part 21

136 62 15
                                    

"Tidak semua yang kita pikirkan
akan terjadi."

-Lalisa-

Lisa terus menghubungi Jae Hwan tetapi, hasilnya nihil lelaki itu tetap tidak mengakat telfon darinya.

Lisa bedecak kesal, ia sudah menghubungi Jae Hwan berkali-kali.

"Ayolah angkat!" Ia menghelakan nafasnya menatap layar handphone nya, "Baiklah. Kau tidak usah ikut, gini ya kalau jadi seorang idol memang susah dihubungi. Buat orang kesal saja, kalau akhirnya gini jangan bilang mau ikut napa." Ucap Lisa kesal. Rasanya ia mau membanting handphone miliknya sekarang.

"Oke, aku akan telfon sekali lagi. Kalau masih ga diangkat, mampus aku juga tidak terlalu mengharapkan dia datang." Lisa kembali menelfon Jae Hwan, setelah beberapa menit kemudian terdengar seseorang mengangkat telfonnya.

Akhirnya!

"Kau dimana? Katanya mau ikut gabung sama kami. Kok gak sampai - sampai."

"Kau menungguku?"

Lisa mengeryit."Tidak, siapa yang menunggumu. Gak penting bangat."

Jae Hwan tersenyum, ia melihat Lisa yang berada didepan rumahnya. Ia seharusnya sudah dari tadi sampai tetapi, karna dia lupa rumah Lisa ia jadi mutar-mutar.

"Kau ada dimana?"

"Dirumahku lah, dimana lagi?"

"Masuklah jangan menungguku diluar, nanti kau masuk angin."

Lisa membulatkan matanya. Ia melihat kanan dan kirinya mencoba mencari Jae Hwan. 'Dimana dia? Kok dia bisa tau, aku diluar.' Batin Lisa.

"Siapa yang menuggumu, jelas - jelas aku lagi santai nonton tv bersama yang lain. Jangan kepedean."

Senyum Jae Hwan semakin melebar, ia pun menghampiri Lisa. "Masasih? masa nonton tv diluar?"

Lisa menoleh saat seseorang mulai mendekatinya. Ia melihat seorang lelaki bermasker hitam dan mengenakan topi menghampirinya.

"Kau sangat lama." Keluh gadis itu.

"Katanya sedang nonton tv. Ternyata, kau menungguku kan?" Senyum Jae Hwan melebar dibalik maskernya.

"Kan sudah kubilang, jangan kepedean jadi orang. Sudah ayo masuk yang lain sudah menunggu."
Jae Hwan mengangguk pelan dan mengekori Lisa memasuki rumahnya. Lalu Lisa memberhentikan langkahnya, menoleh kearah lelaki dibelakangnya. Ia menatap Jae Hwan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ada apa?"

Gadis itu mengangkat alisnya. "Kenapa kau tiba - tiba ingin bergabung? Dan kenapa kau tiba - tiba bisa dekat dengan sahabatku? Kau –" Kalimat Lisa langsung dipotong saat Jae Hwan mulai bebicara.

"Sudah, kau tidak perlu mikirin itu. Lagian aku hanya ingin berteman dengan teman - teman dekatmu. Tidak boleh?!"

Lisa menggeleng cepat. "Bukan begitu. Kau boleh berteman dengan siapapun. Maaf, telah berfikir negetif padamu." Ternyata, apa yang ada dipikiran Lisa tidak seutuhnya benar.

Mereka berduapun masuk kedalam rumah bercet biru itu dan menemukan teman - temannya yang sedang berada diruang tamu.

"Annyeong." Sapa Jennie yang sedang menoton tv.

Setelah beberapa menit mereka berenam pun memasang sebuah kaset horor, mematikan lampu agar lebih terasa horornya dan, menonton dengan serius.

Seperti biasa saat Lisa dan Soojung sedang menonton film horor mereka selalu berpelukan, kalau muncul hantu secara tiba - tiba.

She is my true Love (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang