part 32

137 54 42
                                    

***
"Aku akan tetap mencintaimu
walau sampai saat ini aku tak bisa memilikimu."

-Jeon Jungkook-

Jungkook duduk didepan Soojung. Suasana mereka menjadi canggung. Sebuah musik menenangkan jiwa mengisi kedai makan yang bersih dan nyaman itu.

Jungkook sempat berfikir, inikah yang dinamakan takdir. Takdir mempertemukan dirinya kepada seorang gadis yang sangat ia cintai.

Beberapa menit kemudian, handphonenya bergetar. Menunjukan sebuah pesan dari sang adik.

*Lalisa: Oppa, tidak usah berterimakasih padaku. Aku harap setelah kau bertemu dengan Soojung hubunganmu dengannya membaik. Semangat Oppa:)

Jungkook tersenyum lebar, saat membaca pesan dari saudaranya itu. Ia merasa bersyukur memiliki adik seperti Lisa.

Lalu Jungkook kembali menatap seorang gadis yang hanya terdiam menunduk. Tentu saja Jungkook tidak akan membuat saudaranya kecewa, ia akan menggunakan momen terpenting ini.

"Mianhae, Soojung - ah. Aku sangat merasa bersalah padamu." (Maafkan aku,)

Soojung mengangkat kepalanya. Ia menatap mata sipit Jungkook. "Tidak apa Oppa, disini Soojung juga bersalah. Soojung tidak seharusnya mengatakan yang waktu itu. Jujur saat itu Soojung hanya kecewa tapi, sekarang Soojung sadar kalau apa yang Soojung lakukan tidak sepenuhnya benar. Jadi Soojung yang seharusnya minta maaf. Mianhae Jungkook Oppa."

Jungkook memperlihat senyum manisnya. "Tidak apa Soojung, dan terimakasih kau sudah maafin aku."

Soojung kini ikut tersenyum menyapa lelaki didepanya, ia memangku kedua tanganya. Lalu berkata. "Jadi, apa Jungkook Oppa akan menikah dengan wanita yang bernama Moon Ga young itu?" Tanya Soojung.

Jungkook langsung membulatkan matanya, lalu mengangkat satu alisnya. "Tidak, Oppa tidak akan mau menikah dengannya sampai kapanpun."

Soojung mengeryit. "Kenapa?"

Jungkook menelan salifanya, lalu ia menatap manik mata Soojung. "Karna aku tidak mencintainya. Soojung sampai kapanpun aku akan tetap menunggu dirimu. Karna aku mencintaimu Jung Soojung."

Setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulut Jungkook, secara tiba-tiba jantung Soojung kini berdetak sangat cepat dari biasanya. Ia tidak mampu menjawab Jungkook.

Soojung pun mengukir senyum manisnya kepada lelaki didepanya.

---

Lisa melangkahkan kakinya pelan, mengelilingi mall yang cukup ramai.

Sepatu putihnya terus berjalan tanpa tujuan. Terkadang gadis itu tersenyum menyapa orang yang tidak dikenal sekalipun.

Tujuan Lisa disini bukan untuk jalan-jalan maupun belanja tapi, memperbaiki hubungan saudaranya dan sahabatnya. Ia sangat berharap keduanya bisa berbaikan.

Namun siapa yang mau melewati kesempatan, kapan lagi Lisa bisa belanja di mall? Jadi dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.

Mata Lisa tertuju kepada sebuah kedai makan yang cukup sederhana. Ia pun melangkahkan kakinya menuju kedai itu. Gadis itu duduk dibangku yang tersedia. Lalu seorang lelaki berseragam pelayan datang menghampirinya.

Lisa melihat menu tersebut, namun saat ia ingin memesan. Rasanya matanya mengenali pelayan tersebut. Lisa mengangkat topi pelayan itu tanpa ragu.

Betapa terkejutnya ia melihat sahabatnya yang mengenakan baju pelayan. "S-Sehun? Kau bekerja paruh waktu?"

Sehun mengangkat kepalanya, menatap seorang gadis yang ia sukai didepannya. "Iya. Setelah lulus aku harus kuliah dan kau tau kuliah itu biayanya tidaklah murah? Jadi aku memutuskan untuk berkerja paruh waktu untuk menghidupi diriku. Tapi,kau jangan kasihani aku. Aku tidak suka dikasini, dengar!"

Lisa memasang wajah lesu, ia memang tidak tega melihat sahabatnya itu. Sebenarnya Sehun adalah anak dari penguasa kaya tetapi, saat mamanya meninggal dan ayahnya menikah lagi kehidupannya berubah. Sehun selalu mendapat kiriman uang tiap bulan dari sang ayah tapi, terkadang dia tidak mau menerimanya. Bukan karna benci, namun ia tidak mau menyusahkan ayahnya, ditambah lagi ayahnya sudah memiliki keluarga sendiri.

Benar. Sehun memanglah anak yang terdidik, ia memiliki tatakrama yang kuat.

"Mian, aku jadi sedih melihat mu."
Ucap Lisa lesu.

Sehun tersenyum manis, betapa imutnya ekspresi gadis didepannya.
"Sudahlah, bukan sudahku bilang jangan kasihani aku. Jadi mau pesan apa?"

Lisa pun mengucapkan pesanannya. Setelah itu menatap sahabatnya itu yang pergi meninggalkanya. Membuatkan pesanan.

Selagi menunggu pesanannya, Lisa memainkan handphonenya. Setelah beberapa menit kemudian, hidangan yang ia pesan pun datang.

Gadis itu menikmati makanannya, karna sudah dari tadi perutnya minta diisi. Setelah selesai makan, mata Lisa tertuju pada Sehun. Ia memberi sebuah kode, kalau ia akan pergi. Lisa memperlihatkan senyumnya dan pergi meninggalkan kedai makan itu.

Ia berjalan dengan santai, menuju pintu keluar, namun tiba-tiba seseorang menabraknya sehingga ia terjatuh kelantai mall.

Brukk...

Lisa terjatuh, kini matanya tertuju pada seseorang yang menabraknya. Namun anehnya, orang itu berpakaian layaknya seorang pencuri. Ia berpakaian serba hitam, memakai masker dan juga topi yang menutupi wajahnya.

Namun ia terlihat familiar.

Lelaki berpakaian serba hitam itu menghadap kebelakang, ia melihat segerombolan orang yang mengejarnya, kini mulai mendekat. Tanpa pikir panjang lelaki bermasker hitam itu menarik pergelangan gadis yang dirinya tabrak, membawa Lisa lari bersamanya.

"Ya! Siapa kau? Lepaskan tanganku!!" Lisa terus memberontak, namun semuanya sia-sia lelaki itu jauh lebih kuat.

Kini pikiran aneh mulai muncul dikepalanya.

'Apa dia seorang pencuri? Atau seorang pembunuh?! Apa aku akan jadi korbannya juga? Tidak, aku masih mau hidup!!"

Lisa terus memberontak, melepaskan gengaman orang itu. Tapi, hasilnya nihil lelaki itu juga tidak melepaskannya.

Lelaki itu menariknya kesebuah toko yang sepi. Tidak tau mengapa toko itu sangat sepi tidak ada satu pengunjungpun yang datang. Mereka masuk ketoko tersebut dan bersembunyi dibawah meja.

Jarak mereka sangat lah dekat. Lisa melepaskan tangannya. Ia mencoba memberontak lagi tapi, kali ini lelaki itu menutup mulutnya menggunakan tangan kirinya.

Lisa menatap manik mata lelaki didepanya. 'J-Jae Hwan?' Lisa sangat mengenali mata lelaki itu. Ia tidak salah lagi itu adalah Park Jae Hwan.
Lalu dua menit kemudian, otaknya mencerna. Ia sekarang mengerti mengapa Jae Hwan dikejar, karna dia adalah seorang Idol terkenal.

'Berarti yang mengejar Jae Hwan adalah fansnya?' Batin Lisa.

Setelah sudah aman. Jae Hwan melepaskan tangannya yang tadi menutup mulut Lisa.

Kini manik mata mereka bertemu, ditambah lagi jarak yang sangat dekat. Lisa sudah merasakan jantungnya sudah mulai bermasalah. Jantungnya berdetak sangat kencang dari biasanya. Lisa selalu berdebar saat dekat dengan lelaki yang bernama Park Jae Hwan itu.

---

-Koment dan vote ya!!

"TERIMAKASIH"

She is my true Love (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang