Lemparan yang terakhir yang dilakukan oleh Queensha membuatnya unggul dua poin dari Koichi. Queensha pun sangat senang karena kemenangan berpihak padanya. Setelah mencetak poin kemenangan tersebut, Queensha segera berlari menuju Arkan yang sama seperti Queensha, dia juga sangat senang.
" Kak.." Queensha memegang tangan Arkan, kemudian melompat dengan kegirangan.
" Selamat ya.."
" Iya, kak. Ini semua juga karena lo, yang yakinin gue kalau sebenarnya gue bisa. Thanks ya kak."
Berbeda dengan tim sebelah, raut wajah yang menampilkan rasa kekecewaan dan kemarahan dari tim supporternya, karena mendapatkan kekalahan.
" Lo gimana sih," ujar Aydin pada Koichi.
" Lo sih, ngapain pakai hukuman segala, kan jadi berabe urusannya," Koichi menggusar ramputnya karena frustasi.
" Ya, gue juga ngak tahu kalau dia lebih jago daripada LO."
Queensha dan Arkan berjalan menuju lapangan. Dengan wajah yang begitu gembira sambil melirik orang-orang yang meragukan kemampuannya.
" Oke jadi—"
" Tunggu.. Dari awal, lo udah banyak ngomong, capek donk. Sekarang biar giliran gue aja, ya," Queensha memotong perkataan Aydin.
" Kak, lo ada saran buat hukumannya?" Queensha berbisik pada Arkan.
" Hmm.. Ngak lo aja."
" Ngak papakan gue aja?"
" Iya ngak papa."
" Oke.. Kali ini poin gue unggul dari pada," Queensha menunjuk Koichi. " Idola kalian semua."
" Sesuai dengan perjanjian. Yang menang menghukum yang kalah."
" Gimana nih, nyesel gue milih dia tahu ngak..."
" Gue ngak papa sih asalkan duhukumnya sama kak Koichi.." begitu banyak bisikan yang terdengar.
" Jadi, kalian para supporternya Koichi, silahkan pergi. Gue mutusin ngak bakalan ngasih kalian hukuman. Gue cuman pengen Koichi aja," Queensha melemparkan senyuman sinis pada Queensha.
" Ngak bisa gitu donk," bantah Koichi.
" Ya bisalah Ko, Queensha kan pemenangnya," ujar Aydin yang sangat setuju dengan keputusan Queensha.
" Din.. Lo kok gini sih?" Koichi mengerutkan dahinya.
" Sorry.." semua orang pergi meninggalkan mereka bertiga dilapangan.
" Jadi apa hukuman buat gue."
" Ngak sabaran amat sih. Ngak mau remehin gue dulu. Kena karma kan lo."
" Ahh.. Lo banyak bacot.."
" Ya udah, iya-iya. lo harus anter jemput gue pergi sekolah. Oke."
" Hah? Ngak salah."
" Ya terserah kalau lo ngak mau,"Queensha berpangku tangan di depan Koichi.
" Ya elah.. Lo kayaknya pengen banget dekat sama gue ya. Kenapa lo suka?"
" Gue.. Hahaha.. Lo yang gila. Gue suka sama lo, amit-amit," Queensha memukul kepalanya.
" Ya kalau gitu, hukumannya lo ganti aja," Koichi memainkan alisnya.
" Ngak lah. Sebenarnya sih ngitung-ngitung hemat ongkos. Lagian apa susahnya sih," Queensha menatap Koichi untuk menyakinkannya.
" Owwhh.. Jadi ini masalah ongkos, gue kasih deh. Lo naik kendaraan umum aja," solusi dari Koichi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESHAKEEL [COMPLETED]✅
Fiksi IlmiahHari demi hari, bulan demi bulan, begitu pun tahun demi tahun. tak pernah lagi ia mendengar kabar tentang dia. Dia yang selalu ia tunggu. Entak kenapa cewek ini merasa bahwa orang yang selama 9 tahun tak pernah ia jumpai atau pun berkomunikasi, suat...