Setelah sampai didepan ruangan Jae Hwan, ia pun melangkah memasuki ruangan atasannya itu.
Lisa menutup pintu ruangan Jae Hwan dengan pelan lalu, manik matanya beralih pada seseorang lelaki yang sedang tertidur menyeder disofa.
Dengan langkah pelan, dan penuh hati-hati Lisa mendekati Jae Hwan dan duduk disampingnya.
Lisa tersenyum melihat seseorang disampingnya, tanpa pikir panjang kedua tangan mungil Lisa langsung menjatuhkan kepala Jae Hwan dan bersandar kepadanya.
Lisa mengusap pelan puncak kepala Jae Hwan, sembari berkata. "Meskipun hari ini sangat dingin tapi, jika berada disampingmu rasanya sebuah kehangatan selalu mengalir didiriku Park Jae Hwan."
Kini senyum manis itu pun pudar, saat ia mengingat perkataan Suzy tiga hari yang lalu, ditelfon. Kini Lisa memasang raut wajah yang susah diartikan.
"Apa kau tau Jae Hwan, saat pertama kalinya aku melihatmu, aku sangat kesal denganmu. Aku sangat tidak suka denganmu, namun takdir menyatukan kita dengan kecerobohan yang telah aku perbuat. Aku tidak pernah terbayang dulu, kalau aku akan jatuh cinta kepadamu. Akan menyerahkan seluruh hatiku untukmu, dan rela menunggumu sampai bertahun-tahun lamanya. Bahkan yang lebih tidak terduga lagi, sekarang kita sudah menjalin hubungan. Aku selalu merasa seperti wanita paling bodoh didunia jika mengingat kembali semua kenangan kita, tapi disisi lain aku sangat bersyukur sekarang aku sudah bisa memilikimu Park Jae Hwan, dan kini aku merasa sangat takut, pertama aku takut kehilanganmu dan kedua aku takut kau berpaling dariku karna perempuan lain dan yang terakhir aku takut kalau aku yang akan meninggalkan mu Park Jae Hwan."
Kalimat demi kalimat yang diucapkan Lisa terdengar mulus ditelinga Jae Hwan. Tentunya lelaki itu tidak tidur, awalnya ia hanya pura-pura tidur, namun ia sangat tidak menyangka kalau Lisa akan berbicara jujur seperti itu padanya.
Jae Hwan yang kini masih diposisi menyandar dengan Lisa, ia pun langsung membuka matanya dan langsung menjatuhkan Lisa, kekasihnya kedalam pelukannya yang hangat.
Awalnya Lisa sangat kaget saat Jae Hwan langsung memeluknya erat, ia benar-benar tidak tau kalau lelaki itu pura-pura tertidur, dan bodohnya lagi semua isi hatinya sudah diungkapkannya pada Jae Hwan.
Lisa tidak kembali memeluk Jae Hwan karna dirinya masih sangat kaget, ia pun mencoba melepaskan pelukan lelaki itu, namun dirinya langsung terdiam saat lelaki itu berkata.
"Bukankah kau tidak ingin aku meninggalkanmu?! Maka peluk aku Lisa, peluk aku dan jangan pernah lepaskan aku."
Lisa menutup mata sipitnya dengan pelan, lalu terdengar suara helaan nafasnya yang panjang. "Seharusnya kau tidak pura-pura tidur Jae Hwan?! Dan seharusnya aku tidak mengungkapkan nya kepadamu."
Lisa melepaskan pelukannya, lalu manik matanya menatap kedua bola mata Jae Hwan yang jaraknya hanya sejengkal dengannya.
"Percayalah padaku sayang, apapun yang terjadi aku tidak akan meninggalkan mu." Setelah mengucapkan kalimat itu, lelaki itu langsung memeluk Lisa dengan penuh kasih sayang. Tangan kekarnya tidak henti menghelus lembut rambut lurus Lisa.
---
Setelah jam makan siang tiba, Lisa dan Sina langsung makan siang disebuah restoran yang tersedia dikantor.
Keduanya makan dalam diam, disisi lain Lisa tak henti-henti memikirkan ucapan Jae Hwan pagi tadi. Ia takut apa yang dikatakan lelaki itu akan berubah sesuatu saat nanti. Meskipun kepercayaannya kepada lelaki itu tinggi Lisa masih ragu akan hal itu.
---
Kini jam sudah menunjukan pukul 05.55, langit malam pun perlahan menampakan dirinya, setelah selesai akan pekerjaannya Lisa langsung pulang, karna dirinya sudah sangat lelah.
Saat diperjalan menuju rumahnya, manik mata Lisa tiba-tiba tertuju pada seseorang yang sedang menunggu dihalte bus, tanpa fikir panjang gadis itu pun memberhentikan mobil merahnya tepat didepan halte tersebut.
Lisa membuka kaca mobil disebelah kirinya, hingga kedua mata mereka pun bertemu.
"Lisa??" Ungkap Rose dan dibalas senyuman oleh perempuan didalam mobil.
"Naiklah, aku akan mengantarmu pulang."
---
Selama perjalanan kedua wanita cantik itu hanya terdiam, hingga beberapa menit kemudian Rose membuka suara.
Rose melirik kearah Lisa sebentar, sembari berkata. "Apa kau tau, ayahku sudah menikah lagi? Dia menikah tanpa memberitahuku dan bahkan sekarang mereka sudah memiliki seorang anak laki-laki, yang bisa dibilang adik tiriku."
Lisa melirik wanita disamping nya itu sekilas. "Aku tau perasaan mu sekarang seperti apa, dan aku juga mengerti tapi, bagaimanapun kau tetap harus menerima kenyataannya Rose."
Lisa memberi jeda ucapannya, lalu melanjutkan nya. "Dulu saat aku kecil, ayahku menjadi korban jatuhnya pesawat, hingga namanya tercatat tewas. Pada saat itu aku masih kurang mengerti soal seperti itu, namun saat aku mulai remaja aku baru merasakan yang namanya kehilangan seorang ayah. Saat dimana para orang tua datang menjemput anaknya pulang sekolah, sedangkan aku? Hanya Jungkook Oppa lah yang selalu ada buatku dari aku kecil hingga aku dewasa, saat aku sd aku pindah kekorea bersama Jungkook Oppa dan eommaku tetap tinggal dan berkerja diamerika. Meskipun dari kecil aku tidak bersama kedua orang tuaku tapi, aku selalu bersyukur karna aku menyangi mereka, aku tidak pernah menyesal akan kenyataan yang tuhan berikan padaku."
Lisa tersenyum sekilas. "Jadi aku harap kau bisa mengambil hikmah dari ceritaku. Karna apapun yang sudah terjadi tidak akan kembali yang bisa kita lakukan yaitu hanya mengikhlaskan nya. Dan aku yakin kau bisa melewati semuanya."
---
Duh semoga gak ngebosanin yah, akhir-akhir ini Author gk bisa up karna tugas numpuk, bahkan gk sempat buka wattpad, maaf banget yah, semoga pembaca tersayang author tetap setia dan menunggu.
Aminnn 😊
See you next part semuanya ♥♥
KAMU SEDANG MEMBACA
She is my true Love (END)
Jugendliteratur[FOLOW SEBELUM MEMBACA!!] [Sudah tamat dan belum di Revisi] -SELAMAT MEMBACA- Menurut Lisa takdir itu tidak ada yang tau? Seperti kisah cintanya, yang awalnya hanya sebuah kecerobohan hingga menjadi sebuah cinta sejatinya, namun setiap kisah cinta p...