koichi dan Queensha hanya bisa membawa itu saja karena piala diserahkan ke sekolah. Lagian pialanya cuman satu. Ngak mungkin mereka bagi dua.
" Assalamuaalikum.." dengan lemasnya Queensha mengucapkan salam.
" Waalaikumsalam.. Ehh.. anak Umi udah pulang. Gimana?" tanya Umi yang penuh harap pada Queensha.
" Ya Umi bisa liat sendiri.." Queensha melebarkan tanganya pertanda ia tidak membawa apa-apa.
" Kakak..." teriak Ashana dari atas.
" Iya.."
" Kak hadiahnya apaan?"
" Hadiah apa?"
" Kakak menangkan?"
" Ngak. Siapa bilang?"
" Kak Koichi. Kakak mau kasih kejutankan buat Umi. Aku tahu kok," ujar Ashana yang merusakan kejutan Queensha.
" Kamu kalau tahu kakak mau kasih kejutan sama Umi. Ngapain dikasih tahu," ujar Queensha dengan kesal sambil mencubit pipi adiknya.
" Hehehehe.."
" Cengengesan lagi."
" Sorry.. " Iya. Ashana orang yang begitu ceplas-ceplos. Kalau mau rahasia ngak kebongkar, Ashana harus diwanti-wanti dulu.
" Allhamdulillah Mi. Queensha dapat juara satu." Ujar Queensha sambil mengeluarkan hadiah yang ia dapat dari tasnya.
" Queensha sama Kak Koichi Mi," tambah Ashana.
" Iya-iya deh."
" Selamat ya nak. Kamu pantas mendapatkan itu. Umi bangga sama kamu." Umi memeluk putrinya itu.
#
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESHAKEEL [COMPLETED]✅
Ciencia FicciónHari demi hari, bulan demi bulan, begitu pun tahun demi tahun. tak pernah lagi ia mendengar kabar tentang dia. Dia yang selalu ia tunggu. Entak kenapa cewek ini merasa bahwa orang yang selama 9 tahun tak pernah ia jumpai atau pun berkomunikasi, suat...